Public Speaking di Kalangan Mahasiswa
Menurut Mustamu (2012:210), Public speaking adalah sebuah kemampuan mengekpresikan gagasan dihadapan publik melalui kompetensi berpidato. Kemampuan tersebut tentunya memerlukan sebuah interaksi yang baik antar public speaker dengan pendengarnya.
Penulis oleh Sandewa Jopanda Mahasiswa Sosiologi Universitas Riau 2017
Sosiologi Info - Banyak
bidang yang menuntut kita untuk berbicara didepan umum.
Berbicara didepan umum
atau yang biasa kita sebut public
speaking merupakan kemampuan mengekspresikan ide atau gagasan dihadapan
orang banyak yang berintikan pada interaksi sosial.
Sebagai
mahasiswa, kita selalu dihadapakan pada kesempatan untuk bertanya, memberikan
pendapat, saran, kritikan, ataupun gagasan yang kita punya.
Dengan public speaking kita akan menjadi
mahasiswa yang lebih berani untuk memberikan gagasan, pendapat dan saran.
Menurut
Soekanto (2017:58) suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila
tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Adanya kontak sosial
(social-contact);
2. Adanya komunikasi.
Dewasa
ini, public speaking menjadi sorotan
yang begitu sering diperbincangkan. Tidak hanya para akademisi dan
pegawai-pegawai kantor, bahkan orang-orang besar.
Serta ahli-ahli pun
membicarakannya. Ada juga ilmuwan yang malah mempelajarinya agar mudah dalam
menjelaskan teorinya disebuah konferensi atau pun seminar.
Sebab
public speaking bukan hanya ilmu yang
berbentuk teori sehingga tampak membosankan tetapi lebih kepada praktek.
Sejalan dengan kalimat tersebut, Webster’s Third new International Dictionary
(dalam King, 2014:7) menyebutkan dua
pengertian public speaking, yakni:
1.
The act of process of making speeches in
public (sebuah proses penyampaian pidato di hadapan publik)
2.
The act of science of effective oral
comnmunication with an audience (sebuah ilmu komunikasi lisan yang efektif
melibatkan para audiens atau pendengar).
Presentasi
merupakan salah satu bentuk public
speaking. Menurut King (2007:119) banyak presentasi yang tidak cukup dengan
hanya bicara.
Dalam abad ini, visual sangat membantu untuk menambah apa yang
ada katakan dengan apa yang dapat dilihat oleh audiens-melalui penggunaan
gambar-gambar seperti slide diagram,
grafik, dan gambar.
Kebanyakan
mahasiswa tidak memberikan penjelasan secara lugas dalam sebuah presentasi.
Kondisi ini menimbulkan kejenuhan tersendiri bagi mahasiswa lainnya.
Sehingga
apa yang terlihat dalam slide hanya
membekas dikepala dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena kurangnya
penjelasan dari setiap slide yang
ditampilkan.
Baca Juga : Materi Public Speaking untuk Mahasiswa PDF
Untuk
itu diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap public speaking. Dengan menguasai empat faktor penting dalam public speaking, yakni Kata-kata, Nada
suara (intonasi), Bahasa tubuh (Gesture), dan Arti yang ditangkap.
Setelah
memahami dan menguasainya, latihan harus dilakukan agar menambah kepercayaan
diri sehingga dalam penyampaian nantinya tidak menimbulkan ketidakmenarikan.
Public Speaking
Public speaking
bukanlah sebuah ilmu dimana latihannya hanya bertumpu pada teori yang
diajarkan, tetapi lebih kepada sebuah improvisasi dan kreativitas si public speaker.
Dalam
hal ini, tentu tuntutan besar diberikan pada seorang public speaker, dimana dia harus mampu mencairkan suasana suatu
ruangan yang membeku.
Hal tersebut tidak sekonyong-konyong terjadi dengan
improvisasi tanpa latihan.
Dengan
latihan yang rutin, seorang public
speaker mempunyai banyak konsep berbicara. Konsep-konsep tersebut akan
membantunya ketika berdiri disuatu ruangan yang dipenuhi para pendengar.
Dia
tau konsep improvisasi mana yang mampu membuat pendengarnya menjadi hanyut
dalam pembicaraan-nya sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
Semakin
sering berlatih maka seorang public
speaker akan semakin mudah mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan
tempatnya berbicara. Keefektifan dalam berbicara pun bisa terlihat dengan gaya
si public speaker.
Bila
dia terlihat gagap dalam berbicara bisa jadi dia kurang memahami materi atau
kurang berlatih. Sebagai mahasiswa, tuntutan akan berbicara dihadapan banyak
orang seringkali menjadi kendala.
Dimana
masih melekatnya sebuah mindset “berbicara itu sulit”. Mindset tersebut
menimbulkan reaksi tubuh yang negatif.
Sehingga kita menjadi gugup, kurang
percaya diri, dan sebagainya. Padahal kita selalu berbicara setiap harinya.
Ketika
kita merubah mindset tersebut menjadi “Bicara itu mudah” atau “Insya Allah, Aku
pasti bisa”, maka syaraf-syaraf tubuh akan meneruskan rangsangan tersebut ke
otak sehingga kita lebih mudah untuk bicara.
Hanya
saja, kita perlu melatih diri. Salah satu caranya adalah dengan membaca buku,
baik buku tentang publik speaking ataupun
buku lainnya.
Dengan membaca buku pengetahuan kita akan bertambah. Kemudian
kita bisa mencoba berbicara ketika sendiri dikamar atau dimanapun.
Menurut
Mustamu (2012:210), Public speaking
adalah sebuah kemampuan mengekpresikan gagasan dihadapan publik melalui
kompetensi berpidato.
Kemampuan tersebut tentunya memerlukan sebuah interaksi
yang baik antar public speaker dengan
pendengarnya.
Komunikasi
harus berjalan lancar dan teratur tanpa menghilangkan aspek-aspek yang ada
dalam public speaking.
Bila pidato
tersebut berjalan kaku dan monoton layaknya membaca sebuah naskah, maka
orang-orang akan merasa bosan dan pastinya mengacuhkan si pembicara.
Sebaliknya
dengan memberikan sebuah pidato yang interaktif, tidak berfokus pada naskah,
tidak seperti menghapal naskah, dan sebagainya.
Maka pendengar akan terkesima
dengan apa yang kita tampilkan. Seperti pidato Bung Karno, jarang sekali ada
orang yang mengacuhkannya.
Ketertarikan
pendengar bukan karena dia sering menggunakan beberapa bahasa asing yang dia
kuasai saat berpidato.
Lebih dari itu, dia tidak hanya menguasai materi
pidatonya tetapi juga menguasai suasana dan area tempatnya berpidato.
Kata-katanya dalam setiap pidato pasti membangkitkan semangat individu-individu
yang mendengarnya.
Hampir
sama dengan itu, Gunadi (dalam Bintang, 2014:7) public speaking adalah bentuk komunikasi lisan tentang suatu hal
atau topik yang disampaikan dihadapan banyak orang.
Tujuannya untuk
memengaruhi, mengubah opini, mengajar, mendidik, memberikan penjelasan serta
memberikan informasi kepada masyarakat tertentu.
Seseorang
yang bisa memberikan sebuah fakta baru atau ide yang tidak terpikirkan oleh
orang lain, maka akan menarik perhatian orang lain.
Karakter setiap orang tentu
berbeda-beda, termasuk cara berpikirnya.
Ada
orang yang gampang dipengaruhi dan diubah opininya, namun banyak juga yang
sulit. Dengan public speaking yang
baik setidaknya kita mampu membuat orang lain fokus pada apa yang kita
bicarakan.
Semakin
baik cara kita dalam menyampai-kan pesan, menjelaskan pendapat, maka semakin
yakinlah orang lain terhadap diri kita.
Orang lain akan berpikir bahwa apa yang
kita bicarakan mempunyai kebenaran walau sedikit. Seluruh
definisi yang telah dijelaskan tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa public
speaking adalah kemampuan mengekpresikan gagasan dengan cara komunikasi yang
efektif.
Untuk memengaruhi, mengubah opini, mengajar, mendidik, memberikan
penjelasan serta memberikan informasi dihadapan publik.
Hal
ini hendaknya dijadikan pengetahuan oleh para pembaca terutama mahasiswa. Lebih
dari itu, semoga pengetahuan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk tindakan
sehingga akan mengasah keterampilan diri menjadi lebih baik lagi.
Mahasiswa
sebagai penerus bangsa dimasa mendatang sudah semestinya menguasai kemampuan public speaking agar kelak ketika
menjadi pemimpin mampu meyakinkan orang lain, sehingga tidak ada keraguan dari
orang lain terhadap dirinya.
Baca artikel yang sama untuk topik ini. Next >>>