-->

Inilah Hasil Konflik Positif Indonesia dengan China di Natuna Utara

Inilah Konflik Positif Indonesia dengan China di Natuna Utara
Inilah Hasil Konflik Positif Indonesia dengan China di Natuna Utara
Sosiologi Info – Menurut Coser tidak semua konflik itu bersifat negatif, baginya konflik itu bisa saja bersifat positif bagi mereka yang sedang berkonflik.

Beberapa jam yang lalu saya melihat tayangan ulang dari Mata Najwa yang sudah tayang pada Rabu, 8 Januari 2020, pukul 20.00 WIB di Trans7.

Topik yang diangkat pada siaran langsung itu mengenai konflik perbatasan laut yang terjadi antara Indonesia dan China, dengan tema Ada China di Natuna.
Video yang dimulai dari part 1 sampai part 7 yang berdurasi kurang lebih satu jam tersebut memberikan gambaran dan pengetahuan yang komprehensif kepada kita. Saya sarankan yang belum menonton untuk segera menyempatkan diri melihat video tersebut.

Dari hasil yang saya lihat dalam video tersebut, membuat saya ingin menuliskan beberapa hal terkait konflik yang berlangsung mengenai perbatasan laut antara Indonesia dan China, yang memang sudah berlangsung cukup lama.

Konflik. Banyak perspektif yang menyebutkan konflik selalu bersifat negatif, dan ada juga yang menyatakan bahwa terjadinya konflik dapat memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan sistem sosial dalam masyarakat tersebut.

Lewis Coser misalnya memandang konflik yang terjadi bersifat positif. Kamu bisa membaca konflik positif yang dijelaskan oleh Lewis Coser (Klik)

Konflik yang terjadi antara Indonesia dan China di Natuna Utara memberikan dampak yang baik untuk berjalannya sistem sosial tersebut. Berikut ini beberapa dampak positif dari hasil konflik di Natuna Utara antara Indonesia dan China yang bisa memperkuat Indonesia di segala bidang.

Pertama, pemerintah semakin sigap dalam menyelematkan sumber daya alam (laut) dan menjaga perbatasan di Indonesia. Hasil konflik sosial dengan China di Laut Natuna Utara akan menjadi evaluasi pemerintah saat ini dalam menjalankan dan menjaga kedaulatan Indonesia dari serangan luar.

Agar kesalahan-kesalahan sebelumnya tidak terulang kembali, seperti lepasnya daerah Timor-Timor pada waktu itu.

Dan menambah perbaikan armada, alutsista, yang semakin bagus kedepannya, agar Indonesia siap menjaga perbatasan laut secara maksimal.

Kedua, akan ada aktifitas masyarakat (nelayan) di Natuna Utara. Mobilitas masyarakat yang masih sepi didaerah tersebut, membuat China bisa saja mengambil alih laut di Natuna Utara, yang bisa saja secara De Facto mereka menyatakan itu hak wilayah mereka. Seperti yang disampaikan Mahfud MD pada acara Mata Najwa yang mengangkat tema Ada China di Natuna

Dengan demikian, masyarakat harus hadir di Natuna Utara, adanya kegiatan nelayan disana untuk mencari ikan. Seperti yang disampaikan Mahfud MD ada sekitar 470 kapal siap berangkat ke Natuna.

Yang mana sekarang ini masih sepinya aktifitas nelayan di laut tersebut, semoga dengan adanya kebijakan pemerintah kedepannya dapat membuat masyarakat nelayan beraktifitas melaut disana, dengan didorong dukungan dan bantuan dari pemerintah tentunya.

Ketiga, Pemerintah akan menyiapkan pubrik atau penampung ikan disana. Dengan adanya aktifitas melaut dan mencari ikan yang dilakukan masyarakat di Natuna Utara, akan membuat hasil perikanan tidak diambil oleh negara lain.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia akan membangun penampungan ikan di Natuna. Seperti yang disampaikan oleh Mahfud MD, bahwa sudah banyak yang akan investasi disana, kita akan membangun pubrik penampungan ikan untuk nelayan yang melaut, sehingga nelayan yang didatangkan tidak bolak-balik lagi ke jawa.

Keempat, akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat di Kabupaten Natuna. Dampak perekonomian terhadap adanya aktifitas masyarakat disana yang mana akan menguntungkan Kabupaten Natuna itu sendiri, dimana sektor ekonomi mereka akan bertambah dari hasil ramainya perputaran uang disana.

Mulai dari mobilitas masyarakat, dan para investor lokal, nasional, dan bahkan internasional yang akan menyimpan saham mereka untuk perkemabngan pembangunan ekonomi disana.

Kelima, mengevaluasi instansi yang tumpang tindih disana. Ada tujuh instansi yang katanya dapat berwewenang dalam mengambil alih permasalahan disana, sehingga hal it menjadi tumpang tindih.

Kedepannya permasalahan kelautan ini akan dijadikan satu agar menjadi aturan yang jelas dan tidak tumpang tindih. Seperti disampaikan Mahfud MD pada acara Mata Najwa yang mengangkat tema Ada China di Natuna.
Nah itulah lima dampak positif yang ada dari hasil konflik yang berlangsung antara Indonesia dan China di Natuna baru-baru ini.

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !