-->

Konsensus Menjadi Bagian Penting Hegemoni dalam Perspektif Gramsci, Ini Penjelasannya

Hegemoni terjadi karena adanya konsensus atau kesepakatan antara yang sedang berkuasa dengan masyarakat atau konstituennya.

Konsensus Menjadi Bagian Penting Hegemoni dalam Perspektif Gramsci, Ini Penjelasannya

Sosiologi Info - Hegemoni terjadi karena adanya konsensus atau kesepakatan antara yang sedang berkuasa dengan masyarakat atau konstituennya. 

Menurut Gramsci konsensus, Ia kaitkan dengan spontanitas yang bersifat psikologis mencakup berbagai penerimaan aturan sosiopolitis maupun aspek-aspek aturan lainnya.

"Hegemoni melalui konsensus muncul karena adanya komitmen aktif atas kelas sosial yang secara historis lahir dalam hubungan produksi," menurut Gramsci.

Hegemoni sebagai Kepemimpinan Budaya. Bagi Gramsci, hegemoni merupakan suatu kelas yang mana anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas sosial yang lain, atau kelas sosial yang berada dibawahnya, dengan cara menggunakan kekerasan dan persuasi. 

Menurut Gramsci, hegemoni adalah sebuah organisasi konsensus dimana ketertundukan diperoleh melalui penguasaan ideologi dari kelas yang menghegemoni.

Hegemoni yang berjalan, tidak menggunakan hubungan dominasi pada kekuasaan, melainkan menggunakan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologi. 

Kata Gramsci, ia menjelaskan bahwa kata kunci dari Hegemoni adalah sebuah sistem pemerintahan suatu negara yang mana didasarkan pada pembentukan atau pembinaan konsensus melalui kepemimpinan budaya. 

Lebih lanjut, Gramsci mengatakan bahwa ia memperoleh istilah Hegemoni, dimana digunakan untuk mengacu pada gagasan yang lebih luas, seperti mengenai organisasi budaya, moral, dan kesadaran ideologi masyarakat.

Baca lebih lanjutMemahami Hegemoni sebagai Praktik Kepemimpinan Budaya Menurut Antonio Gramsci | Yuk Baca

Konsensus Menjadi Bagian Penting Hegemoni dalam Perspektif Gramsci. Masyarakat yang sudah ter-Hegemoni dengan adanya kepemimpinan budaya, tidak terlepas dari kesepakatan bersama atau kita sebut sebagai konsensus.

Konsensus menjadi titik awal bagaimana Hegemoni itu bisa diterima oleh masyarakat. Hegemoni ini dibangun oleh mekanisme konsensus. 

Lalu, yang menjadi pertanyaan, bagaimana konsensus lahir dan berlaku dalam perjalanan sejarah ?

Femia, menjelaskan bahwa setidaknya ada empat fase atau model konsensus, yaitu pada masa romawi kuno, pra-modern, masa masyarakat kapitalis, dan masa pemikiran kontemporer. 

Gramsci, ketika membicarakan tentang konsensus, dimana Ia selalu mengkaitkan dengan spontanitas yang bersifat psikologis, dimana mencakup berbagai penerimaan aturan sosiopolitis, maupun aspek-aspek aturan lainnya. 

Lalu, bagaimana konsensus bisa terjadi dalam masyarakat ? Berikut ada tiga hal yang membuat konsensus bisa terjadi dalam masyarakat, yaitu :

1. Karena adanya rasa takut akan konsekuensi bila tidak menyesuaikan diri,

2. Karena sudah terbiasa mengikuti tujuan-tujuan dengan cara-cara tertentu, 

3. Karena kesadaran atau persetujuan terhadap unsur tertentu, 

Oleh karena itu, menurut Gramsci, konsensus ialah kesepakatan yang tercipta karena adanya dasar persetujuan. 

Konsensus bagi Gramsci adalah lebih mewujudkan suatu hipotesis bahwa terciptanya karena ada dasar persetujuan. 

"Bahwa dalam tatanan sosial yang teratur harus ada dasar persetujuan, yang kuat, dapat melawan kekuatan-kekuatan yang menghancurkan, muncul dari perbedaan-perbedaan kepentingan. 

Konsensus dalam arti ini berada dalam hubungan dengan objek-objek tertentu, pribadi, kepercayaan, nilai-nilai, lembaga-lembaga, maupun yang lain." (mengutip Femia, Gramsci mengtakan, (Hendarto, 1993;81).

Menurut Gramsci, hegemoni melalui konsensus muncul melalui komitmen aktif atas kelas sosial yang secara historis lahir dalam hubungan produksi. 

Oleh karena itu, Gramsci menyatakan bahwa secara tak langsung konsensus sebagai komitmen aktif yang didasarkan pada adanya pandangan bahwa posisi tinggi yang sah (legitimate). 

Penekanan Gramsci bahwa pertentangan kelas itu secara efektif dinetralisasikan dalam masyarakat kapitalis lanjut. 

Disinilah pengawasan yang ketat dari kaum borjuis, pertentangan itu melemah dan menjadi keinginan akan gaji atau upah yang layak atau lebih baik. 

Inilah sebuah ilusi, yang mana menurut Gramsci merupakan konsensus terselubung dan hanya memperkuat hegemoni borjuis dengan mengaburkan sifat-sifat yang sesungguhnya. Selanjutnya, Gramsci mengatakan inilah yang disebutnya sebagai gejala integrasi budaya. 

Dimensi Hegemoni menjadi tambahan Gramsci. Menurut Gramsci, hegemoni juga mempunyai dimensi kelas dan dimensi nasional kerakyatan.

Dimana dimensi nasional kerakyatan dalam konsep hegemoni, Gramsci mengatakan suatu kelas tidak dapat meraih kepemimpinan secara nasional dan menjadi hegemonik. 

Jika, kelas itu hanya memperhatikan kepentingan mereka sendiri, oleh karenanya mereka harus juga memperhatikan tuntutan dan perjuangan rakyat yang tidak mempunyai karakter kelas yang bersifat murni.

Artinya yaitu kepentingan yang tidak muncul secara langsung dari hubungan-hubungan produksi. Dengan demikian, hegemoni mempunyai dimensi kelas dan dimensi nasional kerakyatan. 

Nah itulah sekilas lanjutan artikel ke dua dari pemikiran Antonio Gramsci, tentang Konsensus menjadi bagian penting untuk tercapainya Hegemoni. Nantikan artikel lanjutannya ya guys !

Sumber referensi bacaan :

Buku : Antonio Gramsci, Negara dan Hegemoni penulis Nezar Patria dan Andi Arief, Penerbit Pustaka Pelajar 

Buku : Gagasan-Gagasan Politik Gramsci penulis Roger Simon Penerbit INSIST bekerjasama dengan Pustaka Pelajar

Buku : Rekonstruksi Teori Sosial Modern penulis Zainuddin Maliki, penerbit Gadjah Mada University Press 

JURNAL TRANSLITERA EDISI 5/2017 : Anatomi Teori Hegemoni Antonio Gramsci oleh Endah Siswati, Universitas Islam Balitar, diakses pada Minggu, 03 Januari 2021

Sumber Foto : https://portside.org/2018-02-06/why-antonio-gramsci-marxist-thinker-our-times

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !