-->

Mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial Saat Wabah Covid-19 di Indonesia

Apa yang membuat Disintegrasi Sosial terjadi dalam masyarakat ? Faktor penyebabnya dan Pencegahannya.
Mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial Saat Wabah Covid-19 di Indonesia
Sosiologi Info - Apa yang membuat Disintegrasi Sosial terjadi dalam masyarakat ? Apalagi seperti saat sekarang, ketika wabah virus corona (Covid-19) menjadi ancaman sosial yang membuat psikologis masyarakat terganggu, serta berbagai penolakan terhadap pasien yang positif corona.

Adanya penolakan warga kepada perawat, bahkan sampai diusir dari kontrakannya, serta berbagai dampak sosial yang muncul dalam masyarakat. Hal inilah yang membuat Disintegrasi itu terjadi dengan cepat, lalu bagaimana cara kita mengatasi dan menyikapi hal tersebut, nah berikut ini ulasannya.

Pengertian Disintegrasi. Apa itu disintegrasi ? Dilansir dari Wikipedia, disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan. (Sumber :Klik)

Disintegrasi sosial adalah sebuah kejadian yang memicu timbulnya perpecahan di dalam sebuah tatanan masyarakat sosial. (Sumber : Klik)

Disintegrasi sosial merupakan ketidakadanya fungsi dan norma yang berjalan. Kondisi tersebut bisa dikarenakan adanya masyarakat yang kurang merasa puas dengan kondisinya, sehingga ia ingin melakukan perubahan-perubahan secara fundamental. (Sumber : Klik)

Dari beberapa pengertian diatas, bisa kita sampaikan bahwa Disintegrasi Sosial adalah kondisi sosial masyarakat yang tidak lagi kondusif, karena tidak adanya solidaritas sosial, kesadaran kolektif, dan konsensus terhadap nilai dan norma dalam masyarakat sudah tidak berjalan lagi.

Apa sih itu solidaritas sosial, kesadaran kolektif, dan konsensus dalam masyarakat, penjelasannya lebih lanjut, terus baca ya guys !

Faktor penyebab terjadinya Disintegrasi Sosial dalam masyarakat. Ada beberapa faktor atau gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi, yaitu sebagai berikut :

Pertama, terkadang kita tidak memiliki pandangan atau persepsi yang sama, antar anggota masyarakat, baik secara individu dengan individu, maupun antar kelompok, atau antar lembaga-lembaga yang ada.

Tidak adanya kesamaan pandangan dan persepsi yang baik, membuat patokan atau pedoman yang berlaku dalam masyarakat tidak diterapkan lagi dengan baik.

Kedua, tindakan dan perilaku masyarakat yang sudah cenderung melawan atau melanggar kesepakatan bersama terhadap nilai dan norma yang sudah ada.

Ketiga, nilai dan norma yang sudah menjadi kesepakatan bersama, tidak lagi berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan bersama nilai dan norma itu dibuat.

Keempat, pertentangan yang dilakukan masyarakat terhadap nilai dan norma yang sudah disepakati tadi, karena adanya ketidakpastian, tidak adanya komitmen, dan konsistensi bersama untuk menjalankan nilai dan norma tersebut, menjadi pemicunya.

Kelima, adanya proses yang membuat masyarakat renggang atau rentan terhadap konflik, seperti adanya pertentangan antar masyarakat, baik secara individu, kelompok, dan lembaga terkait. 

Dan masih banyak lagi mungkin faktor dari disintegrasi yang ada dalam masyarakat, yang juga menyangkut berbagai aspek, sosila, budaya, ekonomi, dan politik yang ada disana.

Cara mengatasi Disintegrasi Sosial dalam masyarakat secara umum. Disintegrasi yang terjadi memang akibat adanya faktor yang mendorong terjadinya konflik, atau ketidakkondusifan lagi di lingkungan masyarakat.

Lalu bagaimana upaya cara kita untuk mengatasi agar tidak terjadi disintegrasi tersebut. Nah berikut beberapa caranya : 

Pertama, penting adanya komitmen, konsistensi, dan kesepakatan bersama dalam menjalankan nilai dan norma yang ada. Menjalankan persatuan dan kesatuan bersama demi tujuan bersama yang lebih baik lagi.

Kedua, masyarakat, baik individu, kelompok, dan berbagai lembaga terkait, saling menciptakan rasa aman, rasa percaya, rasa empati dan simpati antar sesama warga, serta adanya kesadaran bersama untuk membangun kesepakatan bersama atau konsensus.

Ketiga, lembaga yang ada, saling bahu membahu bersama masyarakat membangun dan memberika energi positif terhadap nilai dan norma yang ada. Jangan sampai nilai dan norma yang dibuat berjalan melawan arah, tidak adanya kesepahaman bersama. 

Keempat, adanya keputusan atau kebijakan maupun regulasi yang jelas, tegas, dan konkret, serta tepat dalam pelaksanaannya di masyarakat. Jangan sampai kebijakan yang dibuat tidak tepat, masyarakat yang akan menjadi tumbal atau mendapatkan dampak yang tidak baik. 

Itulah pentingnya menerbitkan kebijakan berdasarkan atas, aspek sosial budaya, aspek lingkungan masyarakat, aspek kehidupan bermasyarakat yang ada, serta memberikan keadilan bagi semua pihak, baik secara individu, kelompok, dan antar wilayah sekalipun.

Keenam, dan terkahir, wujud seorang pemimpin yang memang menjadi roh, atau menjadi panutan bagi seluruh masyarakat, sehingga pentingnya kebersamaan, melakukan pembinaan, untuk mewujudkan integrasi nasional, persatuan yang efektif antar individu, antar kelompok.  

Nah, itulah kurang dan lebih ada enam cara yang bisa kita lakukan sebagai upaya mencegah terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat, mungkin masih ada cara-cara yang dapat dimaksimalkan.
Wabah Corona Covid-19. Virus corona (Covid-19) memang sekarang sudah menjadi Pandemi Global. Dilansir dari halaman resmi Pemerintah Indonesia untuk Covid-19, bahwa jumlah negara yang sudah terpapar wabah ini, yaitu ada 212 negara/kawasan, ada 1.256.780 kasus terkonfirmasi, dan ada 79.385 kematian.

Sementara, untuk di Indonesia sendiri per 9 April 2020, ada 3.293 kasus positif, ada 252 sembuh, dan ada 280 meninggal. (Sumber : Klik)

Pandemi ini sudah menjadi ancaman yang dapat menggangu stabilitas sosial masyarakat, karena kepastian kapan berakhirnya virus ini pun tidak pasti. Apalagi vaksin untuk mengobati pasien yang positif juga belum ada.

Ditambah lagi pemutusan mata rantai terhadap penularan virus Covid-19 juga masih menjadi tanda tanya, bagaimana keseriusan pemerintah dalam memberikan jaminan, serta kepercayaan terhadap kapan berakhirnya virus ini pun belum pasti.

Kita hanya bisa mematuhi himbaun dan aturan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah, baik pusat, daerah, kota, dan kabupaten, bahkan sampai ke desa-desa penerapannya sudah berlangsung.

Memang, kita patut memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang sudah berjuang dalam memberikan pelayanan, tenaga, serta para tim medis yang sudah berjuang digarda terdepan untuk melawan virus Covid-19.
Mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial Saat Wabah Covid-19 di Indonesia
Masyarakat juga telah melaksanakan himbauan dengan stay at home, work from home, pelaksanaan physcial distance, social distance, serta melibutkan sekolah, kampus, menghimbau untuk sementara waktu tidak melaksanaan peribadahan di tempat ibadah, dilarang nongkrong di cafe, dan berbagai upaya larangan dan himbauan tersebut.

Beberapa hari ini, kita mendapatkan berita yang tidak menyenangkan, teruntuk korban yang meninggal karena positif Covid-19 di beberapa daerah mengalami penolakan, jenazah yang hendak dimakamkan oleh sebagian warga ditolak.

Ada yang Mobil Ambulance nya disuruh putar balik, ada yang menghalangi jalan dengan kayu, serta berbagai upaya warga yang tidak bisa menerima pemakaman jenazah itu dilakukan didaerahnya.

Nah, dari fenomena diatas, wabah Covid-19 secara tidak sadar membuat masyarakat terancam dan mengalami sedikit psikologisnya, karena adanya ketakutan tertular oleh virus ini.

Lantas, bagaimana kita bersikap sebagai masyarakat, yang memang pada saat ini masih dibayang-bayangi oleh ketidakpastian kapan akan berakhirnya wabah pandemi Covid-19 di Indonesia. 

Perilaku dan tindakan masyarakat yang pada saat ini memang akan memberikan pengaruh terhadap berbagai upaya dalam memerangi virus ini, akankah kita menjadi pemenang, atau bahkan virus ini akan menular lebih banyak lagi. 

Semoga saja tim medis, seluruh tim relawan, dan pemerintah sigap dalam mengantisipasi serta sigap dalam pencegahan berbagai hal yang akan terjadi didalam masyarakat, hingga beberapa hari kedepan ini.

Terutama dalam memberikan rasa aman, rasa percaya, dan yakin terhadap upaya pemerintah dalam menyelesaikan wabah ini. 

Dengan adanya komitmen, konsistensi, dan konsensus dalam masyarakat sebagai kesadaran kolektif, menjunjung tinggi solidaritas sosial, dengan tujuan agar kasus-kasus terhadap penolakan pemakaman jenazah kasus Covid-19 tidak terulang lagi. 

Nah, berikut dibawah ini akan saya coba ulas secara singkat berbagai upaya yang bisa dilakukan, yaitu perihal solidaritas sosial, kesadaran kolektif, dan konsensus bersama yang menjadi pedoman kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Gotong Royong dan nilai-nilai Pancasila.
Mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial Saat Wabah Covid-19 di Indonesia
Mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial dalam Masyarakat saat Wabah Covid-19. Kita yang katanya, masyarakat berjiwa sosial tinggi, serta nilai dan norma yang kuat dalam menjalankan Gotong Royong, seakan-akan kita melupakan nilai dan norma yang sudah mendarah daging tersebut.

Memang, masih ada sebagian orang yang masih melaksanakan nilai-nilai dan norma yang menjadi darah daging bangsa ini, sejak dulu sampai sekarang. Sikap peduli, rasa empati, dan simpati yang tinggi membuat kita bersatu dalam bingkai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Dalam kasus wabah Covid-19 di Indonesia, seakan-akan nilai-nilai kemanusiaan sebagian orang hilang, bahkan norma-norma yang ada pada saat sekarang tidak diindahkan lagi. 

Wabah corona atau covid-19 memang sudah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, khususnya di Indonesia.

Adanya penolakan terhadap jenazah pesien kasus Covid-19 di beberapa daerah seharusnya menjadi catatan dan pelajaran bersama untuk kita. Bagaimana bisa kita melupakan nilai dan norma yang menjadi kekuatan kita selama ini, sirna ketika kurangnya kita dalam memberikan pertolongan, empati, simpati, serta sikap saling membantu, tidak lagi menjadi prioritas.

Jangan sampai konflik, perpecahan, dan tidak kondusifnya lagi Indonesia akan menjadi bomerang waktu, alih-alih untuk memutus mata rantai akan pandemi Covid-19 berakhir, malah menambah kekacauan dalam masyarakat.

Langkah-langkah pencegahan yang juga semestinya kita lakukan dalam upaya memberikan kepercayaan dan meyakinkan warga tentang komitmen pemerintah pusat, pemerintah daerah, kota, atau kabupaten, memang menjadi penting saat ini.

Virus ini seakan menjadi ancaman serius bagi masyarakat, baik secara tekanan psikologis, dan ancaman nyawa, serta ancaman ekonomi yang berdampak sangat luas. 

Lalu bagaimana kita sebagai masyarakat menyikapi wabah Covid-19 ini agar tidak terjadinya disintegrasi sosial yang akan merugikan kita sendiri. Nah berikut saya ulas dengan singkat dan padat.
Mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial Saat Wabah Covid-19 di Indonesia
Pentingnya Solidaritas Sosial. Apa itu solidaritas sosial ? Dilansir dari Kajianpustaka.com, Solidaritas sosial adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan. (Sumber : Klik)

Menurut Durkheim, solidaritas itu ada dua, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik (Maliki, Rekontruksi Teori Sosial Modern, 2012).  

Solidaritas mekanik adalah kesadaran individu dalam menjalankan kehidupan sosial atas dasar kesamaan identitas dikalangan anggotanya (dalam masyarakat tradisional).

Sedangkan, solidaritas organik adalah kesadaran yang dikembangkan atas dasar kohesi sosial melalui model solidaritas yang berbeda dengan masyarakat tradisional. (Lengkapnya baca disini : Klik )

*Kohesi sosial terdiri dari kekuatan yang berlaku pada anggota suatu masyarakat atau kelompok untuk tinggal di dalamnya, dan dengan aktif berperan untuk kelompok dalam kelompok kompak, anggota ingin menjadi bagian dari kelompok.

Mereka biasanya suka satu sama lain dan hidup rukun, serta bersatu dan setia di dalam mengejar tujuan kelompok. Kohesi sosial merupakan awal dan konsekuensi penting dari aksi kolektif sukses. Kohesi sosial menengahi formasi kelompok, produktivitas dan pemeliharaan. (Sumber : Klik)

Pentingnya solidaritas sosial dalam masyarakat, dapat memberikan rasa aman, rasa kekeluargaan, rasa kesetiakawanan, saling percaya, untuk dapat mencapai tujuan bersama.

Tujuan bersama yang sama-sama kita harapkan dalam menyelesaikan wabah virus Covid-19 yang memang mesti bekerjasama dan kerjabersama untuk dapat memutus mata rantai.

Tidak kalah pentingnya, dalam kasus penolakan jenazah, mentaati himbauan dari Kepolisian, dan berbagai lembaga/pranata sosial, seperti Himbaun dari MUI untuk tidak adalagi penolakan terhadap pasien kasus Covid-19 pada saat dimakamkan.

Secara adat, budaya, dan etnis, kita sebagai masyarakat sudah memberikan kesamaanpahaman atau satu sudut pandang yang sama, dengan demikian, penolakan pemakaman jenazah kasus Covid-19 sudah semestinya tidak terjadi lagi.

Mari sama-sama sebagai masyarakat Indonesia kita tingkatkan lagi solidaritas sosial yang ada dalam kerjasama dan bekerjasama untuk satu tujuan dapat memutus dan menyelesaikan wabah Covid-19 di Indonesia.

Pentingnya Kesadaran Kolektif. Apa itu kesadaran kolektif ? Kesadaran kolektif adalah suatu konsensus (kesepakatan) masyarakat yang mengatur hubungan sosial di antara anggota masyarakat yang bersangkutan.

Kesadaran kolektif tersebut bisa berwujud aturan-aturan moral, aturan-aturan agama, aturan-aturan tentang baik dan buruk, luhur dan mulia, dan sebagainya.

Mengutip pandangan Anthony Giddens (1972), Ritzer menyatakan bahwa kesadaran kolektif dalam dua ideal type masyarakat tersebut dapat dibedakan ke dalam empat dimensi, yaitu volume, intensitas, rigiditas, dan content (Maliki, Rekontruksi Teori Sosial Modern, 2012).

Volume mengacu kepada jumlah orang yang berada dalam lingkup jangkauan kesadaran kolektif. Intensitas memperlihatkan seberapa dalam individu merasakan kesadaran kolektif.

Rigiditas menunjukkan seberapa jelas kesadaran koletif itu didefinisikan, dan  Content mencakup bentuk kesadaran kolektif pada dua ideal type masyarakat tersebut. (Lengkapnya baca disini : Klik)

Adanya kesadaran kolektif masyarakat dalam ikut mendukung percepatan pemutusan mata rantai wabah Covid-19, dan respon-respon negatif, serta stigma yang tidak baik ditunjukan kepada pasien kasus Covid-19, dan perawat yang merawat juga menjadi sasaran masyarakat, sudah semestinya dikesampingan.

Emosional dan egoisme kita sebagai masyarakat, mestinya tidak bersikap demikian. Inilah pentingnya bagaimana kesadaran kolektif, dan kesepatan bersama atau konsensus untuk mendukung segala upaya yang dilakukan. Bukan malah kita memberikan stigma negatif
Pentingnya Konsensus Bersama.  Pranata sosial, cepat merespon kegaduhan masyarakat terhadap pasien yang Covid-19 serta penolakan kepada perawat yang mengontrak disekitar warga, lembaga agama, lembaga hukum, dan lembaga swadaya masyarakat, maupun lembaga sosial lainnya, harus bergerak cepat dalam memberikan arahan dan pendampingan kepada masyarakat.
Memberikan rasa aman, rasa percaya, rasa yakin, terhadap tujuan bersama kita dapat memerangi wabah Covid-19 di Indonesia sekarang ini.

Memberikan cara-cara efektif dalam pencegahan penyebaran virus, dan memberikan pendampingan terhadap penguatan psikologis masyarakat, terutama kepada orang-orang yang sudah berumur, jangan sampai karena beban pikiran malah membuat stres, sakit, bahkan akibat vatal lainnya.

Seperti MUI misalnya sudah merespon dengan memberikan himbaun kepada warga untuk tidak lagi menolak jenazah pasien yang Covid-19, serta berbagai lembaga seperti Kepolisian, TNI, juga sudah merespon ini dengan ikut memberikan pendampingan agar proses pemakaman tidak terganggu lagi.

Coba deh itu terjadi sama diri kita, sama keluarga kita, apa gak sedih, sakit hati kita melihat kejadian ini, padahal kita ini hidup sudah lama dengan budaya, adat, dan sikap gotong royong yang sudah kental dari dulu.

Yang seharusnya sesama individu, kelompok masyarakat, saling membahu memberikan uluran tangan, sikap simpat, sikap empati, dan sikap peduli yang hanya kita bisa berikan dengan memberikan dukungan sosial kepada korban dan keluarga yang hari ini berduka.

Oleh karena itu, mari sama-sama kita sebagai masyarakat berupaya meningkatkan lagi solidaritas sosial, membangkitkan kembali kesadaran kolektfi kita sebagai masyarakat, dan kesepakatan bersama (konsensus) dalam mencapai tujuan bersama.

Mendukung pemutusan mata rantai virus, mendukung para tim medis, perawat, tim relawan, dan pemerintah dalam bekerja untuk melindungi warga negaranya dari ancaman virus Covid-19.

Tidak ada lagi penolakan, pengucilan, memberikan stigma negatif kepada mereka yang berjuang, ataupun kepada keluarga pasien Covid-19.

Mari sama-sama kita mencegah terjadinya Disintegrasi Sosial yang akan berdampak kepada kita sendiri sebagai masyarakat. Jangan lagi ada berita-berita negatif yang hanya akan membuat kita terpecah belah, membuat kita konflik, membuat kita tidak ada rasa kepedulian lagi.

Mari sama-sama kita optimis dan yakin serta bertindak dan berprilaku sesuai dengan rasionalitas kita agar pencegahan penularan dapat teratas, dan kita bisa kembali beraktivitas.

Bisa bekerja, sekolah, kuliah, dan melaksanakan kumpul keluarga, kumpul kompleks perumahan, supaya harmonis dan erat kembali hubungan sosial kita sebagai masyarakat.

Sumber Bacaan :
https://makassar.kompas.com/read/2020/03/29/06260071/ini-cerita-dukungan-warga-untuk-tenaga-medis-di-indonesia-kirim-kopi-hingga?page=all

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52133104

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/02/13073371/mui-jangan-lagi-ada-penolakan-pemakaman-jenazah-pasien-covid-19

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !