-->

Kelas Sosial Menurut Karl Marx : Memahami Teori dan Pemikirannya

Kelas Sosial Menurut Karl Marx : Memahami Teori dan Pemikirannya
Kelas Sosial Menurut Karl Marx : Memahami Teori dan Pemikirannya

Sosiologi Info - Bagaimana pemikiran Karl Marx tentang kelas sosial ? 

Menurutnya ada dua kelompok utama yang saling bermusuhan ke dalam dua kelas yang saling berhadapan secara langsung, Borjuis dan Proletar. 

Simak ulasan dan penjelasannya untuk memahami teori serta pemikiran dari Karl Marx, berikut ini, yuk baca.

Penulis : Alumnus Sosiologi Universitas Riau (Unri), Sandewa Jopanda

Sekilas Pemikiran Karl Marx

Nama Karl Heinrich Marx atau yang lebih populer disapa Marx oleh para akademisi menjadi salah satu tokoh penting dalam perkembangan sosiologi. 

Beliau menulis manuskrip yang sangat terkenal (Das Capital). Meskipun sebagian karyanya diteruskan oleh Friedrich Engels.

Baca Juga : Teori Kontrol Sosial Travis Hirchi : Faktor Penyebab Kejahatan, Contohnya

Tetapi Marx adalah penggagas yang baik dalam isu-isu perjuangan kelas. Salah satu sumbangsih yang beliau berikan.

Terhadap perkembangan ilmu sosial khusus-nya sosiologi adalah teori kelas sosial atau teori struktur sosial. 

Teori ini termasuk “grand theory” dan masuk dalam teori klasik. Bagaimanakah sebenarnya sejarah dan teori kelas sebenarnya?

Sejarah Kehadiran Kelas Sosial 

Marx sang sosialis menjelaskan keberpihakannya kepada kelas bawah dalam karya-karyanya. 

Isi kajiannya yang bernas seperti The Communist Manifesto dan Das Kapital acapkali berusaha menguraikan pemenuhan kebutuhan.

Yang kemudian mengantarkan manusia menjadi terbagi dalam kelas-kelas sosial. 

Pada pertengahan 1800-an, Marx memperhatikan gelagat kapitalisme yang berpakaian industrialisasi Monopoli industrialisasi menuntut produksi yang lebih tinggi. 

Hubungan dalam proses produksi menyebabkan adanya pembagian kerja. 

Pembagian kerja itu mendikotomi perbedaan antara pemilik alat produksi, dan buruh sebagai aktor yang tidak memiliki alat produksi.

Umanailo (2019), menjelaskan isi das capital yang membagi kelas menjadi tiga, yakni buruh upahan, kapitalis, dan pemilik tanah. 

Dasar dari pembagian kelas ini berdasarkan upah, keuntungan, dan sewa tanah. 

Teori Kelas Sosial

Marx mengemukakan (Umanailo, 2019), dalam The Communist Manifesto, masyarakat terbagi dalam.

Dua kelompok utama yang saling bermusuhan ke dalam dua kelas yang saling berhadapan secara langsung, Borjuis dan Proletar.

Apa itu Borjuis dan Proletar?

Borjuis (Bourgeoisie)

Borjuis merupakan nama dari kelas penguasa/atas, lebih tepatnya mereka yang memiliki peralatan produksi. 

Kepemilikan tersebut menyebabkan mereka menguasai arena industri, mengatur kelas di bawah mereka yang umumnya diisi para buruh. 

Marx (Umanailo, 2019) membagi kelas borjuis menjadi dua, yakni sebagai berikut. 

Kelas Borjuis kecil, yakni sekumpulan borjuis yang berprofesi sebagai pengusaha toko, pengrajin kecil.

Dan semacamnya yang kegiatannya lebih minim dan jumlah tenaga kerjanya tidak banyak. 

Kelas Borjuis dominan, yakni kelas yang diisi kapitalis dan perusahan besar, dengan modal yang besar.

Penyerapan buruh tenaga kerja (juga pengeksploitasian) secara besar-besaran, kegiatan produksinya jauh lebih banyak. 

Kaum borjuis ini juga banyak jenisnya, mereka ini adalah orang-orang yang menggunakan berbagai propaganda agar mengelabui kaum proletar. 

Misalnya penggunaan kontrak atau perjanjian kerja. Kontrak ini terlihat merupakan kejelasan akan hak dan kewajiban si pekerja/buruh. 

Nyatanya, kontrak tersebut adalah jebakan yang mengatur kinerja pekerja, baik teknis, perilaku, dan target produksi. 

Pengaturan dalam berbagai sisi di pekerjaan, menyebabkan makin beratnya beban dan penderitaan kaum proletar.   

Proletar (Proletariat)

Proletar merupakan kelas yang diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki alat produksi apalagi modal, sehingga bekerja mengabdi pada industrialisasi. 

Tekanan atas tuntutan kerja yang sama menyebabkan kelas ini merasa senasib sepenanggungan.

Para kelas bawah ini hidup dalam kesusahan akibat sistem kapitalis yang ada. Buruh-buruh yang bekerja di sektor industri pabrikan menjadi terkotak-kotak dalam pekerjaan mereka. 

Dari sini pula keahlian mereka kemudian disadap oleh label perusahaan, konsep tersebut kemudian disebut alienasi. 

Alienasi adalah kondisi keterasingan individu atau kelompok terhadap tindakan yang mereka lakukan yang tidak mampu mendobrak kekuatan diatasnya. 

Misalnya, setiap barang produksi yang dibuat oleh para buruh sebenarnya memiliki nilai lebih, akan tetapi buruh tersebut mendapat gaji yang tidak sepadan. 

Dia terjebak pada hak cipta yang dimilikinya, dengan label nama industri atau perusahaannya, padahal dia adalah pembuat barang tersebut. 

Dimana terlihat bahwa dia tak mampu mengemasi barang sebagaimana yang dilakukan oleh perusahaan karena tak memiliki modal. 

Sesuai dengan materialisme historis yang dijelaskan diawal tulisan ini, Marx mengatakan adanya pembagian kerja.

Hal ini juga menyebabkan para pekerja hanya mengerjakan satu aktivitas saja sepanjang hari, misal bagian pengecek barang, bagian pewarna barang, bagian pengemas barang, dll. 

Kondisi ini memotong keahlian orang-orang dan menerjunkan orang-orang dalam kebosanan. Inilah eksploitasi kapitalisme yang terjadi di dunia industri. 

Para pencuri, pedagang kecil yang tak jelas, gelandangan, tunawisma, dan sebagainya juga merupakan hasil dari ketidakberdayaan.

Kelas bawah atas hegemoni pemilik modal dan pemilik alat produksi. 

Mereka ini disebut “Lumpen Proletariat”, orang-orang yang lebih kecil upahnya dari kaum proletar. 

Pertentangan antara kelas Borjuis dan Proletar tidak terlepas dari isi materialisme historis, seperti yang penulis jelaskan diatas. 

Atas ketidakberdayaan Proletar maka Marx memotivasi masyarakat kelas bawah tersebut untuk melakukan revolusi sosialis agar tak ada lagi kapitalisme. 

Revolusi ini lebih bertujuan untuk membongkar sistem atau aturan klasik dalam berbagai pekerjaan di sektor manapun, terutama industrialisasi. 

Perubahan paradigma itu digesa oleh marx, dia menyampaikan bahwa keberadaan manusia bukan atas fakta kelahirannya.

Apalagi gagasan kreatif dan daya cipta yang dimilikinya, tetapi dihitung berdasarkan faktor ekonomi yang mampu membuatnya bertahan hidup. 

Maka, dia pun mengusulkan perubahan ekonomi liberalis menjadi ekonomi marxis yang kini kita kenal. 

Cita-cita Marx tak hanya merubah sistem ekonomi, jauh dari itu dia hendak menciptakan suatu masyarakat yang tak perlu bertentangan lagi.

Karena ketidakadaan modal atau ketidak milikan akan alat produksi.

Penghargaan terhadap kerja para buruh harus sama dengan apa yang mereka hasilkan, kontrak tidak lagi kaku, dan lain sebagainya. 

Ketika semua itu telah terwujud, masyarakat tak mengakui lagi struktur kelas, maka sosialisme pun ada muncul dalam sistem ekonomi tersebut. 

Sehingga kepemilikan kolektif atas suatu alat produksi dan modal, tersebut memberikan keuntungan yang lebih kepada kaum proletar. 

Tidak ada lagi eksploitasi karena mereka mampu memanajemen secara mandiri kerja industri. 

Inilah yang kita kenal dengan masyarakat tanpa kelas. Meski utopis, nyatanya banyak serapa dari karya Marx yang membuat sistem sosialis baru.

Semisal dalam politik, dimana kebijakan politik tersebut mengakibatkan kepemilikan modal dan alat produksi penuh atas nama negara dan diperuntukkan kepada rakyat.  

Demikianlah teori kelas sosial ala Marx. Semoga membantu!

Nah itulah sekilas penjelasan mengenai Kelas Sosial Menurut Karl Marx : Memahami Teori dan Pemikirannya. 

Sumber Referensi :

Umanailo, M. C. B. (2019). Pemikiran-pemikiran Karl Marx.

Bahari, Y. (2010). Karl marx: sekelumit tentang hidup dan pemikirannya. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, 1(1). Hlm. 1-9.

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !