-->

Citra Keluarga Jokowi, Investasi Suara Pemilu 2019

Jokowi memanfaatkan tiga saluran investasi politik untuk dapat mendulang suara pada Pemilu tahun 2019.
Sosiologi Info - Jokowi memanfaatkan tiga saluran investasi politik untuk dapat mendulang suara pada Pemilu tahun 2019.

Jokowi. Main tinju udah, motoran udah, apa lagi yah ? Emm...yang terbaru keakraban dan keharmonisnya keluarga Jokowi. Eitz...ada yang belum naik kuda ?

Nah, guys...Jokowi adalah sosok Presiden RI ke-7 periode 2014-2019. Awalnya tidak banyak orang yang mengenal Jokowi. Pengusaha mebel itu, yang pernah menjabat sebagai Walikota Surakarta (2005-2012), dan pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta (2012-2014).

Hingga akhirnya terpilih menjadi Presiden RI ke-7 pada Pemilu tahun 2014. Sekarang sudah jalan 4 tahun pemerintahan Jokowi. Namun, saya tidak akan nulis kinerja dan hasil dari pemerintahan saat ini. Saya akan nulis tentang Komunikasi Politik Jokowi untuk dapat mempengaruhi suara politiknya pada Pemilu tahun 2019 mendatang.

Keluarga. Siapa yang tidak punya keluarga ? Hampir semua orang yang hidup di dunia ini mempunyai keluarga, mulai dari keluarga kecil hingga keluarga besar.

Pengertian keluarga dalam sosiologi, secara umum keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi.

Keluarga merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami-istri, ayah-ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan, serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama.

Secara sederhana, keluarga mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari, artinya, keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya. (Sumber :  Bacaan )

Dalam saluran investasi politik, yang ditulis dalam Buku Berpolitik dengan Biaya Murah oleh Ruslan Ismail Mage, meyembutkan bahwa ada empat saluran investasi politik, yaitu melalui saluran ekonomi, saluran komunikasi, saluran budaya dan saluran MLM.

Nah, saya hanya mengulas tiga saluran investasi politik yang digunakan Jokowi.

Pertama, saluran MLM, Multi Level Marketing. Cara ini sangat efektif dilakukan untuk berinvestasi dalam politik, sasarannya adalah menciptakan jaringan sosial yang sangat luas, misalnya jaringan tukang becak, ojek, dan pedagang di pasar.

Jokowi sangat dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat kecil, Jokowi pernah mengundang berbagai pedagang dan masyarakat (ojek,becak, dan lainnya) untuk datang ke Istana Negara. Dari proses inilah Jokowi ingin membangun jaringan yang luas di dunia politik.

Hal itu Jokowi lakukan sudah jauh hari sebelum Ia akan maju pada Pemilu tahun 2019 mendatang. Ia sudah membuat jaringan sosial yang lebih luas.

Atau cara lain yang coba Jokowi bangun, sebut saja hobi koleksi motor, bermain tinju, dan jalan santai bersama keluarga. Nah, yang terbaru ini perihal keakraban dan keharmonisan keluarga presiden. Ini menjadi daya tarik sendiri bagi kebanyakan masyarakat.

Jokowi mencoba mengambil suara pemilih melalui citra keluarga yang Ia bangun. Keharmonisan yang diperlihatkan di depan publik membuat masyarakat percaya akan sosok dan kepemimpinan Jokowi untuk melanjutkan RI 1 pada Pemilu tahun 2019.

Seperti, kebanyakan orang, keluarga mengambil peranan penting dan menjadi contoh teladan bagi seorang kepala keluarga, yang bisa disinkronkan pada kepala negara/kepala pemerintahan. Citra itulah yang hendak Jokowi bangun pada menjelang Pemilu tahun 2019.

Coba kita berpikir sejenak, jika Jokowi berhasil mempengaruhi keluarga, maka suara pemilih pun akan mengalir kepada Jokowi. Saya misalkan saja, ada 100 orang pemilih, 50 orang pilih Jokowi dan 35 orang milih Prabowo, dan ada 15 suara yang belum menentukan.

Dengan cara baru yang Jokowi lakukan, melalui citra keluarga yang Ia bangun, mungkin bisa saja, 8 suara tambahan akan memilih Jokowi. Itu berarti Jokowi mendapat tambahan suara, sehingga menjadi 58 suara, masih unggul dari Prabowo yang hanya 35 suara. Dan dengan ada sisa 7 suara yang belum menentukan.

(Baca : Survey terbaru Elektabilitas Prabowo dan Jokowi )

Sistem MLM yang coba dibangun Jokowi melalui citra keluarga bisa efektif dan mendulang suara tetap pada Pemilu tahun 2019.

Jokowi sudah berhasil membungkus citra keluarga, lantas apa lagi yang dilakukan Jokowi untuk dapat menambah suara pemilihnya ? Nah, yang kedua ini Jokowi nampaknya pandai memanfaat media sosial (Instagram, Facebook, dan lainnya) atau media publikasi (koran, media online : berita, TV) yang dapat menginformasikan keakraban dan harmonisnya keluarga Jokowi.

Kedua, saluran komunikasi. Peran media massa dalam dunia politik menjadi sangat penting, dalam membangun pendidikan politik dan fungsi lainnya.

Menurut, Almond, dalam keseluruhan proses komunikasi politik, media massa memainkan peranan yang sangat penting, Ia diibaratkan sebagai sirkulasi darah dalam tubuh. Sebagai layaknya darah, mengalirkan pesan-pesan politik berupa tuntuan, protes, dan dukungan ke jantung (pusat) pemprosesan sistem politik, dan hasil pemprosesan itu yang tersimpul dalam fungsi out-put, dialirkan kembali oleh komunikasi politik yang selanjutnya menjadi feedback sistem politik. Begitulah komunikasi politik menjadikan sistem politik itu hidup dan dinamis. 

Seorang politisi yang cerdas, saat ini media massa dan media sosial memainkan peranan dalam proses membangun sebuah citra politisi, sehingga politisi harus pandai dalam mengambil citra di media massa dan media sosial.

Jokowi, sudah menerapkan ini sebagai salah satu proses penting untuk mendulang suara pemilihnya pada Pemilu tahun 2019.

Citra keluarga sudah berhasil Ia bangun, kemudian dipercantik dengan ulasan di media massa dan cuitan cuitan di media sosial, yang dapat mempengaruhi orang untuk ikut mencari atau menanya hal yang lagi trend, dalam hal ini keluarga Jokowi yang harmonis. 

Begitulah citra yang dibangun, dengan harapan, jika keluarga saja sudah berhasil Jokowi pimpin, tentunya Ia berharap sama kepada proses pemerintahan, yaitu Jokowi juga akan berhasil memimpin Indonesia untuk ke dua kalinya pada Pemilu tahun 2019 mendatang.

Kurun waktu 4 bulan ini, mungkin bisa saja citra keluarga mempengaruhi para pemilih Jokowi dan atau yang belum menentukan pilihan sudah bisa menentukan pilihannya. Itulah Jokowi yang begitu pandai dalam memainkan peranan media massa dan media sosial. 

Nah buat kamu, para calon politisi manfaatkanlah media sosial dan media massa sebagai saluran komunikasi yang efektif untuk mempublikasikan aktivitas kamu.

Tetap ingat, bermainlah dengan bijak di media massa dan media sosial, sebagai seorang politisi yang hidup di era digital pada saat ini, manfaatkan saluran komunikasi untuk kepentingan politik yang mencerdaskan.
Terakhir, saluran investasi politik yang hendak Jokowi bangun adalah melalu saluran budaya. Keluarga memainkan peranannya dalam konteks budaya Indonesia.

Ketiga, saluran budaya. Keluarga adalah ujung tombak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan adanya keluarga kita hidup saling asuh, saling tolong menolong, dan keharmonisan keluarga menjadi penting dalam setiap bahtera rumah tangga.

Disinilah, saluran budaya, yang coba Jokowi perlihatkan yaitu tentang etika dan perilaku. Setiap kandidat pemimpin mempunyai cara bagaimana etika dan perilaku yang sopan dalam berinteraksi untuk dapat menarik perhatian rakyat dan pemilihnya.

Sebisa mungkin sebagai seorang pemimpin atau politisi harus menghindari isu-isu yang berhubungan dengan moralitas yang buruk. Oleh karena itu, Jokowi mencoba memperlihatkan aktivitasnya dalam berkeluarga dengan etika dan perilaku yang baik.

Koentjaraningrat yang mengutip J.J Honigman dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi mengatakan, ada tiga wujud kebudayaan, yaitu ideas, activities, dan artifacts. Nah dalam hal ini, kita mengarah pada activities, atau aktivitas serta tindakan yang dilakukan.

Dengan adanya dukungan dari proses etika dan perilaku sosial (dalam hal ini aktivitas keluarga Jokowi) dapat memberikan isyarat, bahwa Jokowi berhasil menepis isu moralitas yang bisa saja menyerang keluarganya dalam pertarungan politik tahun 2019 (pemilihan presiden dan wakil presiden).

Isu moralitas yang mungkin saja dibangun dan menyerang Jokowi, seperti tidak harmonisnya keluarga, bisa saja kan isu perselingkuhan, isu tidak akrabnya keluarga Jokowi dan isu lainnya.

Aktivitas keluarga Jokowi yang menunjukan keharmonisan di depan publik memberikan citra yang baik juga pada etika dan perilaku Jokowi dalam mengutamakan keluarganya. Selain, Jokowi harus menjadi kelapa negara/kepala pemerintahan, Ia juga harus menjadi kepala keluarga yang diteladani oleh anak-anaknya.

Pandainya Jokowi memanfaatkan peluang dalam pertarungan politiknya di tahun 2019 mendatang. Dalam hal ini Jokowi memanfaatkan tiga saluran investasi politik untuk dapat mendulang suara pada Pemilu tahun 2019.

Refrensi Bacaan : Buku Ruslan Ismail Mage (Berpolitik dengan Biaya Murah)

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !