Ada 4 Agen Sosialisasi Remaja, Ini Penjelasan dan Contohnya
Sosiologi Info - Siapa saja agen penting dalam sosialisasi yang diperuntukan kepada remaja ? Mau tahu jawabannya.
Simak penjelasan dan ulasannya berikut dibawah ini ya dengan seksama agar dapat memahami topik pembahasan tentang agen sosialisasi remaha. Yuk baca.
Sekilas Mengenal Remaja
Remaja adalah usia dimana manusia meniti jembatan dari masa kecil ke dewasa. Dalam kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain.
Remaja harus bersosialisasi untuk dapat berpartisipasi dan beradaptasi di masyarakat.
Sosialisasi ialah proses sosial individu untuk mendapatkan pembentukan sikap berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya (Soekanto, 2017).
Usia remaja dianggap usia yang labil sehingga, diperlukan agen-agen sosialisasi yang sesuai dengan mereka.
Agen sosialisasi menurut Fuller dan Jacobs (dalam Sunarto 2004) ada 4 agen sosialisasi yakni keluarga, kelompok bermain, media massa, dan pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat (Soekanto, 2017). Keluarga adalah agen pertama yang ditemui anak.
Kehadiran anak akan selalu beriringan dengan pola asuh yang diberikan orang tua. Dimana, orang tua akan mengajarkan anak nilai dan norma yang dapat membantunya beradaptasi dengan sekitar.
Keluarga identik dengan kehadiran ayah ibu dan anak. Ketiganya dapat dikenal dengan keluarga inti atau nuclear family.
Hubungan sosial dalam nuclear family berlangsung teratur dan kontinu, tergantung dari harmonisasi didalamnya.
Apabila keluarga tersebut harmonis, maka sosialisasi yang didapat anak akan berjalan lancar dan diterima dengan baik.
Memori masa kecil anak akan membekas hingga ia dewasa, maka untuk menjaga hal tersebut diperlukan sosialisasi yang lebih menekankan pada perilaku pada tahap remaja.
Hal ini dikarenakan usia remaja adalah usia belajar dan meniru perilaku orang di sekitarnya.
Tugas sosialisasi pada tahap ini lebih berat karena anak akan terus membandingkan nilai dan norma yang ada dengan pengetahuan atau informasi yang ia terima dari luar.
Itulah contoh agen pertama dalam memberikan sosialisasi kepada remaja yang ada di lingkungan terdekat dan masyarakat lebih luasnya.
2. Kelompok Bermain
Kelompok bermain bisa diartikan sebagai teman yang sebaya dan sepermainan (peer group). Setelah remaja kelompok bermain akan makin luas.
Bila sebelumnya kelompok bermain lebih formal yang artinya diatur oleh usia yang sama, sekolah yang sama, dan tempat tinggal, pada usia remaja kelompok bermain bisa lebih informal.
Kognisi remaja jauh lebih tinggi, sehingga dia banyak memperhatikan sekitar-nya untuk mengidentifikasi mana yang bisa dijadikan teman dan kelompok bermain, dan mana yang tidak.
Remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman.
Sehingga remaja dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakannya dengan orangtua maupun guru (Hurlock dalam Nisfiannoor dan Kartika. 2004).
Maka, wajar jika banyak pergaulan yang salah di kalangan remaja, karena terkadang peran agen sosialisasi yang lain justru tak jalan.
Sementara anak dapat bebas berinteraksi dan bertukar pikiran dengan rekan sepermainannya. Nah itulah contoh agen penting kedua yang juga dapat memberikan sosialisasi kepada antara remaja tersebut.
3. Media Massa
Teknologi dewasa ini makin memegang peranan penting termasuk dalam sosialisasi. Peran media massa secara umum bagi remaja diantaranya adalah memberikan informasi.
Hiburan, bujukan, pendidikan, sosialisasi, motivasi, bahan diskusi, memajukan kebudayaan ataupun integrasi (Ferry, 2014).
Informasi yang didapat remaja melalui media massa memberikan efek pembentukan diri yang lebih beragam.
Informasi itu bisa menjadi bahan yang diadaptasi remaja untuk dijadikannya sebagai perilaku sosialnya.
Misalnya cara berpakaian yang terlihat di media akan ditiru oleh anak sehingga tak lagi sesuai nilai dan norma yang didapat dari orang tua.
Nah itulah contoh agen ketiga yang juga menjadi bagian penting dalam memberikan sosialisasi kepada remaha di kehidupan sehari harinya.
4. Pendidikan
Agen sosialisasi remaja berikutnya adalah pendidikan. Pendidikan bisa berupa pendidikan formal maupun informal.
Pendidikan formal berupa sekolah memberikan sosialisasi dan transfer pengetahuan. Hal ini menambah daya kognitif yang positif bagi anak.
Sementara pendidikan non formal seperti Taman pendidikan Quran, atau les seni musik dan sebagainya.
Membantu anak mengenali minat dan bakatnya yang menambah pola nilai dan norma baru untuk diterapkannya.
Nah itulah contoh agen keempat yang juga berperan dalam memberikan sosialisasi kepada remaja di kehidupan bermasyarakat sehari harinya.
Nah itulah sekilas penjelasan dan pemahaman mengenai topik Ada 4 Agen Sosialisasi Remaja, Ini Penjelasan dan Contohnya.
Penulis Artikel : Sandewa Jopanda, Alumnus Sosiologi Universitas Riau (UNRI)
Sumber Referensi:
Ferry, R. P. P. S. 2014. “Media Televisi Kajian Peran Media Massa dan Pengaruhnya bagi Remaja”. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora. 1-14.
Nisfiannoor, M., & Kartika, Yuni. 2004. “Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Pada Remaja”. Jurnal Psikologi, 2(2). Hlm. 160-178.’
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sunarto, K. 2004. Pengantar Sosiologi. Edisi Revisi. Jakarta: FE UI