-->

Analisis Sosiologi Komunikasi : Contoh Konflik Ganjar Pranowo dan Puan Maharani

Bagaimana analisis perspektif sosiologi komunikasi untuk melihat konflik Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Sukses mencapai budaya populer dalam media.
Analisis Sosiologi Komunikasi : Contoh Konflik Ganjar Pranowo dan Puan Maharani

Sosiologi Info - Kisruh antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani yang muncul ke publik. Hangat menjadi perbincangan di media massa dan media sosial. 

Lalu, bagaimana analisis perspektif sosiologi komunikasi untuk melihat konflik maupun kisruh yang tengah terjadi. Apakah ini cara dan tips mendulang popularitas suara Pilpres 2024 mendatang ?

Sosiologi Komunikasi. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masyarakat, mulai dari perilaku, tindakan, bahkan fakta sosialnya, serta bentuk interaksi, gejala dan fenomena masyarakat. Itulah yang menjadi pembahasan sosiologi. 

Komunikasi memiliki pengertian proses sosial yang berkaitan dengan penyampaian pesan oleh seseorang baik melalui sarat, simbol, maupun perilaku, antara dua orang atau lebih. 

Lalu bagaimana Sosiologi Komunikasi lahir ? Nah, berikut ini secara singkat saya tuliskan. Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi dari tradisi pemikiran Karl Marx. Ia masuk sebagai pendiri sosiologi beraliran Jerman. 

Sementara, Claude Henri Saint Simon, August Comte, dan Emile Durkheim ialah nama-nama para ahli sosiologi beraliran Prancis.

Gagasan awal tentang Marx tidak pernah lepas dari pemikiran Hegel. Dimana Hegel memiliki pengaruh kuat terhadap Marx, bahkan saat Karl Marx muda menjadi seorang idealisme (bukan materialisme). 

Justru dari pemikiran radikal Hegel tentang idealisme, adapun ketika Karl Marx tua menjadi seorang materialisme.

Itu semua merupakan pengalaman pribadi manusia dalam berproses dengan konteks sosial yang dialami oleh Karl Marx sendiri. 

Sekilas saja, sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur, bahwa kajian dan sumbangan pemikiran August Comte, Emile Durkheim, Talcott Parson, Robert K Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional. Bagi lahirnya teori-teori komunikasi beraliran struktur fungsional.  

Kemudian, sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas yaitu paradigma konflik bagi lahirnya teori kritis dalam kajian sosiologi komunikasi. 

Sosiologi sejak awal sudah menaruh perhatian pada masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara dua orang atau lebih, maupun antar seseorang dan oran lain. 

Misalnya, apa yang disebutkan oleh Comte dengan social dinamic, Durkheim perihal kesadaran kolektif, Marx tentang interaksi sosial, tindakan komunikatif dan teori komunikasi oleh Habermas. 

Semua itu merupakan awalan lahir perspektif sosiologi komunikasi. Gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri, baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun perspektif konflik. 

Nah itulah sekilas yang bisa kita pahami secara mendasar bagaimana sosiologi komunikasi itu lahir sejak awal munculnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial. Nantinya untuk pembahasan Sosiologi Komunikasi akan saya lanjutkan secara rinci.

Konflik/Kisruh Ganjar Pranowo dan Puan Maharani Dimulai. Sehari sebelum konflik atau kisruh antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, bahkan Ganjar sempat menyerahkan lukisan hasil karya titipan Djoko kepada Megawati.

Lukisan yang berukuran 150 x 150 cm itu memang sengaja dititipkan Djoko kepada Ganjar. Ia pun langsung berangkat menuju Jakarta untuk menyerahkan langsung lukisan tersebut kepada Ketua Umum PDI-P tersebut, pada Jumat, 21 Mei 2021. 

Besoknya, pada Sabtu, 22 Mei 2021, Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani menghadiri acara pengutan soliditas kader di Kantor DPD PDI-P Jawa Tengah. Nah pada acara inilah terbongkar Ganjar tidak mendapatkan undangan untuk hadir. 

Puan Maharani pun dalam video yang beredar saat menyampaikan pidatonya menyindir seorang pemimpin harusnya tampil di lapangan bukan di media sosial. 

Akibat pidatonya ini pun sontak membuat jagat maya, media sosial dan media massa riuh membahas sindiran terhadap sosok Ganjar Pranowo, yang memang tak mendapat undangan di acara tersebut. 

"Pemimpin itu ke depan adalah pemimpin yang ada di lapangan bukan di sosmed. Pemimpin yang memang dilihat teman-temannya, orang-orang yang mendukungnya. Ada di lapangan, bukan hanya di media," kata Puan, seperti dikutip dari CNN Indonesia. 

Nah, dari pidato yang diucapkan oleh Puan Maharani dengan cepat membuat media sosial ramai, membuat media massa ramai akan komentar sana-sini. 

Keriuhan ini menjadi populer, komunikasi massa yang dilakukan atas topik seakan Ganjar dan Puan sedang berebut pencalonan bursa presiden pada Pemilu Pilpres 2024 mendatang. 

Disinilah bagaimana budaya massa yang memberikan pengaruh atau hubungan komunikasi massa menjadi budaya populer. Perbincangan hangat mengenai dinamika konflik internal, konflik pencalonan Pilpres 2024 mencuat. 

Budaya massa mengambil peran penting, bagaimana kedepannya menjelang 2024 atau tiga tahun dari sekarang, ini akan menjadi pengingat, baik itu Ganjar yang dikucilkan dan mendapatkan empati atau simpati dari masyarakat. 

Maupun sosok Ketua DPR RI Puan Maharani yang bisa saja mendulang popularitas suara pada Pilpres 2024 nanti, jika ia mencalonkan diri. 

Atau bisa juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan hembusan suara gratis akibat pidato dan tidak di undangnya Ganjar ke acara partai PDI-P tersebut. Apalagi terlebih, Ganjar adalah kader PDI-P yang dekat dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati. 

Nah, itulah sekilas bagaimana dinamika ini mencuat dan menjadi budaya massa yang populer di perbincangan semua elemen masyarakat yang mendengar maupun membaca dan menyaksikan siaran media massa. 

Lalu bagaimana analisisnya ? Ini hanya sekilas saja, bagaimana budaya massa yang berhubungan atau dipengaruhi oleh komunikasi massa menjadikannya sebagai budaya populer. 

Analisis  Sosiologi Komunikasi. Pernah mendengar atau membaca perihal budaya massa. Apa yang kamu pahami tentang budaya massa tersebut ? 

Nah, komunikasi massa berproses pada level budaya massa sehingga sifat-sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat. Dimana proses komunikasi itu berlangsung. 

Dengan demikian, budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter yaitu : 

-Non tradisional yaitu dimana umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer. 

-Budaya massa bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak mengerucut di tingkat elite. Apabila ada elite yang terlibat dalam proses ini, maka itu bagian dari basis massa itu sendiri.

-Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa seperti umpamanya pada info sosial politik, maupun info hiburan. Dimana itu produk pemberitaan yang diperuntukkan kepada massa secara luas. 

Semua orang bisa melakukan komunikasi itu baik sebagai hiburan, lelucon, maupun panggung sesuai pada topiknya. 

-Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya massa. Secara tegas dikatakan bahwa bukan populer kalau bukan budaya massa. 

Adanya sentuhan-sentuhan yang menjadikan budaya massa itu menjadi budaya populer pada media massa yang memuatnya. 

Dengan demikian, itulah yang menjadi konsumsi bagi semua lapisan masyarakat baik di desa maupun kota. 

-Budaya massa yang diproduksi tentunya menggunakan biaya yang besar atau banyak. Oleh karena itu, dengan dana besar maka hasil maupun keuntungan sebuah kontinuitas budaya massa itu sendri. 

Disinilah juga menghasilkan adanya keuntungan bagi kapital yang memproduksi budaya massa tersebut. 

-Budaya massa diproduksi secara eksklusif memakai simbol kelas sosial. Ini menunjukkan kesan diperuntukan kepada masyarakat modern yang homogen, terbatas, dan tertutup. 

Namun, sebenarnya budaya massa yang eksklusif ini terbuka untuk siapa saja yang ingin menikmatinya. 

Lalu, bagaimana kita melihat fungsi dengan adanya komunikasi massa ? Seperti kita ketahui, komunikasi massa merupakan aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Menurut Robert K Merton mengatakan fungsi aktivitas sosial memliki dua aspek yaitu :

>Fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan.

>Fungsi tidak nyata (tersembunyi/latent function) adalah fungsi yang tidak diinginkan. 

Pada dasarnya setiap fungsi sosial masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Tidaknya hanya pada kedua fungsi sosial diatas. Setiap aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan (beiring function) fungsi sosial lain. Bahwa manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna. 

Begitu juga adanya fungsi komunikasi sosial media massa sebagai aktivitas sosial masyarakat. Komunikasi media massa juga mengalami adaptasi yang cepat. 

Misalnya dalam sebuah budaya massa yang dibangun, dengan pemberitaan antara Konflik Puan dan Ganjar pada saat ini. Dibahas diberbagai media massa dan media sosial, silih berganti orang memberikan komentar, mulai dari seorang pakar, ahli, pengamat, hingga masyarakat di kelas bawah. 

Bahkan elite politik pun ikut riuh mengambil peran dalam menyampaikan komunikasi massa yang dibangunnya. Itu semua sebagaimana fungsi adanya aktivitas sosial di media massa.

Dengan demikian, apa yang dilakukan Puan Maharani yang seolah di media massa dan media sosial sedang kisruh maupun konflik dengan Ganjar Pranowo yang ingin memperebutkan pencalonan bursa kursi Presiden pada Pilpres 2024. 

Inilah bisa jadin atau mungkin saja bagian dari strategi politik yang dulu juga pernah dilakukan saat pencalonan Presiden RI Joko Widodo pada 2014 lalu. 

Analisis singkat yang dilakukan dengan menggunakan sudut pandang maupun perspektif budaya massa atau komunikasi massa yang menjadikan kisruh atau konflik Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menjadi budaya populer di perbincangan hangat masyarakat Indonesia saat ini.

Mungkin dugaan sementara, ini sebagai cara untuk mendulang popularitas suara agar elektabilitas juga meninggat, sehingga masyarakat menjadi mengenal sosok-sosok yang akan menjadi bursa Pilpres 2024 mendatang. Mari kita nantikan dan saksikan perjalanan taktik menuju Pilpres. 

Sumber referensi :

Buku Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat penulis oleh Prof Dr H M Burhan Bungin

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210522182054-32-645727/puan-maharani-sindir-pemimpin-yang-cuma-ada-di-medsos

Sumber foto :

Halaman FB Ganjar Pranowo

Halaman FB Puan Maharani

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !