-->

Tips dan Cara Menjadi Guru yang Baik, Menyenangkan, Profesional

Tips dan Cara Menjadi Guru yang Baik, Menyenangkan, Profesional
Tips dan Cara Menjadi Guru yang Baik, Menyenangkan, Profesional

Sosiologi Info - Mau tahu bagaimana Tips dan Cara Menjadi Guru yang Baik, Menyenangkan, Profesional untuk mengajar di sekolah ?

Nah simak penjelasan dari pengalaman mengajar saat mendapatkan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PLK). Yuk baca ceritanya. 

Sekilas Mengenai Apa Itu PLK

Halo, kembali lagi bersama saya Suci Kurnia Putri. Saya merupakan mahasiswa Sosiologi dari Universitas Negeri Padang. 

Sebelumnya saya mungkin menulis perihal ruang lingkup sosiologi, tetapi kalau ini saya akan menceritakan bagaimana pengalaman saya menjadi seorang guru.

Utamanya guru sosiologi yang membawa realitas ke dalam kelas melalui Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PLK). 

Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa program studi kependidikan (S1) di sekolah atau tempat pendidikan lainnya (PAUD,TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SKB). 

Bagi saya mahasiswa dari Universitas Negeri Padang, PLK merupakan kegiatan intrakurikuler yang dikoordinir oleh Pusat Program Pengalaman Lapangan (P3L) LP3M UNP dengan nama mata kuliah Praktek Lapangan Kependidikan (PLK). 

PLK sendiri bertujuan untuk memberi pengalaman nyata kepada mahasiswa agar dapat merasakan dan menjiwai tugas-tugas pendidik. 

Diharapkan  setelah menyelesaikan PLK, mahasiswa memiliki kompetensi pendidik (kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial).

Ruang lingkup dari PLK sendiri yakni agar mahasiswa mendapat pengalaman yang lengkap sebagai pendidik, mahasiswa PLK harus melaksanakan kegiatan pembelajaran (teaching) dan di luar pembelajaran (nonteaching). 

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan belajar dan pembelajaran. Mahasiswa PLK melakukan kegiatan sebagaimana pendidik profesional melaksanakan pembelajaran di kelas. 

Kegiatan mencakup kegiatan perencanaan dan  pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian. Sedangkan kegiatan nonteaching adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sekolah serta pembinaan minat dan bakat peserta didik. 

Nah, sudah kenalkan mengenai apa itu PLK. Selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya selama masa PLK.

Membawa Realitas Ke Dalam Kelas

Saya berkesempatan untuk melaksanakan PLK di daerah domisili saya yakni di daerah Kamang, Kabupaten Agam tepatnya di SMA Negeri 1 Kamang Magek. 

Hal ini tentunya dilatarbelakangi juga oleh kebijakan dari universitas untuk melaksanakan PLK di daerah domisili dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. 

Kisah saya di SMA ini menjadi seorang guru cukup menyenangkan untuk diceritakan, meksipun pada awal-awal saya kurang bisa untuk bersosialisasi dengan baik. 

Tetapi pada kesempatan ini, mungkin saya akan bercerita tentang bagaimana pengalaman saat menjadi guru.

Kebetulan di sekolah saya ini tidak belajar secara daring. Saya cukup merasa senang akan hal ini, karena sudah bosan untuk belajar secara daring. 

Dalam kesempatan kali ini saya akan menceritakan bagaimana pengalaman saya selama mengajar, utamanya belajar sosiologi. 

Membawa realita ke dalam kelas merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Mengajarkan apa yang terjadi di sekitar kita lalu mengajarkan kepada siswa terkait hal itu. 

Kebanyakan dari mereka tidak memahami apa yang terjadi. Padahal mereka sudah mengalami tetapi secara tidak sadar mereka tidak mengetahui. 

Contohnya dalam pembelajaran materi interaksi. Mereka setiap hari berinteraksi, tetapi ketika ditanya apa itu interaksi mereka akan berpikir keras apa sebenarnya itu interaksi. 

Di sinilah tugas kita sebagai tenaga pendidik untuk memberikan pemahaman terkait hal tersebut. 

Dalam kegiatan PLK ini banyak sekali hal yang membuat saya sadar ternyata menjadi guru itu tidaklah mudah. 

Saya menyesal dulu sering menyepelekan ketika guru saya menjelaskan materi Karena asyik berbicara dengan teman sebangku. 

Dari PLK ini saya berpikir bahwa ini adalah sebuah gerbang bagi mahasiswa untuk memahami dan belajar menjadi seorang guru yang berkompeten di bidangnya. 

Apalagi menghadapai situasi yang tidak menentu seperti saat sekarang ini membuat kita harus berpandai-pandai dalam mementukan pilihan. 

Kita harus melihat realita dan tentunya juga harus fleksibel dengan tetap berjalan demi sebuah tujuan pembelajaran. 

Kita harus fleksibel dengan mau menerima cara lain untuk mengatasi keterbatasan. Kita harus mengubah aksi jikalau apa yang kita ajarkan di kelas kurang memuaskan bagi siswa kita. 

Tujuan kita saat ini adalah bagaimana membuat siswa senang belajar, karena dengan hal ini kesenangan belajar akan medorong siswa kita menjadi kompeten. 

Saya juga mencoba untuk menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan salah satunya metode pembelajaran snowball throwing.

Dengan tujuan menggali potensi dan keterampilan menjawab pertanyaan dipadukan dengan permain imajinatif. 

Tentunya hal ini membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Mata pelajaran sosiologi seperti yang kita ketahui meruapakan mata pelajaran yang cukup membosankan. 

Apalagi saat sekarang, dengan keadaan new normal dalam pembelajaran yang biasanya belajar secara daring.

Tetapi akan kembali lagi dengan belajar tatap muka membuat guru harus menjadi pribadi yang reflektif yang mampu bertahan menghadapi segala macam situasi. 

Hal ini mengingatkan saya semasa perkuliahan saat mengikuti diskusi ilmiah bersama anggota reference group. Dosen saya yang bernama ibu Nurlizawati, S.Pd., M.Pd saat itu mengatakan bahwasanya.  

“Masyarakat merupakan labor bagi ilmu sosiologi, sehingga dalam pengajaran di kelas perlu dibawakan realita yang ada ditengah-tengah masyarakat, dan ini penting bagi mahasiswa yang menjadi calon guru.”

Pada masa PLK saya juga mencoba membawa realita yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan memberikan sebuah video kemudian meminta siswa saya untuk menganalisis hal tersebut. 

Melalui media pembelajaran ini membuat siswa terkesan tidak membosankan. Dari hal ini kita dapat melihat bahwasanya.

Membawa realita ke dalam kelas membutuhkan sebuah usaha agar siswa memahami apa yang sudah mereka lalui. 

Tentunya hal ini akan membuat siswa memahami bahwasanya sosiologi itu ada disekitar mereka. 

Apalagi saat masa sekarang, mungkin saja kita akan kembali menuju kehidupan normal tentunya dnegan penyesuaian struktur dan proses sosial. 

Untuk itu masihkah kita berpikir untuk menjadi guru tidak fleksihel ataupun reflektif? Tentunya itu akan kembali kepada diri kita sebagai calon tenaga pendidik di masa yang akan datang.

Nah, itulah pengalaman singkat saya saat mengajar di SMA Negeri 1 Kamang Magek di mana saya bisa belajar sebagai guru yang berkompeten. 

Meskipun masih jauh dengan angan-angan, tetapi setidaknya  dengan mencoba kita akan tau apa yang sebenarnya terjadi.

Nah itulah sekilas penjelasan dan ulasan serta pembahasan mengenai topik Tips dan Cara Menjadi Guru yang Baik, Menyenangkan, Profesional.

Penulis Artikel : 

Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Padang (UNP) Suci Kurnia Putri

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !