-->

Cara Agar Produktif Saat Pandemi Covid-19 Versi Mahasiswa Asal Sumatera, Begini Ceritanya !

Cara Agar Produktif Saat Pandemi Covid-19 Versi Mahasiswa Asal Sumatera, Begini Ceritanya !

Cara Agar Produktif Saat Pandemi Covid-19 Versi Mahasiswa Asal Sumatera, Begini Ceritanya !

Sosiologi Info - Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif dari Pandemi Covid-19, menurut Novran Juliandri Mahasiswa asal Padang, dapat membantu orang tua bekerja. 

Ia juga menuturkan senang bisa menambah pengalaman baru, menambah ilmu dan pengetahuan dalam dunia teknologi, seperti belajar editing.

Bagaimana kisah Novran Juliandri yang merindukan suasana untuk dapat beraktivitas di lingkungan kampus ? Yuk baca kisahnya.

“Kalau boleh jujur, aku benar-benar kesal dengan kondisi sekarang, yang mana segala aktivitasku terhenti akibat pandemi covid-19," cerita Novran Juliandri.

Rindu kuliah langsung di kampus. Halo semua, kenalin nama aku Novran Juliandri Bhakti. Seorang mahasiswa biasa-biasa saja yang berkuliah di salah satu Universitas di Kota Padang. 

Aku masuk ke jenjang pendidikan perguruan tinggi pada tahun 2019, memang terbilang baru dan minim pengalaman tentang dunia kampus. 

Namun aku akan menceritakan sedikit banyak pengalaman yang aku alami selama berada di kampus, dan impact yang aku dapatkan dari pandemi ini untuk perkuliahanku. 

Kalau boleh jujur, aku benar-benar kesal dengan kondisi sekarang, yang mana segala aktivitasku terhenti akibat pandemi covid-19. 

Masih teringat di benakku hingga saat ini, yaitu event yang aku angkat bersama teman-teman satu angkatan jurusan dan prodi harus gagal.

Dikarenakan pihak kampus mengambil keputusan untuk memulangkan kami akibat pandemi, dan menggantikan sistem perkuliahan yang awalnya luring (offline) menjadi daring (online). 

Persiapan sudah matang, waktu pelaksanaan acara tinggal 3 minggu lagi, namun apa boleh buat wabah tersebut sudah menyerang Indonesia dengan sangat cepat bahkan negara lain juga. 

Hal seperti ini tidak aku saja yang mengalami, mahasiswa lain diluar sana yang memiliki segudang schedule event dan perlombaan, pasti mengalami hal yang sama seperti yang aku rasakan. Mungkin itu kamu yang lagi baca artikel ini, ya kan? 

Walaupun banyak banget dilema yang dirasakan saat ini, hal tersebut tidak menghentikanku untuk terus menjalani segala rutinitas dengan produktif. 

Selama aku melaksanakan perkuliahan daring (online), banyak hal yang aku pelajari mulai dari, aku semakin mahir untuk mengetik di keyboard laptop, terus mempelajari teknik penulisan yang baik dan benar, bisa membantu orang tua bekerja, dan yang paling penting aku banyak menambah jam belajar di bidang editing. 

Memang hal tersebut tergolong biasa aja, namun pandemi telah mengajarkanku untuk selalu produktif dan menghargai waktu. Hal tersebut sudah aku jalani hampir 10 bulan lamanya, dan yang pasti semua itu aku lakukan dirumah. 

Kalau ditanya, “Bro lo kangen kagak ama kampus, ama temen-temen, ama kantin, ama suasana kelas? I want to say, YES.” 

Coba kamu bayangin deh, betapa menyedihkannya mahasiswa tahun pertama yang baru masuk kampus kurang dari dua semester, harus menerima kenyataan pahit untuk tidak merasakan indahnya perkuliahan di kampus. 

Aku tidak dapat merasakan euforia mendirikan event dan menjadi panitianya, diskusi ilmiah dan seminar yang aku gemari juga menjadi terhenti, dan aku tidak bisa latihan basket bersama tim akibat pandemi. 

Sekarang kita berada di awal tahun 2021, jika hal ini terus berlanjut hingga bulan Maret, aku sudah mendedikasikan waktu ku untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi via monitor laptop selama satu tahun. 

Mono bosan, dan jenuh udah jadi konsumsi sehari-hari. Kalau nggak kuat dengan keadaan seperti itu, pasti banyak yang sakit mental terutama aku sendiri. 

That’s why hingga ditulisnya artikel ini, aku terus menjaga kesehatan mental. Kegiatan kita kadang terganggu bukan karena kita nggak punya badan yang bugar dan sehat.

Namun mental kita lagi ada problem. Jadi jasmani dan rohani kita harus dijaga dengan baik, di beberapa kesempatan ketika memiliki waktu luang, aku suka mengikuti webinar dengan topik mental health dan membaca buku yang berisikan kata-kata bijak yang memupuk semangat.

Sedikit banyaknya hal tersebut mampu menumbuhkan positive vibes dalam diri, jadi untuk teman-teman semua jaga kesehatan mentalnya juga ya. 

Kita nggak tahu hal semacam ini akan selesai, semua orang merasakan dampak yang signifikan dari pandemi ini, intinya tetap berjuang dan patuhi protokol kesehatan. 

Bagaimanapun juga, hal tersebut menjadi solusi yang efektif untuk menindaklanjuti kondisi dewasa ini, dan yang terpenting yaitu teman-teman jangan takut divaksin. 

Mungkin yang dikatakan Dilan benar adanya, kalau “rindu itu berat.” Meninggalkan comfort zone yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari bukanlah suatu hal yang mudah. 

Dengan kondisi yang sudah nyaman di kampus, aku dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan hal baru, kalau aku ibaratkan seperti diputus sama pacar yang sudah nyaman, terus kita harus menerima kenyataan dan mencari pacar baru. 

Harus introduce dari awal cukup melelahkan dan itu bukan suatu hal yang mudah, mungkin teman-teman juga mengalaminya. Papan tulis harus digantikan layar monitor gaway, pena digantikan dengan keyboard, buku tulis digantikan dengan aplikasi word, referensi buku dan jurnal yang biasanya dicari di perpustakaan digantikan dengan internet. 

Kita secara langsung dan tidak langsung, harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Namun sebanyak apapun perubahan yang akan terjadi, ruang gerak manusia dalam berinteraksi tidak dapat dibatasi. 

Aku rindu kampus, aku rindu teman-teman, dan aku sangat rindu diskusi hangat bersama dosen-dosen. Semoga pandemi cepat usai, semoga semuanya membaik, dan semoga kuliah langsung di kampus dapat terlaksana.

Penulis : Novran Juliandri Bhakti Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Padang

Sumber foto : Novran Juliandri Bhakti/Istimewa

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !