Ini Cara dan Tips sebagai Langkah Awal Seorang Peneliti Sosial di Lapangan, Getting In, Apa Itu ?
Sosiologi Info - Setelah kuliah, pastinya sebagai Mahasiswa kita akan melaksanakan penelitian, terutama pada Jurusan Sosiologi.
Penelitian sosial di lapangan bertemu langsung dengan masyarakat menjadi kewajiban, baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Nah, ini ada cara dan tips awal seorang peneliti sosial untuk memulai penelitian di lapangan bersama masyarakat.
"Sosiologi memang mengasyikan dengan banyak main dan turun berinteraksi di masyarakat," kata Niko Darmawan
Tips awal saat ingin memulai penelitian sosial untuk Mahasiswa Sosiologi. Sebagai seorang peneliti sosial, hal yang pertama adalah melakukan getting in. Getting in adalah sebuah kondisi tahapan dimana awal mula kita akan melakukan penelitian sosial.
Hal ini bertujuan karena ketika kita datang pertama kali ke lokasi penelitian, kita adalah orang yang asing bagi warga asli Batu.
Sebagai orang asing tidaklah etis ketika langsung bertanya menuju point utamanya, karena tak kenal maka kenalan.. eh tak kenal maka tak sayang, maka proses getting in, ini merupakan perkenalan dan adaptasi dengan orang yang baru pertama kita temui.
Kelompokku langsung melakukan perkenalan dan menjelaskan apa maksud tujuan berkunjung ke kawasan tersebut ke beberapa warga yang berprofesi sebagai petani dan kebetulan kelompok kami temui langsung di kebun apel.
Penelitian di kebun apel sungguh menyenangkan, karena kita juga bisa sekaligus berwisata, menikmati buah apel, menikmati sejuknya Batu dan keindahan alamnya serta bisa melihat langsung olahan dari buah apel menjadi berbagai produk.
Selama 3 hari kami melakukan interview atau wawancara mengenai pokok penelitian kami bahwa produksi apel dari petani menurun dan jumlah petani dari tahun ke tahun juga semakin menurun.
Dari data yang diperoleh mengapa produksi petani apel menurun karena salah satunya akibat dari faktor cuaca. Ya, pemanasan global mengubah suhu dan cuaca di kawasan Batu menjadi tidak menentu.
Suhu udaranya pun meningkat, sehingga buah apel dari setiap pohon terpengaruhi karena pada dasarnya pohon apel sendiri suka pada suhu cucaca yang dingin.
Selain faktor cuaca, yang mengkibatkan penurunan produksi apel adalah pemerintah yang tidak serius untuk membantu dan mengembangkan para petani apel.
Nasib para petani kurang mendapatkan perhatian. Menurut narasumber kami, pemerintah hanya fokus pada pengembangan pariwisatanya saja sedangkan nasib para petani kurang mendapat perhatian.
Sebagai contohnya harga pupuk untuk tanaman apel yang semakin meningkat namun tidak ada subsidi dari pemerintah sehingga membuat para petani harus bersusah payah untuk mendapat pupuk.
Belum lagi nanti kondisinya jika gagal panen ataupun serangan dari hama pada pohon apel. Selain hal tersebut menurunnya produksi apel adalah akibat dari regenerasi petani yang tidak terjadi.
Banyak kaum muda di kawasan tersebut yang enggan menjadi petani karena anggapan pekerjaan petani adalah kuno, tidak bergengsi, banyak rugi dan tidak menghasilkan uang.
Maka dari itu banyak para pemilik lahan di kawasan Batu untuk menjual lahannya karena sudah tidak ada yang mengurus dan banyak kerugian.
Lahan-lahan tersebut lalu beralih fungsi menjadi villa, hotel, ataupun tempat penginapan untuk pariwisata. Harapan dari para petani adalah bagi pemerintah daerah atau pusat memberikan perhatian kepada para petani ke depannya.
Penelitian selama 3 hari yang dilakukan di Batu Malang merupakan salah satu pengalaman yang berkesan selama kuliah di jurusan sosiologi. Sosiologi memang mengasyikan dengan banyak main dan turun berinteraksi di masyarakat, salam.
Artikel Part 02
Penulis : Niko Darmawan Alumni Jurusan Sosiologi FISIP, Universitas Sebelas Maret
Sumber foto : Dokumentasi Niko Darmawan/Istimewa