-->

3 Model Pendekatan Transformasi Digital

Ada 3 Model Pendekatan Transformasi Digital
3 Model Pendekatan Transformasi Digital

Model pendekatan transformasi digital ada tiga, meliputi adopsi teknologi, transisi digital, dan transformasi digital. 

Selanjutnya pada pembahasan artikel ini menjelaskan juga tentang disrupsi digital dalam pekerjaan sosial digital.

Kemudian untuk memahami penjelasan mengenai disrupsi digital dalam pekerjaan sosial digital, mari pahami model pendekatannya di bawah ini.

Sosiologi Info – Transformasi digital masyarakat berarti bahwa orang menghabiskan banyak waktu setiap hari menggunakan berbagai layanan online dan aplikasi untuk melakukan tugas sehari-hari.

Misalnya, seperti berbelanja untuk produk di rumah, membuat janji dokter atau berinteraksi dengan orang dan benda lain.

Transformasi digital masyarakat juga menimbulkan tantangan bagi sebagian besar organisasi dan profesional.

Pekerjaan sosial juga tidak asing dengan kebutuhan digitalisasi kontekstual layanan mereka.

Percepatan proses digitalisasi akibat pandemi COVID-19 membutuhkan berbagai perhatian dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Adopsi pekerja sosial dan pengembangan teknologi terapan tidak menanggapi model tertentu, tetapi berlangsung secara spontan.

Kemudian, tanpa pendekatan kontemplatif dan kompeten yang mempertanyakan adopsi teknologi, dalam keadaan apa, dan di mana.

Paradigma Pekerjaan Sosial Digital telah dikonseptualisasikan di persimpangan antara Digitalisasi dan Pekerjaan Sosial.

Sehingga mampu untuk menganalisis, menemukan, dan mengembangkan solusi kebutuhan dan permasalahan sosial dengan dukungan teknologi.

Ada 3 Model Pendekatan Transformasi Digital

Selanjutnya artikel ini menganalisis tiga model yaitu adopsi, transisi, dan gangguan, model yang mempelajari berbagai pendekatan menuju transformasi digital dalam Pekerjaan Sosial.

Adopsi Teknologi

Pertama, Adopsi teknologi. Teknologi dan digitalisasi diadopsi secara instan oleh berbagai organisasi untuk melakukan praktik profesional dan menyelesaikan berbagai kebutuhan tertentu.

Penetrasi yang kuat dari layanan digital ini di masyarakat dan kegunaannya memengaruhi  penerapannya pada Pekerjaan Sosial.

Karena tujuan utama disiplin-profesi didasarkan pada fungsi berkaitan dengan sosialisasi, seperti kepedulian sosial dengan pengguna dan fasilitasi.

Serta terciptanya hubungan antar manusia, sarana digital untuk bantuan jarak jauh telah diadopsi dengan tekun, terutama karena jarak fisik yang diperlukan akibat COVID-19.

Transisi Digital

Kedua, transisi digital. Digitalisasi adalah proses sosio-teknik yang mana teknik digitalisasi berskala besar di aplikasikan dan di adopsi dari konteks sosial dan institusional.

Selanjutnya, transisi digital melibatkan perluasan lalu lintas data dari seluruh aspek kehidupan. Ini di pahami sebagai proses meningkatkan layanan yang ada,prosedur, dan alat melalui di gitalisasi data.

Transisi digital berfokus pada pertukaran dasar data yang disimpan, diambil, atau dimanipulasi melalui digitalisasi.

Misalnya, contohnya adalah otomatisasi langkah manual, meningkatkan ke teknologi yang lebih baru, menambahkan tambahan integrasi untuk meningkatkan waktu respons, meningkatkan efisiensi waktu, dan lain sebagainya.

Proyek transisi digital ini melibatkan perbaikan substansial dalam cara tugas yang ada di lakukan. Contohnya adalah penerapan e-government pada transisi digital.

E-government merujuk kepada penggunakan teknologi pada pemerintahan berbasis internet dan aplikasi, untuk meingkatkan akses dan mengantarkan informasi.

Serta layanan dari pemerintah ke warga negara, partner bisnis, pekerja, dan agen pemerintahan lain, serta entitas lainnya.

Ini berpotensi untuk membantu membangun relasi yang lebih baik antara pemerintah dan publik melalui interaksi yang lebih mudah dan efisien.

Transformasi Digital

Ketiga, transformasi digital. Transformasi digital memotivasi dan memicu banyak orang inovasi digital, beberapa di antaranya dapat menimbulkan guncangan sistemik yaitu, gangguan digital.

Disrupsi digital sering di bingkai sebagai sebuah tipe turbulensi lingkungan, yang di sebabkan oleh inovasi digital.

Lebih lanjut, yang mengarah pada pemecahan batas dan pendekatan yang sebelumnya menjadi dasar untuk mengatur kegiatan atau layanan tertentu. (Karimi & Walter, 2015; Weill & Woerner, 2015).

Gangguan digital adalah salah satu penyebab utama proses penghancuran kreatif yang bisa mengguncang inti sektor tertentu dengan meruntuhkan cara konvensional.

Manifestasi gangguan digital telah di identifikasi sebagai proses atau artefak yang dapat menyebabkan pembubaran sektor tersebut kondisi fundamental.

Proses Disrupsi

Prosesnya di atur untuk melakukan sesuatu secara berbeda, sehingga mencapai nilai tambah.

Proses disrupsi digital berasal dari inovasi digital, mengarah pada perubahan dalam struktur sektor atau organisasi yang mapan, dan perubahan dalam prosedur atau instrumen mereka  sendiri.

Bahkan dapat menghasilkan perubahan dalam identitas organisasi dan profesional.

Karena kecepatan dan sistemik sifat perubahan lingkungan, dan kebutuhan untuk bereaksi, di sana adalah tingkat tekanan yang tinggi untuk beradaptasi.

Dia sulit untuk mengubah struktur organisasi yang sukses, tepatnya karena mereka telah beradaptasi dengan perubahan lain yang telah terjadi dengan kondisi lingkungan sebelumnya.

Dalam kasus tersebut, gangguan digital dianggap sebagai ancaman, menghasilkan resistensi dari aktor yang secara tradisional memilih untuk mempertahankan garis konvensional mereka pembangunan, yang sekarang mungkin terganggu.

Ini mengarah pada rekombinasi keterkaitan antara sumber daya, terkadang memfasilitasi interaksi dan hubungan yang lebih langsung, dan akhirnya menimbulkan efek sistemik.

Singkatnya, gangguan digital, dalam kerangka transformasi digital masyarakat, mengarah kemunculnya aktor-aktor baru yang mengembangkan inovasi digital.

Kemudian, menghasilkan efek gabungan pada struktur, praktik, nilai, dan keyakinan yang, pada gilirannya, mengubah, mengancam, menggantikan, atau melengkapi aturan permainan dalam ekosistem yang ada.

Akhirnya itulah pembahasan tentang Model Pendekatan Transformasi, serta disrupsi digital dalam pekerjaan sosial digital.

Penulis : Indah Sari Rahmaini | Dosen Departemen Sosiologi Universitas Andalas

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !