-->

Ada 3 Studi Paradigma Gerakan Sosial Baru, Ini Pengertian dan Penjelasannya

Ada tiga paradigma studi gerakan sosial baru, yaitu ketegangan struktural, mobilisasi sumber daya, dan berorientasi identitas. Ini Penjelasannya.
Ada 3 Studi Paradigma Gerakan Sosial Baru, Ini Pengertian dan Penjelasannya
Sosiologi Info - Ada tiga paradigma studi gerakan sosial baru, yaitu ketegangan struktural, mobilisasi sumber daya, dan berorientasi identitas. Yuk Baca penjelasannya singkat berikut ini ya guys !

Pengertian Gerakan Sosial Lama dan Baru. Apa sih yang kita ketahui tentang pengertian atau definisi dari gerakan sosial lama dan baru ? 

Secara singkat pengertian gerakan sosial lama adalah gerakan atau aktivitas sosial masyarakat yang masih adanya struktur organisasi, adanya dasar pemikiran atau ideologi bersama, serta harus adanya identitas yang jelas dan dikenal orang banyak. 

Misalnya, dalam gerakan sosial lama, tindakan aktivitas sosial dalam politik yang lebih diperbincangkan tentang bagaimana memperjuangkan kepentingan masyarkat/orang banyak kepada pemerintah. 

Kemudian, pengertian gerakan sosial baru adalah aktivitas dari masyarakat yang mana lebih memberikan penekanan kepada pentingnya tindakan sosial. Dimana tindakan sosial itu dilakukan oleh individu melalui bentuk gerakan sosial tersebut. 

Menurut Touraine gerakan sosial baru menekankan pada pentingnya tindakan sosial. Disitulah upaya untuk memproduksi dan mentransformasi struktur dan tatanan sosial masyarakat. 

Aksi sosial dari gerakan masyarakat sebagai tindakan yang wajar dan normal dalam menuju suatu perubahan diinginkan. 

Nah itulah sekilas pengertian gerakan sosial lama dan baru yang menjadi awalan untuk memahami paradigma studi gerakan sosial baru, apa saja ? Yuk baca lanjutnnya guys. 

Paradigma Studi Gerakan Sosial Baru. Paradigma adalah sudut pandang yang menjadi bagian penting dalam melihat berbagai fenomena sosial masyarakat, termasuk juga memahami studi gerakan sosial baru. 

Berikut ini penjelasannya dari ketiga studi paradigma gerakan sosial baru yang secara singkat diuraikan yaitu : 

Pertama, Paradigma Studi Gerakan Sosial Baru : Ketegangan Struktural (Structural Strain Paradigm)

Paradigma ini merupakan sebuah sudut pandang yang menempatkan ketegangan struktur. Dimana bentuk ketegangan pada tingkat lebih dari sekadar pengalaman individu. 

Ketegangan dalam konteks ini dipahami sebagai sebuah kondisi yang eksis secara obyektif dan menggambarkan suatu keadaan tegang antara aktor sosial yang berkonflik. 

Konsep dasarnya yang melahirkan perlawanan karena adanya perampasan. Dimana perampasan ini memunculkan adanya resistensi. Menurut Robert Ted Gur, perasaan perampasan itu disebutnya sebagai relative deprivation. 

Relative deprivation yaitu suatu persepsi perihal kesenjangan antara nilai yang diharapkan (value expectation) dengan kapabilitas untuk meraih nilai (value capabalities). 

Nah, dengan adanya ketidakpuasan terhadap hasil maupun adanya kekecewaan yang membuat masyarakat memberikan perlawanannya. 

Misalnya bisa kita lihat pada saat ini pandemi virus Covid-19, dimana sebagian masyarakat masih tak mempercayai adanya virus, dan abai terhadap protokol kesehatan. 

Hal itu terjadi karena, kekecewaan masyarakat, ketika apa yang dipatuhi dalam menerapkan protokol kesehatan tidak sejalan dengan fakta di lapangan, saat pemerintah masih memperbolehkan warga negara asing masuk. 

Begitu juga dengan tidak transparannya anggaran untuk penanganan pandemi virus Covid-19 tersebut, yang membuat sebagian masyarakat mengatakan disitu adanya celah untuk para pejabat korupsi. Contohnya pada kasus korupsi bantuan sosial Covid-19, yang menjerat menteri, serta contoh lainnya. 

Paradigma Studi Gerakan Sosial Baru pada Ketegangan Struktural (Structural Strain Paradigm) juga memiliki kelemahan dan kekuatan, kamu bisa membaca lebih lengkapnya di sumber referensi tertera dibawah ya.

Kedua, Paradigma Studi Gerakan Sosial Baru : Mobilisasi Sumber Daya (Resources Mobilization Paradigm)

Bagi teoritis mobilisasi sumber daya, tidak jadi soal entah ketegangan struktural eksis secara obyektif atau cuma dalam angan-angan para pengikut sebuah gerakan.

Entah persepsi tentang ketegangan dan tujuan sebuah gerakan nasional atau tidak. Atau bentuk simbolis mana yang diberikan oleh pengikut sebuah gerakan kepada ketegangan yang ada. Namun, yang menjadi pusat perhatian mereka adalah tindakan-tindakan diambil umumnya lebih rasional. 

Paradigma mobilisasi sumber daya memusatkan perhatian gerakan masyarakat pada proses sistem mobilisasi yang terorganisir secara lebih rasional. 

Selanjutnya, juga yang lebih canggih, baik dari segi karakteristik, model-model, bahkan bentuk-bentuk gerakan yang diambil oleh para konstituen sebagai anggota dari gerakan sosial baru pada masyarakat kontemporer. 

Secara umum elemen-elemen kunci dari setiap gerakan ini adalah organisasi organisasi gerakan bukan individu-individu organisasi.

Organisasi ini merupakan penggerak dari sebuah gerakan sosial organisasi-organisasi. Gerakan ini juga mencoba menjangkau para konstituen dan menghimpun para pengikut sebanyak mungkin.

Teori mobilisasi sumber daya membedakan berbagai tingkat dan tipe keterlibatan orang-orang dalam sebuah gerakan.

Dengan membedakan penganut (anggota tetap dan peserta) konstituensi sumber dari sumber sumber daya dan para pencari keuntungan.

Kemudian para individu perlu dimobilisasi untuk mengambil bagian di dalam aktivitas aktivitas yang membentuk bagian dari strategi dan taktik sebuah organisasi gerakan.

Ketiga, Paradigma Studi Gerakan Sosial Baru : Berorientasi Identitas

Paradigma berorientasi identitas lebih menekankan basis perspektif mereka pada soal peranan identitas yang melandasi semangat individu dalam suatu gerakan.

Paradigma berorientasi identitas mengajukan asumsi dan mengurai pokok pertanyaan mendasar seputar pada masalah integrasi dan solidaritas.

Gerakan ini tidak senantiasa mengekspresikan kalkulasi strategis terhadap musuh-musuh ia menggerakkan sesuatu yang lain.

Menurut paradigma identitas bahwa para partisipan menegaskan aksi-aksi mereka bukan dalam kerangka menjadi pengemban nilai-nilai buruh.

Melainkan sebagai manusia secara keseluruhan ada kesepakatan umum bahwa gerakan berorientasi identitas dan aksi kolektif adalah ekspresi pencarian manusia terhadap identitas otonomi dan pengakuan.

Semuanya itu harus dijalankan melalui partisipasi langsung berarti pada rentang yang sama para aktor tersebut sudah membangun dan mengakui kolektivitas.

Seperti perserikatan dan partai-partai politik secara umum menghampiri penggunaan rasionalitas instrumental strategi sebagaimana halnya yang telah diajukan oleh paradigma mobilisasi sumberdaya sebelumnya.

Kesimpulannya bahwa partisipasi langsung para aktor pada rentang yang sama telah mengakui kolektivitas yang berarti.

Hasilnya tuntutan mereka bisa di negosiasi dan karakter partisipasinya jadi terwakilkan dan lebih representasional.

Nah itulah tiga paradigma studi gerakan sosial baru yang bisa menambah referensi bacaan kamu seputar memahami bagaimana gerakan sosial berkembang dalam masyarakat itu sendiri, mulai dari pengertian gerakan sosial lama dan baru. Silahkan baca lebih lanjut buku dan jurnal-jurnal terkait lainnya ya guys !

Sumber Referensi Bacaan : 

Buku : Sosiologi Politik Gerakan Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Studi Perlawanan | Penulis : Dr Joni Rusmanto | Edisi 2

ISU GERAKAN SOSIAL BARU : TEMPAT NASI GRATIS BANDUNG | Penulis : Andina Prasetya, Yogi Suprayogi Sugandi | Program Studi Pascasarjana Fisip Universitas Padjajaran | SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, Vol. 3, No.2, Juni 2019

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !