-->

Lima Media atau Agen Penting dalam Sosialisasi

Jacobs, mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan pendidikan (sekolah). Dan ada juga lingkungan kerja.
Sosiologi Info - Sosialisasi, menurut Berger adalah proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Kemudian, Jacobs, mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan pendidikan (sekolah). Dan ada juga lingkungan kerja. 

Sosialisasi. Proses sosial adalah cara seseorang untuk belajar, dimana pun individu berada, tidak terlepas dari proses belajar. Belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat, belajar tentang budaya, belajar berinteraksi, berkomunikasi dengan individu ataupun kelompok sosial yang ada. 

Sosialisasi adalah suatu proses yang diikuti secara aktif oleh dua pihak. Selanjutnya, menurut Berger, sosialisasi adalah proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. 

Melalui agen-agen sosialisasi kita melewati tahap-tahap sosial yang ada dalam masyarakat. Proses sosialisasi yang kita laksanakan setiap hari, bertemu dengan orang lain, berkomunikasi, serta melakukan kontak sosial dengan masyarakat, bukti nyata bahwa proses sosialisasi sangatlah penting.

Pada awalnya, dimana kita lahir (manusia) belum mempunyai diri, seperti yang disampaikan oleh George Herbert Mead dalam bukunya Mind, Self and Society, menguraikan tahap perkembangan diri manusia. 

Manusia lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap, melalui interaksi dengan anggora masyarakat.


Interaksi yang sudah kita lakukan merupakan bagian dari proses sosial. Dalam hal ini, ketika kita melakukan proses sosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar, perlu adanya sebuah media sosialisasi atau sebuah agen sosialisasi disana. 

Media sosialisasi merupakan tempat dimana sosialisasi itu terjadi atau disebut juga sebagai agen sosialisasi atau sarana sosialisasi. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang membantu seseorang individu menerima nilai-nilai atau tempat dimana seorang individu belajar terhadap segala sesuatu yang kemudian menjadikannya dewasa.

Agen sosialisasi adalah pihak yang melaksanakan sosialisasi. Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan pendidikan (sistem pendidikan keluarga). Penjelasan secara singkat mengenai agen sosialisasi adalah sebagai berikut :
Pertama, Keluarga. Pada awalnya, kita sudah berada dalam agen sosialisasi terdekat kita, yaitu kelurga, yang mana terdiri dari orang tua dan saudara kandung, nenek, kakek, paman, bibi (extended family), atau bisa juga yang bukan kerabat dekat, seperti tetangga, baby sister, pekerja sosial, petugas setempat, dan atau pembantu rumah tangga. 

Peran orang tua sebagai tahap awal dalam agen sosialisasi memegang peranan penting. Menurut, Gertrude Jaeger, peran agen sosialisasi pada tahap awal, terutama orang tua, sangat penting. 

Komunikasi dan kontak sosial pertama yang akan kita dapat adalah dilingkungan keluarga kita, sehingga apapun yang kita lihat dan rasakan yang pertama pasti terletak pada keluarga kita. 
Kita lahir dalam lingkungan keluarga, disinilah pertama kalinya kita mengenal lingkungan sosial dan budaya, serta mengenal seluruh anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, saudara, dan kerabat terdekat lainnnya. 

Mengapa keluarga menjadi agen pertama dalam proses sosialisasi ? 

Pertama, keluarga merupakan kelompok priemer yang selalu bertatap muka dengan kita, sehingga dapat selalu mengikuti perkembangan anggota-anggota keluarganya. 

Kedua, orang tua mempunyai kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya, sehingga menimbulkan hubungan emosional, dimana hubungan ini sangat diperlukan dalam proses sosialisasi. 

Ketiga, adanya hubungan sosial yang tetap, maka dengan sendirinya orang tua mempunyai peranan yang penting terhadap proses sosialisasi anak.

Proses sosialisasi yang dilakukan dalam keluarga (orang tua) bisa dengan cara memberikan dorongan atau motivasi kepada anak-anaknya tentang perilaku dan tindakan yang baik dalam aturan atau norma di masyarakat tersebut. 

Tidak hanya itu, proses sosialisasi yang didapat dalam lingkungan keluarga bisa juga secara formal ataupun informal. Misalnya, dalam sosialisasi formal bisa dilakukan lewat pendidikan atau pengajaran sehari-hari dalam keluarga tersebut, sedangkan sosialisasi informal bisa melalui interaksi yang tidak disengaja, seperti kontak dan komunikasi antara orang tua dan anak.
Kedua, Kelompok Bermain. Setelah proses sosialisasi dalam lingkungan keluarga atau orang tua kita dapatkan, maka selanjutnya adalah sosialisasi yang kita dapat dalam kelompok bermain atau teman bermain. 

Kelompok bermain yang terdiri dari berbagai macam individu dengan karakter dan sifat yang berbeda-beda membuat kita banyak mendapatkan sebuah nilai atau norma, yang mana dapat mempengaruhi kita dalam berinteraksi. 

Masih ingat, bahwa kita pernah bermain dengan teman sebaya, bermain sepeda, bermain kelereng, dan permainan lain yang kita mainkan dengan teman-teman kita. Pada tahap inilah seseorang masuk dalam tahap game stage, dimana hubungan interaksi yang dilakukan dengan teman sebaya dan derajat yang sama antara teman-teman disana. 

Melalui teman bermainlah kita dapat belajar tentang nilai-nilai keadilan atau persamaan derajat. Tidak hanya itu, dalam kelompok bermain kita dapat belajar perihal perilaku seseorang, mulai dari sifat dan kepribadiannya, serta narasi sebuah pengalaman yang dapat menambah sebuah refrensi baru kepada si anak tersebut. 
Ketiga, Sekolah atau Pendidikan. Selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Pembentukan perilaku, sikap, seorang anak akan lebih luas dalam lingkungan sekolah atau dunia pendidikan. Ranah pendidikan menjadi agen media sosialisasi yang luas dari pada keluarga ataupun teman bermain.

Seorang anak akan mendapatkan sebuah peranan-peranan baru dalam lingkungan tersebut, yang mana anak akan menjadi sosok yang mandiri dan berjiwa sosial kepada orang lain dan masyarakat. 

Salah satu contoh yang mungkin bisa kita lihat, yaitu pemberian reward atau hadiah, atas prestasi yang didapat seorang anak, seperti mendapat juara kelas, juara lomba, dan sejenisnya, disinilah letak bagaimana media sosialisasi sekolah lebih luas cakupannya, karena seorang anak akan mendapatkan peranan baru dan bisa bersaing serta mandiri dengan sendirinya. 

Selain itu juga, kita mendapatkan pelajaran-pelajaran yang beragam dari guru, dan teman diskusi kita dalam ranah pendidikan. Menurut Robert Dreeben, berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah, disamping membaca, menulis, dan berhitung, ada aturan tentang atau mengenai kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifitas. 

Oleh karena itu, agen sosialisasi dalam lingkungan pendidikan atau sekolah menjadi penting dan memberikan pengaruh luas kepada seseorang dalam menjalankan proses sosialisasi dengan orang lain.
Keempat, Media Massa. Perkembangan dunia informasi kian pesat pada era modern sekarang ini. Pengaruh teknologi informasi dalam proses sosialisasi memberikan hal-hal baru yang didapat dengan mudah. Melalui smartphone kita dapat mengakses dan menerima informasi secara cepat dan akurat. 

Ini juga bagian dari proses sosialisasi. Dimana komunikasi juga merupakan bagian terpenting dan menjadi kebutuhan mendasar semua orang. Media massa (bisa tv, radio, koran, majalah, ataupun media sosial : fb, instagram, twitter, dan lainnya) mempunyai peranan penting dalam proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada masyarakat. 

Light, Keller, dan Calhoun mengemukakan bahwa media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik, yang mana bentuk-bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang. Dan juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. 

Media massa juga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan keyakinan-keyakinan baru atau mempertahankan sebuah keyakinan yang ada tersebut. Proses sosialisasi melalui media massa ruang lingkupnya lebih luas, seperti pada iklan-iklan yang ada pada media massa, seperti iklan gaya hidup, fashion, pola-pola konsumsi, dan perilaku-perilaku lainnya yang didapat dari iklan tersebut.

Jacobs, hanya mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yaitu terdiri dari keluarga, sekolah, teman bermain dan media massa. Nah, ada satu agen atau media sosialisasi utama yang bisa kita dapatkan, yaitu dalam lingkungan dunia kerja, berikut penjelasan singkatnya.
Kelima, Lingkungan Kerja. Setelah masa kanak-kanak, dan masa remaja sudah kita lewati, maka dunia baru akan kita dapatkan, yaitu dunia kerja. Kita akan meninggalkan kelompok bermain, lingkungan keluarga (bagi yang kerjanya di luar daerah/jauh dari orang tua), maka dalam dunia kerja pun kita akan mulai mendapatkan nilai dan norma yang baru pula. 

Terlepas dari masa kanak-kanak dan masa remaja, dalam dunia kerja kita akan lebih dewasa, dan bertindak dengan jelas dan tegas. Misalnya, ketika kita bekerja di instansi pemerintahan, maka akan berbeda pula nila dan norma yang kita dapat, ketika kita bekerja sebagai pegawai swasta. 

Oleh karena itu, pengaruh dari dunia kerja terhadap proses sosialisasi yang kita dapatkan akan memberikan nilai dan norma yang baru terhadap diri kita. Profesi yang kita kerjakan juga dapat memberikan hal yang berbeda kepada kita, dalam hal berinteraksi, misalnya kita bekerja di dunia fashion, maka perilaku dan gaya hidup kita juga pasti akan berbeda, atau jika pekerjaan kita sebagai seorang tenaga pengajar, sudah pasti perilaku kita juga akan berbeda. 

Nah, disinilah bagaimana agen sosialisasi membentuk kepribadian kita sebagai seorang individu, dan juga sebagai mahluk sosial. 

Sumber bacaan/refrensi : 
Buku Pengantar Sosiologi Dasar oleh Dany Haryanto, S.S dan G Edwi Nugrohadi, S.S., M.A
Buku Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (Edisi Keempat) editor J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto

Foto-foto Internet

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !