-->

Walt Whitman Rostow Lima Tahap Pembangunan

Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap, yaitu tahap masyarakat tradisional, prakondisi lepas landas, lepas landas, bergerak kedewasaan, dan jaman konsumsi masal yang tinggi.
Walt Whitman Rostow Lima Tahap Pembangunan
Sosiologi Info - Rostow adalah seorang ahli ekonomi. Tetapi, perhatiannya tidaks terbatas pada masalah ekonomi dalam arti sempit. Perhatiannya meluas sampai pada masalah sosiologi dalam proses pembangunan, meskipun titik berat analisisnya masih tetap pada masalah ekonomi. 

Dalam bukunya yang terkenal The Stages of Economic Growt, A Non-Communist Manifesto yang mula-mula terbit pada tahun 1960, Dia menguraikan teorinya tentang proses pembangunan dalam sebuah masyarakat. 


Bagi Rostow pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju. 

Proses ini dengan pelbagai variasinya, pada dasarnya berlangsung sama dimana pun dan kapan pun juga. Variasi yang ada bukanlah merupakan perubahan mendasar dari proses ini, melainkan hanya berlangsung di permukaan saja. 

Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap, yaitu tahap masyarakat tradisional, prakondisi lepas landas, lepas landas, bergerak kedewasaan, dan jaman konsumsi masal yang tinggi.
Walt Whitman Rostow Lima Tahap Pembangunan
Tahap Masyrakat Tradisional 

Ilmu pengetahuan belum banyak dikuasi oleh masyarakat pada masa ini. Masyarakat percaya pada kekuatan di luar dari kekuasaan manusia. 

Kemajuan yang berjalan sangat lamban, masyarakatnya bersifat statis, sehingga produksi yang dihasilkan pada masyarakat pada masa ini, masih sangat rendah. Dan mereka tunduk pada kekuatan alam, karena belum bisa menguasai alam. 

Hasil produksi hanya digunakan sebagai konsumsi saja. Tidak ada investasi yang dilakukan masyarakat. Tahap kehidupan pada generasi kedua pada umumnya hampir sama dengan kehidupan generasi sebelumnya. 

Tahap Prakondisi Lepas Landas 

Masyarakat tradisional perkembangannya sangat lambat, meskipun demikian terus bergerak. Dengan perkembangan yang terus bergerak tadi, masyarakat pada akhirnya akan mencapai posisi prakondisi lepas landas. 

Biasanya keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri. 

Campur tangan dari luar ini menggoncangan masyarakat tradisional. Didalamnya mulai berkembang ide pembaharuan. Ide ide yang berkembang ini bukan sekadar pendapat yang menyatakan bahwa kemajuan ekonomi dapat dicapai.

Tetapi bahwa kemajuan ekonomi merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang dianggap baik, kebesaran bangsa, keuntungan pribadi, kemakmuran umum, atau kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka nantinya. 

Misalnya, seperti yang terjadi di Jepang, dengan dibukanya masyarakat oleh armada angkatan laut Amerika Serikat. Pada periode ini usaha untuk meningkatkan tabungan masyarakat terjadi. Tabungan ini kemudian dipakai untuk melakukan investasi pada sector-sektor produktif yang menguntungkan, termasuk pendidikan. 

Investasi ini dilakukan baik oleh perorangan maupun oleh negara. Sebuah negara nasional yang sentralistis juga terbentuk. Pendeknya segala usaha untuk meningkatkan produksi mulai bergerak dalam periode ini. 

Tahap Lepas Landas 

Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang berjalan wajar, tanpa ada hambatan yang berarti seperti ketika pada periode prakondisi lepas landas. 

Tabungan dan investasi pada periode ini efektif dan meningkat dari 5%-10% dari pendapatan nasional atau lebih. Berkembangnya industry-industri baru dengan pesat, dan keuntungan yang didapat ditanamkan untuk membuat pabrik baru. Sektor modern dari perekonomian dengan demikian menjadi berkembang. 

Dalam pertaniana, teknik-teknik baru juga tumbuh. Pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan, dan bukan sekadar untuk konsumsi. Peningkatan dalam produktivitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi masyarakat membutuhkan hasil pertanian yang banyak, supaya ongkos perubahan ini tidak terlalu mahal. 

Tahap Bergerak ke Kedewasaan 

Setelah lepas landas, maka masyarakat akan mengalami proses kemajuan yang terus bergeak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut, antara 10-20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kembali, supaya bisa mengatasi persoalan pertambahan penduduk. 

Industri berkembang dengan pesat. Negara ini memantapkan posisinya dalam perokonomian dunia (global), barang-barang yang tadinya impor sekarang diproduksikan di dalam negeri, impor baru menjadi kebutuhan, sementara barang-barang ekspor baru mengimbangi impor. 

Sesudah 60 tahun sejak sebuah negara lepas landas atau 40 tahun setelah periode lepas landas berakhir, tingkat kedewasaan biasanya tercapai. Perkembangan industri terjadi tidak saja meliputi teknik-teknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi, kemudian yang diproduksi juga bukan sebatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal. 

Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi 

Naiknya pendapatan masyarakat, konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. 

Produksi industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang-barang konsumsi yang tahan lama. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. 

Sesudah taraf ke kedewasaan tercapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan untuk kesejahteraan sosial dan penanaman dana sosial. Pada titik ini pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus, seperti halnya teori-teori modernisasi lainnya, didasarkan pada dikotomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. 

Titik terpenting dalam gerak kemajuan dari masyarakat yang satu ke yang lainnya adalah periode lepas landas. Rostow juga berbicara tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan yakni orang-orang yang berani melakukan tindakan pembaharuan, meskipun demikian tindakan tersebut berisiko. 

Rostow kemudian berbicara tentang kondisi-kondisi sosial yang melahirkan para wiraswastawan ini. Ia menyebut dua kondisi sosial yaitu : 

(1) adanya elite baru dalam masyarakat yang merasa diingkari haknya oleh masyarakat tradisional dimana ia hidup, untuk mendapatkan prestise dan mencapai kekuasaan melalui cara-cara konvensional yang ada, 

(2) masyarakat tradisional yang ada cukup flexsibel atau lemah untuk memperbolehkan warganya mencari kekayaan atau kekuasaan politik sebagai jalan untuk menaikkan statusnya dalam masyarakat biasanya hal ini dicapai melalui kepatuhan dan kesetiaan terhadap yang berkuasa. 

Kelompok baru inilah yang akan menjadi tenaga pendorong untuk melakukan pembaharuan. Elite baru ini merupakan kelompok orang yang frustrasi (dalam arti positif) karena tatanan sosial politik yang ada tidak memberi kemungkinan untuk mengembangkan diri. 

Ini misalnya terjadi pada kelompok pedagang (cikal bakal dari kaum burjuasi di jalam modern) di jaman feudal, atau orang-orang Yahudi di Eropa atau orang-orang Cina di Asia Tenggara. 

Karena tidak bisa memajukan diri di jalur sosial-politik, mereka bergerak di bidang ekonomi dan kemudian mendapatkan tempat terhormat karena keberhasilannya mengumpulkan kekayaan. 

Dalam membahas masalah lepas landas pun, Rostow berbicara tentang aspek-aspek non ekonomi ini. Baginya, lepas landas harus memenuhi semua dari ketiga kondisi yang saling berkaitan ini yakni : 

(1) Meningkatnya investasi di sektor produktif dari katakanlah 5 % atau kurang menjadi 10% atau lebih dari pendapatan nasional 

(2) Tumbuhnya satu atau lebih sektor industri manufaktur yang penting, dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi 

(3) Adanya atau munculnya secara cepat lembaga-lembaga politik dan sosial yang bisa memanfaatkan berbagai dorongan gerak ekspansi dari sektor ekonomi modern dan akibat yang mungkin terjadi dengan adanya kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar sebagai hasil dari lepas landas, disamping itu lembaga-lembaga ini kemudian bisa membuat pertumbuhan menjadi sebuah proses yang berkesinambungan. 

Kondisi ketiga merupakan kondisi non-ekonomi yang penting. Tetapi, Rostow memang masih mengutamakan peran ekonomi dari lembaga-lembaga berikut, katanya : Kondisi ketiga menunjukkan kepada kesanggupan yang cukup dari lembaga-lembaga ini untuk mengumpulkan modal dari sumber-sumber dalam negeri. 

Prakondisi untuk lepas landas memerlukan kesanggupan awal untuk menggerakan tabungan dalam negeri secara produktif dan juga menciptakan sebuah struktur yang memungkinkan tingkat tabungan yang cukup tinggi. 

Yang dimaksud Rostow misalnya negara yang melindungi kepentingan para wiraswastawan untuk melakukan akumulasi modal atau memberikan iklim politik yang menguntungkan bagi para industriawan, atau orang asing untuk menanmkan modalnya. 

Memang fungsi dari lembaga-lembaga non ekonomi ini adalah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Tetapi sebagai seorang ahli ekonomi dengan menyebutkan lembaga-lembaga non ekonomi ini Rostow telah membuat langkah yang sangat berarti. 

Dari uraian diatas kita juga melihat bahwa pada dasarnya Rostow masih melihat masalah pembangunan sebagai masalah seperti yang diuraikan oleh model Harrod-Domar, tingkatkan tabungan dan investasi produktif setinggi mungkin. 

Lembaga-lembaga non-ekonomi seperti lembaga-lembaga politik dan sosial juga harus digerakkan untuk mencapai tujuan ini. Kalau ini bisa dilakukan, tahap lepas landas, dan kemudian tahap konsumsi masal yang tinggi, akan segera dicapai. 

Tetapi langkah pertama dari seluruh proses yang panjang ini dimulai dengan menghilangkan hambatan pada masyarakat tradisional, supaya masyarakat tersebut dapat memerdekakan diri dari nilai-nilai tradisinta, dan mulai bergerak maju. Ini jelas faktor non ekonomi.

Sumber Refrensi : Buku Sosiologi Pembangunan oleh Arif Budiman
Sumber foto : dok.net
Sumber lain : [Preview ##eye##]

1 komentar

  1. rerebaly
    apakah menurut anda teori Rostow
    masih relevan untuk diterapkan dalam kasus Indonesia?

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !