-->

Gunung Tidar Tempat Wisata Budaya Religi di Kota Magelang, Berikut Kajian Sosiologisnya !

Inilah tempat objek wisata budaya, religi yang ada di Kota Magelang, sangat populer, hits. Ini fakta, legenda sejarah, dan kajian sosiologisnya.

Gunung Tidar Tempat Wisata Budaya Religi di Kota Magelang, Berikut Fakta, Legenda Sejarah, dan Kajian Sosiologisnya !

Sosiologi Info - Hai guys, para travellers yang sedang berada di Kota Magelang, mau cari tempat wisata populer, hits, kamu bisa coba tempat wisata Gunung Tidar. 

Inilah tempat objek wisata budaya, religi yang ada di Kota Magelang, berikut ini fakta, legenda sejarah, dan kajian sosiologisnya, yuk simak guys !

Penulis : Niko Darmawan | Alumni Universitas Sebelas Maret | Prodi Sosiologi | FISIP

Fakta Wisata Budaya dan Religi Gunung Tidar. Kawasan lokasi Gunung Tidar terletak di tengah Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian  sekitar kurang lebih 503 meter diatas permukaan laut. 

Sebenarnya kawasan ini merupakan sebuah bukit, namun masyarakat telah terbiasa menyebutnya sebagai Gunung Tidar. Meskipun tidak menjulang tinggi seperti gunung-gunung di daerah lain.

Namun Gunung Tidar memiliki sejarah yang panjang dan warisan budaya luhur di dalamnya. Menurut kepercayaan, nama Gunung Tidar berasal dari gabungan kata “maTI dan moDar”. 

Hal ini merujuk pada sisi kemistisan dari Gunung Tidar sendiri, dimana siapapun yang menginjakkan kaki pada Gunung Tidar pada masa lampau akan mengalami jika tidak mati ya modar (Modar adalah istilah untuk mati dalam bahasa Jawa).

Legenda Sejarah Gunung Tidar. Legenda yang di yakini masyarakat mengenai Gunung Tidar adalah sebagai paku bumi dari tanah Jawa yang berfungsi untuk menyeimbangkan Pulau Jawa. 

Hal ini karena konon pada zaman dahulu Pulau Jawa berbentuk menyerupai perahu yang bergejolak dan terombang-ambing. Menurut mitos kejawen di masyarakat, apabila tidak ditancapkan paku di tengahnya Pulau Jawa bisa terbawa arus laut. 

Lantas para Dewa menancapkan paku di tengah Pulau Jawa yang ada di Gunung Tidar ini. Terdapat pula cerita turun-temurun masyarakat, dikisahkan Tanah Jawa pada masa itu juga dihuni oleh bangsa jin yang cukup kuat yang memiliki kerajaan di Gunung Tidar yang dipimpim oleh seorang sosok bernama Kyai Semar. 

Namun Kyai Semar ini ada yang menganggap sebagai tokoh yang sama seperti di dalam pewayangan, ada pula yang menganggap bahwa sosok yang mempunyai nama yang sama dalam tokoh pewayangan Punokawan. 

Lalu alkisah diutuslah seorang yang berasal dari Turki yang bernama Syekh Subakir yang ditemani oleh Syekh Jangkung. Kedua Syekh tersebut memberikan harapan untuk dapat mengembangkan masyarakat dengan cara menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. 

Namun untuk hal itu terjadi, Syekh Subakir harus menaklukan sang penguasa Gunung Tidar yaitu Kyai Semar. Singkat cerita, Syekh Subakir berhasil mengalahlkan sang penguasa dan para makhluk halus yang menghuni di Gunung Tidar. 

Lalu dikisahkan para makhluk tersebut lari menyebar baik ke gunung ataupun laut di sisi utara dan selatan Pulau Jawa. Syekh Subakir lalu menancapkan tombak pusaka sepanjang 7 meter yang bernama tombak Kyai Panjang di puncak Tidar untuk menjaga keseimbangan tanah Jawa agar tidak terombang-ambing. 

Hal ini menjadi dasar dari sebutan bahwa Tidar sebagai “Pakuning Tanah Jawa”. Dipercaya titik koordinat tengah Pulau Jawa berada di Gunung Tidar.

Tempat Wisata Gunung Tidar di Kota Magelang. Gunung Tidar yang kini statusnya menjadi Kebun Raya berdasarkan penandatanganan MoU (Memorandum of understanding) antara Pemerintah Kota Magelang dan Lipi. 

“Pakuning Tanah Jawa” ini telah memenuhi persyaratan sebagai Kebun Raya diantaranya sudah terdapat zona penerima, zona pengelola dan zona koleksi (fungsi konservasi). 

Perubahan status menjadi Kebun Raya ini bisa digunakan sebagai ruang konservasi, yang nantinya bisa bermanfaat untuk pendidikan, penelitian, jasa lingkungan (penyuplai oksigen) dan juga pariwisata. 

Namun perubahan status ini tidak mengubah konsep sebelumnya sebagai tempat religi dan budaya. Untuk bisa mencapai lokasi, cukup mudah dan biasanya para wisatawan menggunakan bus yang lalu langsung bisa parkir di lereng Tidar. 

Selanjutnya untuk menikmati kesejukan dari Kebun Raya Gunung Tidar sendiri dengan tarif yang cukup murah untuk tiket masuknya, hanya sebesar Rp.3000 saja. 

Dimana jam operasional selama pandemic COVID-19 ini dibuka pukul 07.00-15.00 WIB dengan protokol kesehatan wajib menggunakan masker dan di sediakan tempat untuk cuci tangan. 

Untuk mencapai puncak Tidar sendiri estimasi waktu yang diperlukan kurang lebih 30 menit berjalan santai dengan akses yang cukup mudah karena telah disediakan anak tangga dan juga tempat duduk untuk beristirahat setiap meternya. 

Kebanyakan wisatawan di Gunung Tidar ini ingin berziarah ke makam-makam yang terdapat di sana. Mereka ingin berdoa, bertirakat terhadap para leluhur sesuai dengan kepercayaan masing-masing. 

Dari perjalanan awal kita bisa menemukan maqom dari Maulana Muhammad Al-Baqir (Syekh Subakir) yang berbetuk benteng dengan lingkaran yang mengelilinginya. 

Dimana dikisahkan beliau sempat menetap sementara di kawasan Tidar, bisa jadi maqom tersebut asli atau pun petilasan dari Syekh Subakir. 

Dalam perjalanan selanjutnya kita bisa menemukan maqom Kyai Sepanjang dimana berdasarkan informasi yang beredar Kyai Sepanjang adalah tombak untuk mengalahkan jin penguasa Gunung Tidar pada masa itu dan untuk paku tanah Jawa. 

Namun hingga kini dari mana asal usul Tombak Kyai Sepanjang masih menjadi misteri. Lokasi tersebut tidak jauh dari puncak Tidar, dimana di puncak bisa menemukan petilasan dari Pangeran Purboyo yang berada tepat di bawah beringin besar. 

Beliau dikisahkan merupakan anak dari sang pendiri kerajaan Mataram. Selanjutnya di bagian paling atas Gunung Tidar terdapat makam Sang Hyang Isaya Jati atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar yang menurut kepercayaan orang sekitar sebagai sosok Semar sang Pamomong Tanah Jawa. 

Makam tersebut berbentuk kerucut seperti tumpeng berwarna kuning dengan dikelilingi pagar 9 meter dengan tulisan aksara jawa. Di puncak juga terdapat sebuah tugu yang dipercaya sebagai paku tanah Jawa dengan tulisan aksara Jawa “Sa” yang memiliki makna Sapa Salah Seleh (apabila berbuat salah, maka suatu saat  akan menanggung akibat dari perbuatan tersebut). 

Terdapat pula tugu tinggi menjulang di puncak Gunung Tidar milik Akademi Militer (AKMIL) yang bermarkas di lembah Tidar bagian barat sebagai kawah candradimuka yang mencetak pemimpin bangsa dan perwira pejuang Sapta Marga yang telah berdiri sejak 11 November 1957. 

Kajian Sosiologis. Di era modern ini serta pesatnya perkembangan teknologi khususnya media sosial, menjadikan wisata sudah masuk ke dalam gaya hidup masyarakat sebagai wahana sosialisasi baru. 

Hal tersebut membuat maraknya pembangunan pada sektor wisata di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk berkembangnya wisata di kawasan Gunung Tidar dengan peningkatan berbagai sarana & prasarana yang menunjang serta lebih tertata rapi wilayah tersebut. 

Namun tanpa perencanaan yang matang dari aspek sosial budaya, pembangunan daerah wisata justru bisa membawa kerugian bagi masyarakat di kawasan tersebut. Sebagaimana menghilangkan kebudayaan dan kearifan lokal yang ada akibat dari banyaknya wisatawan. 

Namun, di kawasan Gunung Tidar ini kebudayaannya tetap terjaga dimana masyarakat tetap bisa melakukan ritual-ritual kepecayaan seperti sedekah bumi, nyadran ketika menjelang bulan puasa dan juga selametan Puser Bumi yang turut di hadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Hal tersebut menunjukkan pembangunan wisata di Tidar tidak mengikis kearifan lokal namun membawa dampak positif dimana membuka lapangan pekerjaan dan menumbuhkan perekonomian warga di sekitar. 

Baik di peroleh melalui berjualan souvenir, makanan, membuka jasa untuk umum (toilet, penginapan dll). Hal tersebut sesuai dengan kajian dari Cohen (1984) yang mengelompokkan menjadi 4 wilayah kajian yaitu wisatawan, hubungan antara wisatawan dengan masyarakat lokal, struktur dan fungsi sistem pariwisata serta dampak pariwisata. 

Baca Artikel ini untuk tambahan referensi bacaan :  Pengertian Sosiologi Pariwisata , Ciri-Ciri dan Wilayah Kajiannya

Sekian, salam penulis Niko Darmawan 

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !