-->

Warga Tolak PPKM, Ini Pandangan Sosiologi Weber : Itu Contoh Tindakan Rasionalitas

Contoh fenomena sosial masyarakat sudut pandang sosiologi Weber tindakan rasionaltas.
Warga Bandung Tolak PPKM, Ini Pandangan Sosiologi Weber : Itu Contoh Tindakan Rasionalitas

Sosiologi Info - Ratusan warga Bandung menolak adanya PPKM Perpanjang. Warga meminta agar PPKM dihapuskan saja atau ditiadakan. 

Lantas, bagaimana pandangan perspektif sosiologi dalam melihat contoh fenomena sosial tersebut ? Nah berikut ini pemikiran Tokoh Sosiologi Max Weber Tindakan Rasionalitas, baca yuk.

Penolakan PPKM oleh Warga Bandung, Jawa Barat

Ratusan warga Bandung yang tergabung dalam berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, pedagang, ojek online, menggelar aksi menolak diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 21-25 Juli 2021 yang sedang berlangsung saat ini. 

Masa aksi yang berkumpul menyuarakan tuntutannya bertempat di Balai Kota Bandung, pada Rabu, 21 Juli 2021. Keluh kesah warga pun terluapkan dengan berbagai tulisan yang dibuat pada kertas karton putih. 

Adapun salah satu tulisannya yaitu :

Pelan Pelan Kita Mati

Si Miskin Teriak Lapar

Si Kaya Teriak Prokes

Warga banyak mengeluhkan dengan adanya PPKM ini membuat ekonomi keluarga terpuruk dan terganggu. Seorang masa aksi, Putra menyampaikan bahwa mengikuti aksi demonstrasi ini karena PPKM telah menyengsarakan.

Hal ini terjadi karena tidak bisa berjualan selama lebih dua pekan. Ia merupakan pedagang di pusat perbelanjaan elektronik. 

"Kami sangat dirugikan sebagai pedagang khususnya pedagang BEC. Kontrakan tetap harus dibayar, tidak ada keringanan, apakah ini solusinya? Ada aturan harusnya ada solusi istri," kata Putra, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu, 21 Juli 2021. 

Lanjutnya, menilai bahwa langkah pemerintah dan pihak kepolisian menutup jalan telah membuat roda perkonomian terputus. Dia bahkan menyebut akibatnya istri dan anaknya menderita kelaparan. 

"Istri dan anak kami harus makan sementara bapak digaji enak. Penutupan jalan tidak efektif bagi kami," sebutnya. 

Nah itulah sekilas penolakan dengan adanya PPKM yang diperpanjang. Masa aksi meminta agar PPKM ini dihapuskan saja atau ditiadakan, sehingga perekonomian dapat pulih kembali. 

Berdasarkan contoh fenomena sosial diatas, diberlakukannya PPKM ini adalah bertujuan untuk menekan angka penularan Covid-19.

Upaya-upaya yang terus dilakukan pemerintah seakan menunjukkan ketidakefektifan dalam menyelesaikan pandemi Covid-19 khususnya di Kota Bandung. 

Bahkan masa aksi meminta agar seluruh pejabat terkait untuk dilakukan pemeriksaan perihal adanya dugaan korupsi dana Covid-19. Warga yang menolak PPKM ini juga bertindak sesuai dengan rasionalitasnya. 

Tindakan warga Bandung ini mengingatkan kita pada pemikiran Tokoh Sosiologi Max Weber perihal Empat Tindakan Rasionalitas yang ada pada individu atau masyarakat. 

Apa saja keempat tindakan tersebut, dan tindakan manakah yang mencerminkan contoh dari fenomena diatas perihal Penolakan PPKM atau permintaan penghapusan PPKM. 

Empat Tindakan Rasionalitas Menurut Weber

Setiap individu masyarakat maupun kelompok sosial pastinya akan melakukan tindakan perilaku yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan.

Nah tindakan yang dilakukan tersebut itu berdasarkan atas pengalaman pemahaman terhadap hal-hal tindakan atau perilaku yang dianggap perlu untuk dilakukan.

Nah berdasarkan pemikiran Weber durkheim dan pareto individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu.

Disinilah Weber melihat tindakan sosial itu berkaitan dengan interaksi sosial. Sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial, jika individu tersebut tidak mempunyai tujuan dalam melakukan tindakan sosial tersebut.

Rasionalitas dipahami sebagai individu yang menjadi agen akan selalu berusaha untuk memaksimalkan kuantitas yang diterima dalam aktivitas produktif.

Dan hubungan pertukaran serta menganggap keteraturan sosial adalah resultan kompleks dari tindakan individu tersebut.

Dengan konsep rasionalitas inilah Weber membagi beberapa macam tindakan sosial. Ia menyebut semakin rasional tindakan tersebut maka semakin mudah untuk memahaminya.

Adapun pembagian dari keempat tindakan sosial tersebut yaitu :

Pertama, tindakan rasionalitas instrumental merupakan tindakan yang ditentukan oleh harapan-harapan yang memiliki tujuan untuk dicapai.

Dan menentukan nilai dari tujuan itu sendiri bila individu tersebut bertindak rasional maka tindakannya dapat dipahami.

Kedua rasionalitas yang berorientasi nilai merupakan tindakan yang didasari oleh kesadaran keyakinan mengenai nilai-nilai yang penting.

Misalnya seperti etika, estetika, agama dan nilai-nilai atau norma-norma lainnya yang mempengaruhi tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial bermasyarakatnya.

Tindakan ini masih rasional meski tidak secara rasional tindakan pertama sehingga tindakannya masih dapat dipahami.

Ketiga tindakan afektif merupakan tindakan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan dan perasaan individu yang melakukan tindakan. 

Tindakan ini dilakukan seseorang berdasarkan perasaan yang dimilikinya. Biasanya timbul secara spontan begitu mengalami sesuatu kejadian ataupun peristiwa yang dialami oleh seseorang tersebut. Tindakan ini sukar dipahami karena kurang rasional.

Keempat tindakan tradisional merupakan tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang telah mendarah daging.

Tindakan ini biasanya dilakukan atas dasar tradisi, adat istiadat, secara turun-temurun. Tindakan ini pun sukar dipahami karena kurang rasional bahkan tidak rasional.

Nah kita sudah membaca bagaimana keempat tindakan rasionalitas yang Weber paparkan dan bagaimana kita melihat fenomena sosial kemasyarakatan di masa Pandemi Covid-19. 

Tindakan Warga Terhadap Penolakan PPKM, Itu Rasionalitas Afektif

Ada ratusan warga Bandung yang menolak pelaksanaan PPKM ataupun meminta untuk menghapus PPKM yang ada di Kota Bandung khususnya.

Pelaksanaan PPKM sendiri sebagai upaya pemerintah dalam menekan angka penularan kasus Covid-19. Bagi pedagang, ojek online dan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. 

PPKM ini mematikan pendapatan mereka karena pembatasan penyekatan-penyekatan yang dilakukan disebut tidak efektif.

Misalnya seperti pedagang yang gerainya harus tutup, itu karena ada penyekatan jalan. Dengan penyekatan itu dimana masyarakat tidak ada mengakses ke arah pedagang.

Begitu juga dengan ojek online yang juga dibingungkan dengan rute-rute yang harus mereka cari sehingga susah gitu ya untuk lebih efisien dalam melakukan pekerjaannya sebagai ojek online.

Awalnya masyarakat ini mengikuti semua anjuran pemerintah dalam upaya mengatasi Pandemi Covid 19. Namun seiring berjalannya waktu dengan pelaksanaan PPKM yang terus diperpanjang. 

Dan juga kasus peningkatan Covid-19 terus terjadi di sinilah masyarakat kita sudah mulai bingung, jenuh dan kenapa sih ini terus dilakukan dan bagi pedagang kecil, bagi kelas masyarakat menengah ke bawah ini sangat mengurangi pendapatannya.

Sangat mengganggu kehidupannya karena kebutuhan secara finansial mereka tidak terpenuhi. Bagaimana harus membayar biaya anak sekolah, bagaimana harus memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari ataupun mereka yang rumahnya ngontrak. 

Nah ini menjadi beban bagi masyarakat yang tidak mampu untuk terus dalam pelaksanaan PPKM. Nah berdasarkan atas kejiwaan, dan perasaan mereka ini tentunya mempengaruhi apa yang Weber bilang sebagai tindakan rasionalitas.

Masyarakat akan mengambil tindakan secara rasional ketika misalnya masyarakat di Bandung menolak pelaksanaan PPKM dan menghapuskan pelaksanaan PPKM.

Tentunya masyarakat sudah berpikir secara rasional bahwasanya selama ini dengan adanya PPKM, terutamanya pedagang kecil menurun pendapatannya.

Kemudian ojek online juga menurun pendapatannya dan berbagai peristiwa peristiwa yang membuat jiwa dan perasaan seseorang ingin untuk melakukan tindakan.

Tindakan inilah yang disebut sebagai tindakan afektif. Kita sudah jelas kan tadi bahwasanya tindakan afektif adalah tindakan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan perasaan individu yang melakukan tindakan tersebut.

Tindakan afektif dilakukan seseorang berdasarkan perasaan yang dimilikinya biasanya timbul secara spontan memang dan ini pastinya ada sebab akibat gitu ya.

Di sini jelas Warga Bandung merasakan dampak yang begitu mengkhawatirkan mereka sampai kapan mereka akan bertahan dengan situasi PPKM itu.

Bagaimana ia harus berpikir untuk mendapatkan penghasilan setiap harinya, jika penyekatan atau pembatasan dilakukan itu malah mengurangi pendapatannya sehari-hari. 

Tindakan rasionalitas afektif ini juga dilakukan atas kesadaran bersama atas kesadaran kolektif pedagang, ojek online yang merasa dirugikan dengan pelaksanaan PPKM tersebut.

Khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang ia memang tergantung kepada pendapatan harian gitu. 

Ya beda dong dengan pegawai kantoran gitu ya yang sudah mendapatkan gaji bulanan yang jelas. Walaupun adanya pelaksanaan PPKM, ya tetap melakukan pekerjaan di rumah.

Dengan kesadaran kolektif yang dimiliki contoh warga di Bandung yang menolak PPKM ini adalah bagian dari luapan kekecewaan, luapan ketidakjelasan nasib mereka.

Jika memang terus PPKM ini dilaksanakan bagaimana warga harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya bagaimana ia harus memenuhi kebutuhan finansial keluarganya.

Wajar saja masyarakat melakukan tindakan yang sudah rasional menurut mereka, karena adanya dampak dan kekhawatiran bagaimana bisa bertahan hidup di masa Pandemi Covid-19. 

Nah itulah contoh tindakan rasionalitas Weber yaitu tindakan afektif yang bisa kita lihat pada saat fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi sekarang di masa Pandemi Covid-19.

Sumber Referensi :

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210721134024-20-670304/demo-tolak-ppkm-bergemuruh-di-bandung-pelan-pelan-kita-mati

Max Weber oleh M Chairul Basrun Umanailo/Max Weber Pdf

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !