-->

Pengertian Sosiologi Pariwisata, Ciri-Ciri dan Wilayah Kajiannya

Pengertian sosiologi pariwisata, ciri-ciri, dan wilayah kajian. Menurut Cohen (1984), mengelompokannya menjadi empat wilayah kajian sosiologi pariwisata. Yuk baca sampai selesai.
Pengertian Sosiologi Pariwisata, Ciri-Ciri dan Wilayah Kajiannya

Sosiologi Info - Pengertian sosiologi pariwisata, ciri-ciri, dan wilayah kajian. Menurut Cohen (1984), mengelompokannya menjadi empat wilayah kajian sosiologi pariwisata. Yuk baca sampai selesai.


Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh dunia. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan dunia pariwisata saat sekarang. 

Pasca atau sesauh pandemi global ini berlangsung, tentunya akan memberikan pengaruh kepada kebijakan dan keputusan dalam upaya meningkatkan kembali ruh pariwisata, terkhususnya di Indonesia.

Dengan adanya Pandemi Global, membuat sektor pariwisata hari ini mengalami kerugian yang sangat besar, hotel-hotel tutup, tempat rekreasi ditutup, objek wisata pantai ditutup, seluruh tempat wisata lumpuh total.

Nah, hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama dalam menyikapi bagaimana kedepannya perkembangan pariwisata terkhsususnya di Indonesia. 

Oleh karena itu, teruntuk mahasiswa sosiologi Indonesia, yang selepas pandemi ingin melakukan penelitian tentang Sosiologi Pariwisata, bisa membaca artikel singkat ini, yaitu perihal pengertian sosiologi pariwisata, ciri-ciri sosiologi pariwisata, dan wilayah kajian sosiologi pariwisata. 

Aspek Sosial Budaya.
Perkembangan ilmu sosiologi semakin diminat banyak orang, karena ilmu yang dipelajari dalam sosiologi berhadapan langsung dengan masyarakat.

Baik itu perilaku, tindakan, struktur, sistem sosial dan norma, serta lembaga-lembaga sosial masyarakat yang bisa menjadi tujuan kajian sosial. 

Nah, salah satu ilmu sosiologi yang mungkin sedikit asing kita dengar yaitu Sosiologi Pariwisata. Memang, dalam perkembangan pembangunan pariwisata kita selalu fokus pada aspek ekonomi saja.

Terkadang kita mengesampingkan aspek sosial sebagai bahan pertimbangan kajian startegis untuk melakukan pembangunan pariwisata. Misalnya dalam pendekatan sosiologis, aspek-aspek pembangunan pariwisata juga semestinya melipatkan ilmu sosiologis.

Beberapa pembangunan pariwisata yang dilakukan kerap kali membawa dalil-dalil dari luar, ini membuat aspek pembangunan pariwisata yang dilaksanakan tidak memperhatikan masyarakat yang berdekatan dengan pembangunan pariwisata tersebut.

Itulah yang membuat masyarakat setempat harus mengikuti aturan main dari pembangunan pariwisata didaerahnya, yang mana tidak mengaitkannya dengan aspek sosial budaya dari lingkungan masyarakat tempatan.

Pengambilan keputusan yang dilakukan pada saat memulai pembangunan pariwisata yang tidak mengedapankan aspek sosial budaya masyarakat setempat.

Acap kali menjadi bumerang bagi masyarakat tempatan, yang mana hal itu menpengaruhi hidup dan masa depan mereka sebagai warga asli disana.

Nah, sekilas bagaimana pentingnya pembangunan pariwisata yang dilakukan juga harus memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat asli disana.

Dengan demikian, pembangunan dapat memberikan hajat hidup yang baik kepada masyarakat asli didaerah tersebut.



Pengertian Sosiologi Pariwisata. Masyarakat dan pariwisata tidak dapat dipisahkan, mereka berdua saling berdekatan dan menjadi ruh bagi perkembangan pariwisata yang pesat.

Oleh karena itu, individu, manusia, masyarakat, dan pariwisata bisa dijadikan sebagai kajian objek dari sosiologi. 

Perkembangan kajian sosiologi inilah yang membuat munculnya Sosiologi Pariwisata sebagai cabang ilmu dari sosiologi itu sendiri.

Secara singkat, sosiologi pariwisata adalah cabang dari sosiologi yang mengkaji masalah-masalah kepariwisataan dalam berbagai aspeknya. 

Sosiologi pariwisata merupakan kajian tentang kepariwisataan dengan menggunakan perspektif sosiologi, yaitu penerapan prinsip, konsep hukum, paradigma dan metode sosiologis di dalam kajian masyarakat dan fenomena pariwisata.

Untuk selanjutnya berusahaan mengembangkan abstraksi-abstraksi yang mengarah kepada pengembangan teori.

Menurut Cohen, Sosiologi Pariwisata adalah cabang keahlian yang : Concerned with the study of touristic motivation, roles, relationships, and institutions and their impact on tourists and the societies who receive them.

Dalam kaitan dengan kajian sosiologis terhadap pariwisata, ada dua pertanyaan pokok yang penting untuk direnungkan, yaitu :
1. Aspek-aspek apa saja dari pariwisata yang dapat dikaji secara sosiologis atau menggunakan kacamata sosiologi ?
2. Perspektif sosiologi mana yang paling cocok digunakan untuk mengkaji aspek pariwisata  ?

Dari waktu ke waktu, aspek sosiologis dalam pembangunan pariwisata semakin mendapatkan perhatian, karena semakin meningkatnya kesadaran bahwa pembangunan pariwisata.

Tanpa pertimbangan yang matang dari aspek sosial budaya,justru akan bisa membawa malapetaka bagi masyarakat, khususnya di daerah pariwisata. 

Karena sebagaimana kita ketahui bahwa pariwisata mempunyai daya dobrak yang tinggi untuk merusak kebudayaan masyarakat penerima wisatawan.

Dalam perkembangan sejarahnya, sosiologi pariwisata, dekade 1980, mengalami kemajuan yang pesat dalam studi Sosiologi Pariwisata, dengan aplikasi berbagai perspektif sosiologis.

Baik yang bersifat emperis maupun teoritis. Cara pandang ahli sosiologi terhadap pariwisata juga sangat bervariasi.

Ada yang memandang pariwisata sebagai salah satu bentuk pelarian atau penolakan terhadap modernitas (Krippendorf, 1986, Rojek, 1993), sebagai bentuk ziarah modern (Dann, 1989), sebagai pengembangan neo-kolonialisme dan neo-impersialisme, sebagai ego-enhancement, dan lainnya (Nash, 1989).

Ciri-Ciri Sosiologi Pariwisata. Secara sosiologis, John Urry (1990), meyebutkan bahwa pariwisata mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut :

1. Pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang.

2. Hubungan pariwisata terjadi karena adanya pergerakan manusia.

3. Dilihat dari sisi wisatawan, pariwisata adalah aktivitas yang dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak normal

4. Tempat dan atraksi yang dinikmati oleh wisatawan (the tourist gaze) adalah tempat dan atau peristiwa yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan atau penghidupan wisatawan.

5. Pariwisata menjadi wahana sosialisasi baru, karena ada banyaknya penduduk masyarakat modern yang terlibat dalam pariwisata, seperti halnya pergerakan wisatawan secara masal.

6. Destinasi wisata yang dikunjungi acapkali dipilih berdasarkan khalayan atau fantasi, atau karena citra (image) destinasi yang bersangkutan.

7. Perjalanan pariwisata adalah sesuatu yang bersifat tidak biasa (out of the ordinary).

8. Peranan simbol dan penanda sangat besar di dalam keberhasilan sebuah destinasi wisata.

9. Setiap destinasi wisata selalu mengalami pembaharuan dan penambahan produk-produk baru, yang umumnya dilakukan oleh para profesional (kalangan usaha pariwisata).

Wilayah Kajian Sosiologi Pariwisata. Dalam kajian sosiologis, memang ada banyak aspek yang bisa dikaji dengan menggunakan pendekatan sosiologi. 

Oleh karena itu, banyaknya aspek yang bisa dikaji, Cohen (1984), mengelompokannya menjadi empat wilayah kajian, yaitu :

1. Wisatawan
2. Hubungan antara wisatawan dengan masyarakat lokal
3. Struktur dan fungsi sistem pariwisata
4. Dampak-dampak pariwisata

Nah, itulah pengertian sosiologi pariwisata, ciri-ciri sosiologi pariwisata, dan wilayah kajian sosiologi pariwisata. 

Sumber Referensi Bacaan : Buku Sosiologi Pariwisata Prof Dr I Gde Pitana, M.Si dan Ir Putu G Gayatri, M.Si

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !