-->

Teori Pierre Bourdieu Memahami Sumber Modal dan Field, Beserta Contohnya

Teori Pierre Bourdieu Memahami Sumber Modal dan Field, Arena, Ranah atau Medan, Beserta Contohnya.

Teori Pierre Bourdieu Memahami Sumber Modal dan Field, Arena, Ranah atau Medan, Beserta Contohnya

Sosiologi Info - Menurut Pierre Bourdieu ada empat sumber modal yang manjadi bagian penting dalam mempertahankan kekuasaan, serta modal sebagai fungsi relasi sosial yang dapat menjadi pertimbangan pertukaran. 

Filed atau disebut juga sebagai ranah, arena, medan, bagi Bourdieu seseorang aktor sosial akan saling bersaing dalam lapangan kompetisi, untuk mendapatkan sumber-sumber kekuatan atau kekuasaan. 

"Suatu jaringan atau suatu konfigurasi dari relasi-relasi objektif antara posisi yang secara objektif didefinisikan dalam eksistensi mereka dan dalam determinasi yang mereka terapkan pada penganut, manusia atau institusi mereka... dalam struktur distribusi kekuasaan atau modal yang penguasaannya mengarahkan akses kepada keuntungan spesifik yang dipertaruhkan di arena, maupun oleh relasi objektif mereka dengan posisi lain," Bourdieu dalam konsep arena, (dalam Jenkins, 2010 : 124)

Memahami sumber-sumber modal Pierre Felix Bourdieu. Setelah artikel sebelumnya kita membahas tentang habitus yang menjadi dasar pondasi teori praktiknya Bourdieu, dengan judul Memahami Teori Pierre Bourdieu : Habitus dan Contoh Fenomena Sosialnya | Yuk Baca

Nah, kali di artikel kedua ini kita akan mencoba untuk mengulas secara singkat pemahaman teori Bourdieu. Yuk baca dengan seksama.

Teori praktik sosial yang dipaparkan oleh Bourdieu membuatnya menjadi tokoh sosiologi berpengaruh pada sekitar paruh abad 20 an. Rumus dasar untuk memahami teori praktik ini seperti yang dituliskan oleh Bourdieu, yaitu Habitus x Modal + Field/Ranah/Medan/Arena. 

Sumber modal, Bagi Bourdieu manjadi bagian penting dalam mempertahankan kekuasaan, serta modal sebagai fungsi relasi sosial yang dapat menjadi pertimbangan pertukaran sosial. 

Modal disini menjadi instrument yang paling penting dalam hubungannya untuk pelestarian atau menjaga kekuasaan seorang aktor/agen. 

Sumber modal yang dimiliki seseorang aktor sosial, akan berkaitan erat dengan hubungan antara habitus, arena. Dengan sumber-sumber modal ini akan membuat seorang aktor dipandang dalam masyarakat. 

Bagi kita modal adalah sesuatu baik benda maupun non benda yang kita miliki sebagai seorang manusia atau mahluk hidup, bisa seperti modal sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sumber modal lainnya. 

Dengan adanya sumber modal, maka bisa digunakan oleh seorang aktor sosial untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompoknya. 

Menurut Bourdieu, modal adalah sekumpulan sumber kekuatan dan kekuasaan yang benar-benar dapat digunakan. Modal ini berkaitan erat dengan hubungan-hubungan kekuatan dan kekuasaan dalam masyarakat itu sendiri. 

Bourdieu membagi sumber-sumber modal atas empat komponen atau bagian penting, yaitu sumber modal sosial, modal ekonomi, modal budaya, dan modal simbolik. 

Penjelasan modal sosial yaitu modal sosial atau jaringan sosial yang dimiliki pelaku (individu atau kelompok) dalam hubungannya dengan pihak lain yang memiliki kuasa. 

Modal sosial juga merupakan segala jenis hubungan sebagai sumber daya untuk penentuan kedudukan sosial, menurut Bourdieu modal sosial sejatinya adalah hubungan sosial yang bernilai antar orang. 

Dengan demikain, hal itu bisa dicontohkan pada sebagian masyarakat yang berinteraksi antar kelas dalam lapisan sosial masyarakat. 

Penjelasan modal ekonomi yaitu sumber daya yang bisa menjadi sarana produksi dan sarana finansial, modal ini adalah jenis modal yang mudah dikonversikan kedalam bentuk-bentuk modal lainnya.

Modal ekonomi ini meliputi alat-alat produksi, seperti mesin, tanah, buruh/pekerja, materi bisa pendapatan dan benda-benda, serta adanya modal uang. Modal ekonomi sekaligus juga berarti modal yang secara langsung bisa ditukar bisa didaku atau dipatenkan sebagai hak milik individu. 

Modal ekonomi merupakan jenis modal yang relatif paling independen dan fleksibel karena modal ekonomi secara mudah bisa digunakan atau ditransformasikan ke dalam arena-arena lain, serta fleksibel untuk diberikan atau diwariskan pada orang lain.

Penjelasan modal budaya, sumber modal budaya merupakan keseluruhan kualifikasi intelektual yang bisa diproduksi melalui pendidikan formal maupun warisan keluarga. Modal budaya mengimplisitkan suatu proses pembelajaran sehingga tidak bisa begitu saja diberikan kepada orang lain. 

Modal budaya ini, seperti kemampuan seseorang dalam menampilkan dirinya di depan publik, mempunyai pengetahuan, dan adanya keahlian tertentu dari hasil baik pendidikan formal maupun non formal, serta mempunyai sertifikat atau gelar sarjana. 

Penjelasan modal simbolik, sumber modal simbolik ini merupakan segala bentuk prestise, status, otoritas, dan legitimasi yang terakumulasi. 

Jenis sumber daya ini dioptimalkan dalam meraih kekuasaan simbolik, dimana sering membutuhkan simbol-simbol kekuasaan seperti kedudukan, jabatan, gelar, keluarga ternama, kepunyaan barang dan benda mewah, dan lainnya.

Modal simbolik yang dimiliki seseorang dimaksudkan sebagai semua bentuk pengakuan oleh kelompok, baik secara institusional atau non-institusional. 

Dimana simbol itu sendiri memiliki kekuatan untuk dapat mengkonstruksikan realitas, serta mampu mengiring orang untuk dapat mempercayainya, mengakui, dan mengubah pandangan mereka tentang realitas seseorang, kelompok, sebuah organisasi partai politik, atau sebuah bangsa. 

Hubungan antara habitus dan sumber modal tentunya akan memberikan kekuatan-kekuatan pada seseorang aktor sosial atau agen yang akan siap bertarung pada ranah, arena, medan, atau field/lapangan. 

Ketika habitus/kebiasaan terbentuk yang sudah berlangsung lama dan sudah berpola, dan dibarengi dengan seorang aktor sosial memiliki sumber-sumber modal, maka seorang aktor juga harus memahami arenanya. 

Proses kuasa simbolik bisa terjadi saat otonomi ranah melemah, sehingga memungkinkan munculnya pemikiran yang lain disampaikan oleh agen-agen dalam arena tersebut untuk mempertanyakan, menentang, bahkan menggantikan Doksa yang dimaksud. 

Bourdieu menyebutnya dengan konsep heterodoksa dan ortodoksa. Dimana heterodoksa merupakan pemikiran yang menentang. Pemikiran ini disampaikan secara eksplisit yang mempertanyakan sah atau tidaknya skema perspepsi dan apresiasi yang tengah berlaku. 

Sementara, ortodoksa yaitu merujuk pada situasi dimana doksa dikenali dan diterima dalam praktik, dengan kata lain kelompok dominan yang memiliki kuasa berusaha mempertahankan struktur ranah yang didominasinya dengan memproduksi ortodoksa. 

Perlu dicatat, sumber-sumber modal ini akan ada satu yang lebih dominan, sesuai dengan ranah atau arena seseorang aktor atau agen sosial yang ada tersebut. Bisa saja sumber modal sosial lebih dominan, atau sumber modal lainnya. 

Memahami Filed/Lapangan, Arena, Ranah, Medan, Pierre Felix Bourdieu. Setelah habitus, seseorang aktor sosial yang sudah mempunyai kebiasaan sosial, juga harus memiliki sumber-sumber modal untuk dapat memperlancar hubungan-hubungan kekuatan maupun kekuasaan yang dimiliki seorang aktor/agen. 

Setelah, habitus dan sumber modal dimiliki, maka seseorang aktor sosial haruslah juga memahami kondisi lapangan, atau disebut Field. 

Menurut Bourdieu, Filed atau lapangan ini bisa juga disebut dengan ranah, arena, medan, yang mana seorang aktor sosial/agen harus siap bertarung sesuai dengan arena pertarungan seseorang aktor tersebut. 

Bagi Bourdieu, Field yaitu medan, arena atau ranah merupakan ruang sebagai tempat para aktor/agen sosial saling bersaing untuk mendapatkan berbagai sumber daya material ataupun kekuatan (power) simbolis.

Persaingan dalam ranah bertujuan untuk memastikan perbedaan dan juga status aktor sosial yang digunakan sebagai sumber kekuasaan simbolis.  

Sebagai aktor sosial, agen akan berusaha untuk bersaing, dan mendapatkan berbagai bentuk sumber daya secara simbolik. Tujuannya agar agen atau seorang individu dapat memastikan perbedaan yang akan memberikan jaminan status sosialnya tersebut. 

Contoh fenomena yang bisa kita praktikan untuk menerapkan teori praktik sosial ala Bourdieu. Setelah kita membaca sekilas artikel diatas, apa yang bisa kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari seorang aktor atau agen ? 

Nah, contoh sederhana saja, misalnya kita seorang Mahasiswa, maka untuk menerapkan habitus atau kebiasaan yang kita mesti laksanakan sebagai Mahasiswa, seperti belajar, membaca, diskusi, berdebat, menulis, melakukan penelitian, dan kebiasaan lain yang dapat membangun karakter seorang mahasiswa. 

Maupun, melaksanakan pola-pola yang membuat diri kita tertarik untuk melakukannya, seperti menambah keterampilan lain atau soft skill. 

Nah, dengan sudah terbentuknya habitus seseorang Mahasiswa yang sudah melaksanakan pola-pola berulang, maka seseorang Mahasiswa juga mesti memiliki sumber-sumber modal. 

Misalnya, sumber modal ekonomi, yang mana dunia pendidikan saat ini masih memerlukan biaya pendidikan yang cukup mahal. Dengan terpenuhinya sumber modal ekonomi ini, maka seorang Mahasiswa akan bisa membeli buku, mengikuti pelatihan, dan aktivitas lain yang dapat membentuk pola-pola habitus tadi. 

Sumber modal sosial, seseorang Mahasiswa bagaimana ia memiliki jaringan sosial yang luas, memiliki relasi yang baik, dan terhubung dengan rekan-rekan lainnya.

Sumber modal budaya, seseorang Mahasiswa sudah semestinya memiliki modal budaya sebagai seorang intelektual yang dapat memberikan contoh kepada yang lainnya, sehingga Mahasiswa berani untuk tampil dihadapan publik, baik itu sebagai publik figur maupun sebagai pelayan masyarakat. 

Sumber modal simbolik, secara tidak langsung dengan Mahasiswa yang aktif, telah membangun habitus, serta sumber modal sosial, budaya, dan ekonomi.

Maka modal simbolik seorang Mahasiswa bisa dilihat pada status gelar yang dimiliki, ketika turun kemasyarakat, akan mendapatkan respon dari warga. 

Modal simbolik ini menjadi penting bagi keberlangsungan status atau kedudukan yang melekat pada seseorang. Atau modal simbolik ketika seseorang Mahasiswa berada di organisasi kampus, seperti BEM, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan organisasi lainnya.

Sudah pasti, seseorang Mahasiswa tersebut, sudah seharusnya membangun pola-pola habitus sehingga memudahkan untuk dapat memperoleh suara dukungan menduduki organisasi tersebut. Begitu juga, dengan sumber-sumber modal yang dimilikinya. 

Nah itulah sekilas pemahaman singkat mengenai pemikiran dan teori Pierre Felix Bourdieu, salah satu seorang tokoh Sosiologi berpengaruh di dunia.

Penjelasan sekilas mengenai Doksa menurut Bourdieu. Doksa merupakan keyakinan fundamental, yang mendalam, dan tanpa melalui proses pemikiran, serta dianggap sebagai terbukti secara universal, yang menginformasikan tindakan dan pemikiran agen didalam ranah, arena, medan, atau lapangan tertentu. 

Doksa cenderung memihak atau lebih menguntungkan tatanan sosial tertentu dan memberikan perlakuan istimewa pada agen dominan, serta menganggap posisi dominan mereka sebagai sesuatu yang terbukti dengan sendirinya dan diinginkan secara universal. 

Menurut Bourdieu, memaknai doksa sebagai peragkat aturan, nilai, konvensi, dan wacana yang mengatur arena secara keseluruhan dan berpengaruh sejak lama atau disajikan sebagai akal sehat. 

Doksa merupakan kepercayaan dan nilai-nilai tak sadar, berakar mendalam, mendasar, yang dipelajari (learned) yang dianggap sebagai universal-universal yang terbukti dengan sendirinya (self-avident), yang menginformasikan tindakan-tindakan dan pikiran-pikiran seorang agen dalam ranah (fileds) tertentu. 

Doksa cenderung mendukung pengaturan sosial tertentu pada ranah tersebut, dan dengan demikian mengistimewakan pihak yang dominan dan menganggap posisi dominan tersebut sebagai terbukti dengan sendirinya (self-avident) dan lebih disukai secara universal (universally favorable). 

Sumber referensi : 
Kukuh Yudha Karnanta. "Paradigma Teori Arena Produksi Kultural Sastra : Kajian terhadap Pemikiran Pierre Bourdieu". Jurnal Poetika Vol. 1 No. 1, Juli 2013

Jurnal : Doksa, Kekerasan Simbolik Dan Habitus Yang Ditumpangi Dalam Konstruksi Kebudayaan Di Dewan Kesenian Jakarta Oleh Zurmailis Dan Faruk Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

http://digilib.uinsby.ac.id/15436/5/Bab%202.pdf

https://nasional.kompas.com/read/2010/05/07/04390881/Sri.Mulyani.dalam.Telaah.Bourdieu?page=all)

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !