-->

New Normal dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons

Teori Talcott Parsons Fungsionalisme Struktural. Menurut Parson, ada empat fungsi penting untuk semua sistem tindakan. Itu disebut dengan skema AGIL, yang meliputi Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency.
New Normal dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons
Sosiologi Info - Teori Talcott Parsons Fungsionalisme Struktural. Menurut Parson, ada empat fungsi penting untuk semua sistem tindakan.

Itu disebut dengan skema AGIL, yang meliputi Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency. New Normal yang akan diterapkan oleh Pemerintah Indonesia saat Pandemi Virus C0vid-I9. 

Membuat tatanan baru, budaya baru yang mesti masyarakat ikut menyukseskan kebijakan tersebut. Bagaimana sosiologis memandang New Normal ? Yuk simak ulasannya.




Sekilas perkembangan fenomena sosial masyarakat saat C0vid-I9. Selasa, 26 Mei 2020, dua hari setelah lebaran, saya keluar untuk mengisi air galon. 

Awalnya saya hendak mengisi air galon di tempat biasa, tapi karena belum buka jadi saya berpikir dan pergi ke pasar selasa.

Saya juga ragu, karena takut tak ada yang jualan, eh...ternyata rame banget orang di pasar. Saya pun berhenti di tempat biasa beli makan. Saya sarapan lotek atau gado-gado. 

Setelah saya sarapan, saya melihat-lihat sekilas aktivitas pedagang dan warga yang hendak belanja, sambi saya mencari tempat jualan tempe.

Apa yang saya lihat, sebagian warga yang datang ke pasar, masih banyak yang tidak memakai masker, apalagi untuk menerapkan social dan physical distancing.

Malah ada celetukan warga, "Awas corona, awas ada corona," kata warga, saya juga tidak tahu dari mana suara itu berasal.

Sahutan itu dibalas oleh warga yang saya juga tidak tahu dari mana asal suara itu, "Udahlah apa peduli kita sama corona, fokus aja kerja, cari uang buat makan,"

Yah...saya kira ini bagian dari kekecewaan rakyat kepada pemerintah, karena keputusan dan kebijakan yang diambil membingungkan rakyat.

Kalau teman-teman mengikuti perkembangan dari awal perihal kebijakan dan pencegahan corona di Indonesia, pasti tahu betul.

Bagaimana anomie itu terjadi di lingkungan masyarakat, yang membuat tekanan psikologis sebagian masyarakat. Timbul rasa tidak peduli, tidak percaya, dan seakan-akan mosi tidak percaya lagi kepada pemerintah.

Disaat sekarang masyarakat juga tidak tahu bagaimana kondisi sekitar mereka, apakah sudah aman dari virus atau tidak, karena virus ini pun tak nampak.

Baru-baru ini, pemerintah hendak menerapkan kebijakan baru yaitu New Normal. Bahkan, Jokowi sudah mengecek berbagai kesiapan di Mall, tempat-tempat umum, dan sarana transportasi yang ada.

Baca beritanya disini : https://www.tribunnews.com/nasional/2020/05/27/skenario-new-normal-oleh-jokowi-daftar-daerah-yang-segera-terapkan-hingga-60-mall-dibuka-5-juni

Apakah sudah bisa menerapkan kebijakan New Normal saat pandemi virus masih menghantui masyarakat kita. 

Menarik, untuk kita kaji dalam berbagai perspektif, terutama dalam ilmu sosial, karena kebijakan New Normal ini banyak juga pakar dan ahli meragukannya. 

Kamu bisa baca beberapa berita dibawah ini perihal New Normal :
https://tirto.id/apa-itu-new-normal-dan-bagaimana-penerapannya-saat-pandemi-corona-fCSg
https://www.merdeka.com/peristiwa/pakar-kesehatan-new-normal-ada-4-kriteria-ri-belum-penuhi-syarat.html
https://kumparan.com/kumparansains/beda-konsep-new-normal-versi-who-dan-pemerintah-indonesia-1tUP5YCbU7S/full
https://www.tribunnews.com/corona/2020/05/26/syarat-new-normal-diterapkan-di-sebuah-daerah-harus-penuhi-3-indikator
https://www.wartaekonomi.co.id/read286402/6-syarat-penerapan-the-new-normal-dari-who-apa-saja
https://www.dara.co.id/cek-kesiapan-new-normal-ini-pernyataan-jokowi.html

Nah, untuk kesempatan ini, saya akan mengajak pembaca untuk melihat kebijakan yang akan diterapkan dan dilaksanakan oleh masyarakat, tentang New Normal dari Perspektif Sosiologis.

Apa itu New Normal. Masyarakat banyak bertanya, apa sih itu New Normal yang sedang hangat dibicarakan sebagian orang.

Karena katanya kebijakan ini akan mulai diterapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk dapat hidup berdampingan dengan virus corona.

Dilansir dari Tirto.id, definisi new normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan C0vid-I9 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new norma dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.

Teori Talcott Parsons Fungsionalisme Struktural. Menurut Parson, ada empat fungsi penting untuk semua sistem tindakan. Itu disebut dengan skema AGIL, yang meliputi Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency. 

Skema AGIL, suatu fungsi merupakan kumpulan kegiatan yang ditunjukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Oleh karena itu, Parsons yakin bahwa empat fungsi penting yang diperlukan semua sistem.

Itu terdiri dari (A) Adaptation/adaptasi, (G) Goal Attainment/pencapaian tujuan, (I) Integration/integrasi, dan (L) Latency/pemeliharaan pola.

Untuk lebih jelasnya, yuk sama-sama kita baca ulasan singkatnya dibawah ini, bagaimana New Normal dalam kaitannya dengan pemikiran Talcott Parsons terhadap Skema AGIL.

(A) Adaptation/adaptasi. Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

Kurang lebih selama 3 bulan masyarakat hidup dengan mematuhi dan menerapkan aturan dalam PSBB, seperti social dan physical distancing, memakai masker, mencuci tangan secara teratur, mengonsumsi vitamin, dan berbagainya.

New normal sebagai kebijakan baru yang mengharuskan masyarakat hidup berdampingan dengan virus corona, sehingga harus sangat sadar akan pentingnya protokol kesehatan untuk menjaga keselamatan diri masing-masing.

Adaptasi yang dilakukan masyarakat selama masa-masa pandemi virus dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti sekarang ini, tentang kebijakan New Normal, yang mana tujuannya adalah untuk pemulihan ekonomi.

Yang mana juga tidak terlepas dari analisis kesehatan dan sosial-ekonomi, sehingga diharapkan dalam penyesuaian yang normal, rakyat dapat lebih patuh dalam menjalankan protokol kesehatan.

Disinilah situasi yang sulit, memang, tidak semua masyarakat dapat melaksanakan adaptasi ini dengan baik, karena masih ada sebagian warga yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan tersebut.

Kita lihat saja bagaimana kedepannya, apakah new normal akan dapat dilaksanakan dan masyarakat bisa beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru.

(G) Goal Attainment/pencapaian tujuan. Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamnya.

Upaya yang akan dilakukan pemerintah dalam memulihkan kembali perekonomian saat pandemi virus c0vid-I9, yaitu dengan kebijakan New Normal.

Setelah masyarakat berhasil beradaptasi dengan hidup berdampingan bersama virus, maka tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari sistem dan penerapan new normal bisa saja sukses.

Tidak menutup kemungkinan, kebijakan pelonggaran dalam new normal membuat pencapain tujuan dari sistem yang dibangun itu menjadi bomerang.

Bukanya malah turun kasus positif akibat tertular virus, malah bisa saja mengalami kenaikan yang membuat tenaga kesehatan kewalahan dalam memberikan pelayanan kepada rakyat.

Oleh karena itu, memang penting untuk kita lakukan konsensus bersama terhadap goal attainment tersebut, antara masyarakat dan pemerintah. Keduanya harus berkolaborasi dalam pelaksanaannya.

(I) Integration/integrasi. Sebuah sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antarhubungan ketiga fungsi penting lainnya, yaitu AGL.

Kebijakan new normal yang akan diterapkan dibeberapa daerah, misalnya di DKI Jakarta, masyarakat disana harus bisa melaksanakan era new normal dalam berbagai kehidupan sehari-harinya.

Kamu bisa baca disini Ada 4 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota yang akan Menerapkan New Normal :
https://www.liputan6.com/news/read/4263884/ini-4-provinsi-dan-25-kabupatenkota-yang-akan-terapkan-new-normal

Misalnya pas belanja ke Mal, atau Swalayan, pergi bekerja, kesemuanya itu bagian dari integrasi, sehingga pola-pola yang sudah ada seperti Adaptasi, Goal Attainment, dan pemeliharaan pola dapat berjalan dengan baik.

Dengan demikian sebuah sistem yang ada tadi, dapat mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadi kompenen penting terlaksana.

Lalu, bagaimana jika sistem yang dibangun dalam era new normal tidak tercapai, atau tidak terintegrasi ?

Maka, kita bisa melihat dan menduga akan terjadi hal-hal yang buruk, seperti kasus positif semakin bertambah, dan ketegangan akan terjadi dalam masyarakat.

(L) Latency/pemeliharaan pola. Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara, dan memperbaiki.

Baik secara motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi dalam pelaksanaan sistem tersebut.

Bagaimana pun kita bisa melihat, Jepang, Vietnam, atau negara yang berhasil mengatasi pandemi c0vid-I9 dengan caranya masing-masing.

Apakah kita Indonesia tidak mempunyai cara tersendiri, atau malah terjebak dengan cara-cara yang akan merugikan masyarakat dan negara ?

Ini patut kita lihat ke depannya, bagaimana sistem dan cara yang diambil dari kebijakan pemerintah pada masa pandemi ini.

Dalam rencana penerapan new normal, apakah sudah mendukung pola-pola yang ada pada masyarakat kita, seperti pelaksanaan protokol kesehatan, dan lainnya.

Dengan demikian, jika pola-pola itu belum terlaksana dengan baik, jangan sampai kebijakan baru ini menjadi bom waktu yang memberikan dampak buruk kepada masyarakat.

Kepercayaan dan motivasi yang ada pada rakyat tidak lagi bisa mempercayai kebijakan dari pemerintah yang dianggap lalai dalam mencegah penyebaran virus tersebut.

Pengaruh kultur juga bisa menjadi bagian penting dalam penerapan new normal yang ada pada masyarakat kita, sehingga dalam realitasnya berjalan beriringan.

Mari kita lihat kedepannya, bagaimana masyarakat akan melaksanakan dan merespon new normal dalam kebijakan pemerintah.

Sumber referensi buku bacaan yang bisa kamu baca :
Teori Sosiologi Modern (TSM) Edisi Keenam by George Ritzer & Douglas J Goodman yang diterjemahan oleh Alimandan.

Sumber Foto Jokowi :
https://nasional.nusantaratv.com/daerah/jokowi-bukan-buka-mal-tapi-cek-persiapan-new-normal-bekasi

Presiden Jokowi saat tiba di Summarecon Mall Bekasi (Andhika Prasetia/detikcom)

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !