Lima Tips Sukses Nyusun Skripsi, No 5 Boleh di Coba !
Yeah…kapan gue seminar proposal…kapan skripsi…kapan wisuda ? Maklum saja Mahasiswa semester akhir yang kudu semangat untuk wisuda. Tapi, gue bingung mau buat judul skripsi apa ? Nah…berikut lima tips yang bisa lo terapin. Let’s check guys !
Pojokan – Yeah…kapan gue seminar proposal…kapan skripsi…kapan wisuda ? Maklum
saja Mahasiswa semester akhir yang kudu semangat untuk wisuda. Tapi, gue
bingung mau buat judul skripsi apa ? Nah…berikut lima tips yang bisa lo
terapin. Let’s check guys !
Hi guys, udah semester
berapa nih
? Gimana perkembangan
kuliahnya, apa sudah dapat topik skripsi atau belum ? Teruntuk kamu yang sekarang semester akhir, semangat menyelesaikan
tanggungjawab sebagai Mahasiswa, yaitu Wisuda. Dengan syarat, melewati
proses-proses administrasi di kampus, salah satunya seminar proposal. Keep Spirit !
Guys, jangan panas ya
telingamu kalau denger pertanyaan gitu. Terlebih buat kamu yang sedang duduk di
semester akhir. Hehe..
Resiko mahasiswa
tingkat akhir tiap kali ketemu orang selalu dilempar pertanyaan, model begituan yang kadang buat jawabnya aja
bingung.
Eits, itu belum ekstrem, coba kalau pertanyaannya
kapan wisuda dan lamar si dia? Jleb!!! Rasanya gimana gitu, pengen berkata
kasar tagi gak sopan, wkwk...
Oke guys, bahasan kita
kali ini bukan soal istri atau suami ya, tapi kita bakal ngebahas sesuatu yang
tak kalah penting dan serius buat masa depanmu.
Bahasan kita kali ini khusus buat
kamu-kamu mahasiswa akhir yang sampai saat ini belum juga mendapat topik
penelitian. Simak ya, biar paham dan cepat wisuda
nantinya.
Mahasiswa. Berbicara
mahasiswa tentu akhirnya mau tidak mau akan dihadapkan dengan yang namanya
skripsi. Apa sih skripsi itu? Secara sederhana kita artikan sebagai tugas
akademik yang merupakan syarat memperoleh gelar atau kelulusan bagi seseorang
yang menempuh pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi.
Skripsi bukan termasuk
mata
kuliah yang harus kamu
ikuti selama 16 kali pertemuan dalam 1 semester.
Skripsi sifatnya terpisah dan tidak ada aturan masuk seperti mata kuliah lainnya, tetapi untuk mendapatkan
gelar (S-1 misalnya) kamu wajib membuatnya.
Isu/Fenomena. Untuk
menulis sebuah skripsi kamu perlu mengambil isu atau fenomena yang didapat dari
matakuliah tertentu selama pembelajaran.
Meskipun sifatnya tidak wajib diikuti
selama 16 kali pertemuan tetapi untuk membuatnya butuh disangkutkan dengan mata kuliah yang ditawarkan jurusan. Artinya,
topik yang kamu jadikan skripsi tidak boleh berasal dari luar jurusan, sebab itu tidak pernah dipelajari dalam perkuliahan
di kelas.
Oh iya, guys, perlu dicatat nih, skripsi tidak bisa
dibuat main-main ya, sebab bobot penilaiannya setara dengan 6 sks, dan itu
berpengaruh banget buat nilai akhir kamu nanti.
Buntu, Permasalahan yang Itu-itu Aja. Persoalan berikut yang sering muncul seorang
mahasiswa akhir seolah “buntu” dan tidak tahu fenomena apa yang akan dijadikan
tulisan skripsi.
Selamat bagi kamu-kamu
yang sudah mendapat topik penelitian dan telah melaksanakan penelitian tugas
akhir. Tetapi, derita bagi mahasiswa yang sampai saat
ini masih mencari-cari topik untuk tugas akhirnya.
Selain dikejar deadline, masa studi kalau tak kunjung mendapat topik
penelitian kamu bisa lama wisudanya, kasian orang tuamu di rumah.
Wah, wah, bisa gantung
diri nih
? Eh, tapi jangan gitu,
sebab skripsi bukan untuk dimusuhi, dibenci, dijauhi, sebaliknya skripsi itu
harus kamu sayangi, cintai, rindukan.
Mau menghindar kemanapun kamu harus tetap membuatnya untuk
mendapatkan gelar sarjana yang selama ini kamu perjuangkan. Nah, kalau gelar
sarjana sudah kamu dapatkan akhirnya bisa cepat mencari kerja dan ngelamar si
doi kan
? Hehehe..
Gitu guys, gak perlu panjang lebar gue jelasin soal skripsi
itu. Pastinya kamu sudah tau soal skripsi dan alasan mengapa harus
menyelesaikan skripsi.
Nah, berikut ini gue bakal langsung kasih sedikit tips
sederhana buat kamu yang lagi dilanda kegalauan luar biasa karena tak kunjung
mendapat topik skripsi. Let’s check !
Pertama. Kenali
Diri Sendiri dan Tanyakan Dimana Minatku ?
Guys, hal pertama yang
kamu harus lakukan adalah mengenal dirimu sendiri dan menanyakan dimana
minatmu. Minat yang dimaksud adala berkaitan dengan matakuliah yang kamu sukai
dan memiliki ketertarikan untuk dijadikan topik penelitian skripsi.
Sebab skripsi bukan
hanya persoalan menyelesaikan tugas akademik tetapi persolan skripsi adalah
bagaimana kamu bisa bergairah untuk mencari topik dan menyelesaikannya menjadi
sebuah tugas akhir yang baik.
Jika topik penelitian tidak sesuai minat yang kamu miliki akan terasa berat dan sangat
sulit dalam proses penelitiannya.
Saya kasih ilustrasi sederhana, karena gue
berasal dari Jurusan Sosiologi, jadi contoh yang bakal dijelasin berhubungan dengan
sosiologi, untuk yang lain menyesuaikan ya.
Sama seperti jurusan lainnya, di Jurusan Sosiologi
banyak sekali matakuliah yang ditawarkan, mulai dari sosiologi pedesaan,
sosiologi perkotaan, sosiologi hukum, sosiologi politik, sosiologi gender,
sosiologi konflik , dan masih banyak lagi.
Saya ambil contoh si A tertarik dan menyukai
sosiologi konflik. Si A banyak membaca buku tentang konflik dan rajin membuka
jurnal yang berhubungan dengan konflik masyarakat. Tidak hanya itu, nilai-nilai
ujian konflik juga selalu bagus.
Si A memahami benar
materi yang diajarkan oleh dosen-dosen tentang sosiologi konflik. Hingga suatu
ketika dia harus menulis skripsi maka topik yang diambil adalah tentang konflik
pelajar di daerah X, dan pada akhirnya setelah skripsi itu selesai hasilnya
memuaskan, si A memperoleh nilai A.
Dari sedikit ilustrasi
tersebut guys, sudah terlihat bahwa si A memiliki ketertarikan dengan sosiologi
konflik. Maka sangat tepat bila si A kemudian memilih topik penelitian
skripsinya tentang penyebab konflik pelajar di daerah X.
Karena selain sesuai
minat si A juga terlihat menguasai materi-materi perkuliahannya yang pada akhirnya
mendapat hasil maksimal.
Jadi, begitulah lebih
kurang guys, mengapa topik penelitian yang kamu angkat sebaiknya sesuai minat.
Tujuannya untuk memudahkan kamu dalam menulis dan mendapat hasil yang maksimal.
Kedua, Jangan
Malas ke Perpus
Nggak Cuma kamu guys,
gue juga sebenarnya gak begitu hoby masuk perpus. Bawaannya bosan dan gampang
ngantuk karena melihat puluhan buku mulai dari setipis tempe sampai setebal kue
ulang tahun.
Tapi itu dulu guys,
setelah gue dapat topik penelitian angsur-angsur mulai rajin ke perpus. Kalau
nggak gitu kapan selesai karya tulis kamu. Nah, kamu harus gitu juga. Mulai
rajin ke perpustakaan dan jangan mau diperbudak rasa malas.
Kalau ada yang tanya
kenapa untuk mendapat topik skripsi harus ke perpus? Nih gue jelasin alasannya.
Jadi di perpus itu selain tersedia buku-buku bacaan perkuliahan biasanya ada
rak tersendiri untuk menyimpan skripsi-skripsi dari senior-senior kamu.
Kamu bisa baca skripsi atau buku-buku itu untuk mendapat
inspirasi. Tapi jangan plagiat ya, ingat cukup jadikan sebagai inspirasi doang
gak lebih.
Dengan banyak melihat
penelitian terdahulu tidak menutup kemungkinan kamu mendapat inspirasi atau
bisa juga kamu kembangkan penelitian terdahulu itu dengan memodifikasi sesuai
kondisi yang kamu amati saat ini.
Ketiga, Sering-Sering
Berdiskusi dengan Penasehat Akademik
Ini juga tidak boleh
lupa guys. Di kampus mereka adalah orang tua kita. Segala keluh kesah kita
selama perkuliahan perlu didiskusikan kepada mereka termasuk soal skripsi.
Layaknya seperti orang
tua dan sesuai dengan namanya, tugas penasehat akademik lebih kepada
mengarahkan mahasiswanya apabila ada kendala seputar akademik kampus.
Keberadaannya juga
dibutuhkan guys, misalnya untuk tandatangan kartu rencana studi. Kamu tidak
perlu sungkan menemui mereka dan menceritakan kegalauanmu yang tak kunjung
menemukan topik penelitian, menanyakan soal teori, metode penelitian, dan
sebagainya.
Jangan berfikir mereka
bakal menolak ide yang kamu ajukan ya, buang jauh-jauh pemikiran itu. Mentalmu
harus disiapkan untuk menghadapi ocehan dan kritikan dari mereka, kamu hanya
perlu dengarkan dan ikuti saran yang diberikan dari penasehar akademik. Mereka
juga nantinya yang akan meluruskan topik penelitianmu jika kurang sesuai dengan
standar jurusan.
Diskusi
dengan Senior atau Alumni. Guys, jika kamu takut
menemui dosen maka alternatif ini bisa kamu pakai. Poin ini juga penting untuk
kamu lakukan sebab kalau berbicara pengalaman mereka sudah lebih dulu melakukan
penelitian.
Diskusi dengan senior
atau alumni bisa menjadi ajang bertukar informasi dan menggali ide. Hal-hal
baru yang bisa dijadikan topik penelitian biasanya muncul dari diskusi ini.
Kamu juga bisa curhat
mengenai topik-topik penelitian yang sudah sempat kamu fikirkan tetapi belum
dikonsultasikan kepada dosen karena takut salah. Jadi guys, penting bagi kamu
menjaga hubungan baik dengan para senior atau alumni, karena mereka bisa menjadi penasehat dan pengarah
jika kamu menemui kesulitan menyelesaikan tugas akhir.
Selain dosen pembimbing, jadikan senior atau alumni sebagai kawan agar kamu
tak sungkan meminta bantuan kepada mereka ketika dibutuhkan.
Keempat, Rajin
Mencari Informasi Terkini
Salah satu yang
diinginkan oleh seorang dosen adalah topik penelitian yang baru. Dan untuk
mendapatkannya kamu perlu banyak membaca, melihat, dan mendengarkan informasi
dari berbagai media, misalnya televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.
Isu terkini dapat menjadi materi tulisanmu yang nantinya disukai banyak orang.
Fenomena-fenomena yang
hangat bisa menciptakan ide cemerlang untuk tugas akhirmu. Kamu gak perlu repot
guys, sekarang kan teknologi sudah canggih, untuk mengupdate informasi terkini
dapat kamu lakukan dimanapun dan kapanpun. Jadi nggak ada alasan kamu untuk
kudet. Karena akses media saat ini mudah dan tidak memakan banyak waktu.
Kelima, Gabung
dengan Proyek Dosen
Nah, ini dia yang
paling ditunggu-tunggu. Selain bisa menghemat biaya penelitian gabung dengan
proyek dosen kamu nggak perli pusing mikirin topik penelitian.
Biasanya dosen
bersangkutan sudah menyediakan pilihan topik penelitian, kamu hanya perlu
mendengarkan arahan dari dosen tersebut. Jadi sebisa mungkin kamu harus dekat
dengan dosen. Eh, bukan sok kenal sok dekat ya.
Dekat dengan dosen ini
maksudnya sering ajak mereka berdiskusi dan bertukar informasi, kerjakan setiap
tugas yang diberikan dengan maksimal, dan selalu aktif di dalam kelas.
Kalau
cara belajarmu seperti itu dosen bisa bersimpati dan mengajakmu bargabung di
proyek penelitian yang biasanya dibiayai oleh instansi-instansi tertentu.
Jadi kalau ada tawaran
dari dosen kamu jangan ragu untuk mengambilnya guys, karena bermanfaat sekali
buat kamu dalam menyelesaikan tugas akhir. Kamu juga harus jadi mahasiswa yang
ramah guys dan jangan terkesan mencari perhatian dosen sebab para dosen tidak
menyukai tipe mahasiswa seperti itu.
Gimana guys, apakah
kamu sudah dapat pencerahan? Semoga
sudah ya. Pada intinya kamu harus memulainya dari dirimu sendiri. Jangan
berharap hidayah datang dengan sendirinya sebab kalau tidak dicari Tuhan juga
enggan memberikannya.
Guys !
Pesan saya, cintai skripsi,
ringankan langkah kakimu untuk memperjuangkannya. Ingat bahwa orang tuamu
menunggu kabar baikmu di rumah, jangan sampai kuliahmu terebengkalai ya.
Kerjakan dan kerjakan, nggak ada lagi alasan kamu untuk terlambat wisuda.
Goodluck
guys !
Kontributor/Penulis oleh Seger Sugiyanto Mahasiswa
Sosiologi angkatan 2015 Universitas Riau