Jangan Tulis Nama Pacar di Skripsi, Kalau Putus Nyesal !
Tidak menyebutkan merek, jadi aman saja, jadikan kenangan yang abadi, dan skripsi itupun aman di rak buku anda. Selamat mencoba. Bila ada jawaban yang lain bisa komentar di kolom komentar ya.
Alhamdulillah,
seminar proposal sudah siap beberapa minggu lalu. Sujuk syukur atas hasil dan
bimbingan dosen pendamping atau mentor yang sudah bersedia meluangkan waktunya
untuk membantu menuju gelar sarjana.
“Datang ya, pas
seminar proposal (sempro),” ajak seorang t.
“iya nanti
datang kok,” balas seorang t.
Disebuah gedung,
tua yang usianya ntah berapa tahun, “sampai ketemu di ruang siding yah,”
sautnya sambil bergegas menuju ruang dosen, untuk melanjutkan bimbingan, agar
kesempurnaan hasil sempro tersebut.
“Ih ini orang udah
pada bahas sempro aja ya,” ungkap mahasiswa yang mulai cemas dengan nasib
sempro, untuk menuju gelar sarjana.
“Udah jangan
terlalu jadi beban, kita habiskan masa di kampus, ikut kegiatan dan keliling
dulu, baru lanjut buat skripsi (sempro).
Ketika sempro
sudah siap, maka langkah selanjutnya hanya tinggal mengarap skripsi saja.
Lantas pernahkah kita menyadarai bahwa ucapan terimkasih pada lembar ucapan
terimkasih di skripsi menjadi bencana yang tak kita sadar. Apa ?
Iya, situasi
yang serba salah, simalakama. Menuliskan ucapan terimkasih kepada pacar, dan
menuliskan nama pacar di ucapan terimkasih tersebut. Sadar tidak, itu menjadi
bencana yang membuat kamu harus jeli dalam menuliskannya. Pasalnya, apakah itu
pacar akan jadi pendamping hidup ? atau hanya akan membuat skripsi anda
tercemar ? hehehe
Urutannya,
memang kepada Tuhan, Orang tua, dosen, sahabat, kawan-kawan seperjuangan, orang
yang membantu pas skrisi, dan haruskah nama pacar juga kita tulis ?
Menurut hasil
survey yang kami lakukan di grup yang kami tanyakan, bagaimana menurut kamu
tentang nama pacar yang ditulis pada ucapan terimkasih di skripsi ? Kira-kira
bagaimana respon mereka ? yuK simak hasil survey ini.
“gpp, asalkan
bukan pacar orang,”
Setuju ? kalau
bukan pacar ya gak usah dituliskan juga, tapi kalau pacar gak masalah. Inilah situasi yang serba salah itu,
simalakama.
Hasil lain,
menjawab, “Gak punya pacar,” ini pasrah sekali ya, tapi cukup diapresiasi
karena dia sadar bahwa nilai terpenting dari skripsi adalah dia tetap suci dan
bersih dari noda. Hehe
”Kebanyak sih
ucapin nya untuk seorang teman,” may be. Ini
kakak sepertinya sadar juga bahwa skripsi itu butuh pendamping, ya
pendampingnya teman aja, iya temen tapi mesra, gitu kan boleh. Wkk
“Cek aja di
skripsi kebanyakan, Gak masalah tuh. Tapi di skripsi jangan ada kalimat paccar
diganti kalimat adinda heehe,” Ini solusi yang sedikit menguntungkan, hehe
“Ga
masalah sih, asal kalo dah selesai tapi putus skripsinya jgn dibakar,” ingat
ini nasehat dari orang bijak, jangan dibakar ya skripsinya.
“Terkhusus
buat kamu yg ada di dalam doaku. Hehe,” kalau udah gini mah pasrah aja ya, udah
khusus aja, yang umum dulu ya kak, hehehe
“Pakek
nama kakanda,” ini respon tadi setelah adinda, iya boleh juga hehehe
“Ndausah
nanti kalau putus menyesal wkwk. Tapi kalau ditulis juga gapapa sih, kan sempat
saling membahagiakan dan menyemangati,” sebagai semangat dan kenang-kenang
mungkin boleh saja ya kawan-kawan pejuang skripsi.
“Gpp
asalkan langsung dihalalkan habis wisuda. Biar lebih pasti dan awet, hhahah,”
Amin
Dari hasil beberapa
respon diatas, kami menyarankan agar dengan bijak dalam memberikan prakata
terimakasih pada skripsi.
Jika
pacar kamu sensitive, ya kan bahaya, nanti pas putus dan gak jodoh bisa gawat
kan…skripsinya di buang, diletak dibawah tempat tidur atau bahkan dijual kiloan,
kan kasihan itu skripsi, padahal sudah susah payah memperjuangkan lembar tiap
lembar skripsi itu.
Mungkin
ini bisa kamu tuliskan di ucapan terimkasih skripsi kamu, “Terkhusus buat kamu
yg ada di dalam doaku.”
Tidak
menyebutkan merek, jadi aman saja, jadikan kenangan yang abadi, dan skripsi
itupun aman di rak buku anda. Selamat mencoba. Bila ada jawaban yang lain bisa
komentar di kolom komentar ya.
Sumber foto : dok.net