Teori Konflik Menurut Max Weber dan Contohnya : Ada 2 Tipe Penting
Sosiologi Info - Konflik pasti akan terjadi di dalam setiap kehidupan masyarakat dalam kesehariannya beraktivitas satu sama lain.
Lalu bagaimana teori konflik menurut Max Weber dan contohnya ? Dia menyebutkan ada dua hal sangat penting dari konflik.
Mau tahu jawabannya apa, simak terus penjelasan dan ulasan mengenai konflik dari pandangan Max Weber, yuk baca.
Sekilas Memahami Konflik
Sobat memang ada banyak versi yang memberikan pengertian dan definisi dari konflik itu sendiri di masyarakat.
Konflik ada yang mengartikan sebagai suatu peselisihan, percekcokan, pertentangan yang mana merupakan suatu pengalaman hidup.
Yang cukup mendasar dan mungkin sering terjadi di kehidupan sehari hari.
Konflik biasanya terjadi antara di dalam hubungan antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok.
Dimana perbuatan yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lainnya, sehingga salah satu atau keduanya akan saling terganggu.
Istilah konflik sendiri berasal dari kata kerja bahasa Latin yaitu Configure yang artinya saling memukul. Menurut Kamus Ilmiah Populer kata Konflik adalah merupakan pertentangan, pertikaian, persengketaan, dan perselisihan.
Menurut pengertian hukum, konflik adalah perbedaan pendapat, perselisihan paham, sengketa antara dua pihak tentang hak dan kewajiban pada saat dan keadaan yang sama.
Menurut para ahli, Webster menjelaskan konflik sebagai persepsi mengenai perbedaan kepentingan atau kepercayaan bahwa aspirasi pihak pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.
Selanjutnya, menurut Robert M Z Lawang mengatakan konflik adalah perjuangan untuk dapat memperoleh status, kekuasaan, nilai.
Dimana tujuan mereka yang berkonflik hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk mendundukkan lawan atau saingannya.
Oleh karena itu, secara umum konflik atau perselisihan paham, sengketa dapat diartikan sebagai pendapat yang berlainan antara dua pihak mengenai masalah tertentu pada saat dan keadaan yang sama.
Nah itulah sekilas pengertian dari konflik yang dapat sobat pahami sebagai awal dan dasar mengenal konflik di kehidupan masyarakat.
Ada beberapa tokoh yang memberikan dan mempelopori teori konflik, mulai dari tokoh atau ahli Karl Marx, George Simmel, Ralf Dahrendorf, Lewis Coser, dan Max Weber.
Nah pada kesempatan kali ini kita hanya akan membahas pandangan konflik menurut Max Weber. Yuk baca dibawah ini dengan seksama sob.
Jelaskan Konflik Menurut Max Weber dan Contohnya
Berikut dibawah ini pembahasan dan penjelasan serta ulasan tentang teori konflik menurut Max Weber yaitu :
Konflik dalam pandangan menurut Max Weber. Menurut R Collins, Weber menyakini bahwa suatu konflik yang terjadi.
Dengan cara yang jauh lebih dari sekadar kondisi kondisi materil.
Weber mengakui bahwa konflik dalam memperebutkan sumber daya ekonomi adalah ciri dasar kehidupan sosial di dalam masyarakat.
Tapi, jangan lupa bahwa banyak ada tipe tipe konflik yang lain juga terjadi.
Misalnya diantara berbagai tipe konflik itu, Weber menekankan bahwa yang sangat penting meliputi :
1. Pertama, yakni konflik dalam arena politik sebagai sesuatu yang sangat fundamental.
Menurut dia, kehidupan sosial di dalam kadar tertentu merupakan suatu pertentangan untuk dapat memperoleh kekuasaan dan dominasi oleh individu.
Maupun kelompok tertentu yang lain dan dia tidak menganggap pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Sebaliknya, Weber melihat bahwa dalam kadar tertentu sebagai tujuan pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Ia melihat dalam kadar tertentu itu sebagai tujuan pertentangan itu sendiri, menurutnya bahwa pertentangan untuk memperoleh kekuasaan tidaklah terbatas.
Hanya pada organisasi organisasi politik formal, namun ada juga terjadi didalam setiap tipe kelompok, misalnya seperti organisasi keagamaan dan pendidikan.
2. Kedua, yaitu tipe konflik dalam hal gagasan dan cita cita.
Weber berpendapat bahwa orang sering kali tertantang untuk memperoleh dominasi dalamhal pandangan dunia mereka.
Baik itu berupa doktrin keagamaan, filsafat sosial maupun konsepsi tentang bentuk dari gaya hidup kultural yang terbaik di masyarakat.
Lebih dari itu, bahwa gagasan cita cita bukan hanya dipertentangkan, melainkan dijadikan senjata maupun alat dalam pertentangan lainnya.
Seperti misalnya pertentangan politik. Jadi seseorang akan dapat berkelahi untuk memperoleh kekuasaan dan pada saat yang sama berusaha.
Untuk saling menyakinkan satu sama lain. Bahwa kekuasaan itu yang mereka tuju. Tetapi kemenangan prinsip prinsip yang secara etis dan filosofis benar.
Dari sini kita bisa melihat bahwa Weber tidaklah seorang materialis maupun idealis.
Dia disebut sebagai para sosiolog modern yang sebagai contoh seseorang pemikir yang mengombinasikan pola.
Penjelasan materialis dan idealis dalam pendekatan sosiologis bersifat menyeluruh.
Nah Weber memberikan pendapat bahwa gagasan bukanlah semata mata hasil dari kondisi kondisi materil yang ada.
Melainkan keduanya sering kali signifikan kausalnya sendiri sendiri.
Contoh Konflik di Masyarakat
Ada beberapa contoh konflik di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, yaitu sebagai berikut :
1. Konflik internal yang terjadi di dalam partai politik dalam memperebutkan kekuasaan seperti yang pernah terjadi dibeberapa partai politik di Indonesia.
Yang kepemimpinan atau kepengurusannya terbelah menjadi dua kubu, akibat adanya suatu perebutan kekuasaan dan terjadinya suatu konflik.
2. Konflik perebutan lahan yang sering terjadi oleh sesama warga masyarakat maupun antar sesama warga dengan perusahaan di lingkungan tempat tinggal warga.
3. Konflik antar sesama kelompok masyarakat akibat adanya perselisihan atau miskomunikasi sesama mereka.
Dan berbagai contoh konflik sosial lainnya yang masih sering terjadi di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Demikianlah pembahasan dan penjelasan tentang Teori Konflik Menurut Max Weber dan Contohnya : Ada 2 Tipe Penting.
Sumber Referensi Sosiologi.info :
Buku Pembelajaran Sosiologi untuk kelas XI SMA dan MA. penulis Dwi Mulyono
http://sipeg.unj.ac.id, diakses pada Senin, 14 Maret 2022
http://eprints.undip.ac.id/61808/2/BAB_I.pdf, diakses pada Senin, 14 Maret 2022