-->

Contoh Cerpen Beserta Strukturnya dan Unsur Intrinsiknya

Contoh Cerpen Beserta Strukturnya dan Unsur Intrinsiknya

Contoh Cerpen Beserta Strukturnya dan Unsur Intrinsiknya

Sosiologi Info - Apa saja contoh cerpen beserta strukturnya dan unsur intrinsiknya? Mari simak contoh cerita pendek tentang motivasi beserta dengan unsur intrinsiknya.

Sebelum membaca contohnya mari simak pengertian singkat mengenai cerpen, berikut penjelasannya di bawah ini. 

Sekilas Pengertian Cerpen

Cerpen adalah karangan pendek berbentuk prosa. Dalam cerpen, suatu segmen kehidupan seorang tokoh tersegmentasi.

Di isi dengan peristiwa-peristiwa yang saling bertentangan, mengharukan atau menarik, dan mengandung kesan-kesan yang tak terlupakan (Kosasih dkk , 2004: 431). 

Cerpen atau cerita pendek adalah bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung pendek, padat, dan to the point. 

Struktur Teks Cerita Pendek 

• ABSTRAK: ringkasan/inti cerita, dalam cerpen abstrak ini sifatnya opsional boleh di libatkan atau tidak, tidak jadi masalah 

• ORIENTASI: pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam sebuah cerita, baik pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dalam cerita. 

• KOMPLIKASI: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita, masalah mulai timbul karena sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian sampai pada klimaks 

• EVALUASI: penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut. 

• RESOLUSI: penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang mengungkapkan solusi yang dialami tokoh atau pelaku. 

• KODA: pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca, koda ini sifatnya opsional boleh dilibatkan atau pun tidak

Contoh Cerpen Beserta Struktur dan Unsur Intrinsiknya

Berikut adalah contohnya, yaitu : 

Indonesia, Cepatlah Pulih

Abstrak

Namaku Rina. Aku tinggal di Bukittinggi. Aku merupakan anak ketiga dari dua bersaudara. Aku saat ini sedang menempuh masa pendidikan dengan berkuliah di salah satu universitas di kota ku. 

Hari ini merupakan hari Sabtu, di mana hari aku bersantai di tengah tugas yang boleh dikatakan cukup banyak. 

Aku merasa bosan jika harus di kos pada hari libur, tapi aku juga malas untuk berpergian. Untuk menghilangkan rasa bosan, aku bermain handphone. 

Ternyata banyak pesan masuk. Aku binggung, nggak biasanya chat ini ramai, maklum jomblo. Heehehhe. 

Kubaca pesan satu persatu, dari grup kelas hingga chat dari teman. Saat aku membuka chat dari grup aku terkejut, ternyata kampusku diliburkan selama satu bulan. 

Aku merasa senang awalnya, tapi aku juga merasa sedih. Bagaimana tidak, aku diliburkan karena negeriku sedang dilanda musibah. 

Awalnya aku senang bisa kuliah di rumah secara online. Pada saat itu, aku belum memikirkan apa-apa. Tak banyak pikir, hari itu aku langsung kemasi barang untuk pulang kampung pada hari Minggu. 

Aku kemasi buku-buku, alat-alat tulis serta beberapa baju. Hingga aku tak sadar bahwa magrib hampir tiba. Setelah berkemas cukup lama, aku merasa capek. 

Tapi aku urungkan niat untuk tidur. Aku langsung mandi karena merasa gerah dan segera menunaikan shalat magrib. 

Selesai shalat magrib, aku lanjutkan membaca buku Albert Camus. Bukunya cukup bagus. Buku yang menceritakan tentang keterasingan kita di dalam keramaian. 

Satu jam membaca membuat aku bosan dan melanjutkan untuk makan malam. Setelah melaksanakan shalat isya, aku melanjutkan untuk tidur. 

Karena besok pulang kampung, aku ingin bangun dengan keadaan fresh.. wkkwkwk. 

Orientasi

Keesokan paginya, aku pulang kampung ke Bukittinggi. Sudah satu bulan tidak menghirup udara segar kampungku. 

Aku sampai di Bukittinggi sekitar pukul 11 siang Aku langsung memeluk orang tuaku karena rindu. 

Pagi ini aku terbangun dari tidurku. Di bawah pancaran sinar matahari menyusup kedalam mimpiku kala itu. 

Pagi ini cuaca cukup cerah dengan hawa yang masih dingin. Dengan semangat 45 aku bangun guna untuk menghadapi hari yang indah ini. 

Aku berdiri di depan jendela kamarku. Kuhirup udara segar sembari menutup mata memikirkan satu hal yang mengusikku akhir-akhir ini.

Yang membuat aku harus pulang kerumah selama sebulan penuh. Ya, mereka menyebutnya dengan COVID-19. 

Komplikasi

Aku yang diliburkan dari masa perkuliahan gara-gara wabah ini harus menjalani rutinitas perkuliahan  di rumah. Hatiku pilu, melihat keadaan negeri saat ini. 

Aku tersentak, kulihat disekitarku betapa sepinya pagi ini. Tidak seperti biasa, tetangga yang menyapu halaman, mengantar anak sekolah, berbincang-bincang dengan tetangga dan sebagainya. 

Aku terus berpikir sembari melihat pemandangan sawah di dekat jendela kamarku. Indonesia, negeri yang kucinta. 

Masyarakat yang majemuk, pluralis, dan menjunjung tinggi semboyan “BHINEKA TUNGGAL IKA”. 

Banyak hal-hal yang menarik di Indonesia, dari budayanya, lingkungannya, pendidikannya dan lain sebagainya. 

Kebiasaannya juga aneh-aneh semua. Dari yang makan nasi dengan mie, jalan satu arah jadi dua arah, apa pun mereka jadikan candaan. 

Seketika seukir senyuman muncul kala itu mengingat tingkah laku warga negeriku.  

Dari segala pengalaman yang aku lalui selama 20 tahun ini, baru kali ini aku melihat Indonesia yang lumpuh seperti ini. 

Mengapa tidak, semua aspek kehidupan lumpuh. Himbauan dari pemerintah agar tidak keluar rumah tidak mereka hiraukan. 

Apa boleh buat, mereka yang berpenghasilan minim tetap harus bekerja demi menghidupi  keluarga dan anak-anak mereka. Sungguh, indonesiaku berubah seketika.

Evaluasi

Setelah aku merenungkan akan hal itu, aku bangun dari lamunanku. Aku berjalan keluar rumah untuk melihat negeriku saat ini. 

Aku berjalan 50 meter dari rumahku. Aku perhatikan semua rumah tertutup. Sepi, itulah saat ini. 

Saat aku hendak berjalan pulang, aku melihat seorang petani yang berjalan menuju sawah. Aku diam sejenak memperhatikanya. 

Aku buka mataku lebar-lebar aku perhatikan petani itu. Ya, sungguh sedih. Di saat negeriku sakit, dia tetap bekerja demi keluarganya. 

Bukannya takut mati, mereka lebih memilih  mati untuk menghidupi keluarga ketimbang berdiam diri di rumah.

Cukup dengan perubahan buruk ini. Indonesia, cepatlah pulih. Maaf selama ini kami merepotkanmu. 

Masih membuang sampah sembarangan, tidak menjaga kebersihan, semuanya kami tidak menghiraukan. 

Aku terus beranjak pergi, hingga tak di sangka aku sudah sampai di rumah. Aku melangkah ke kamar untuk mandi. Karena, saat berjalan tadi aku belum mandi, hehehe. 

Setelah mandi aku duduk di depan meja belajarku. Hari sudah menunjukkan pukul 9:40. Ya, aku akan kuliah online. 

Aku duduk di depan laptop sembari menunggu dosen yang belum masuk kedalam room chat kelas kami. Tak lama kemudian dosenku ambil absen dan memberi tugas kepada kami. 

Ya, beginilah nyatanya sekarang. Ditindas oleh sistem sendiri. Biaya kuliah yang tinggi tidak sebanding dengan hasilnya.

Resolusi

Aku berharap, wabah ini segera pergi dari bumi yang aku cintai ini. Aku tidak ingin melihat negeriku saat ini lumpuh tak berdaya dengan adanya wabah ini. 

Aku berdoa supaya negeri yang indah ini cepat pulih kembali. Ini adalah cerita dibalik fakta kehidupan Negeriku. 

Semenjak aku lahir di negeri tercinta Indonesia, aku sadar negeri ini kaya, negeri ini adalah bangsa yang besar.

Yang aku percaya dalam benakku negeri ini akan menjadi makmur, tentram dan damai di seluruh pelosok bangsa.

Unsur Intrinsik

1. Tema: Kehidupan

2. Alur/Plot: Maju.

3. Setting: Kos, rumah Rina

4. Tokoh: Rina

5. Watak: Rina (Baik, Optimis)

6. Sudut Pandang: Sudut pandang orang pertama 

7. Amanat: Jangan pernah berhenti untuk berjuang dan berusaha. Sebab, kegigihan dan kesabaran yang kita tanam akan berbuah di kemudian hari. 

Demikian pembahasan tentang topik Contoh Cerpen Beserta Struktur dan Unsur Intrinsiknya. semoga bermanfaat ya adik adik.

Penulis: Suci Kurnia Putri

Sumber Referensi

Kosasih. 2004. Teori Pengkajian Sastra. Bandung: Titian Ilmu.

Teks Cerita Pendek - Bimbel surabaya. (n.d.). Retrieved October 31, 2022, from https://www.bimbelsurabaya.com/~file/cerpen_1-f0456-3411_469.pdf?b

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !