-->

Teori Hegemoni Antonio Gramsci dan Contoh Kasusnya

Apa itu Teori Hegemoni Antonio Gramsci. Berikut ini penjelasan dan contoh kasusnya.
Teori Hegemoni Antonio Gramsci dan Contoh Kasusnya

Sosiologi Info - Apa itu Teori Hegemoni Antonio Gramsci. Pernah mendengar atau membacanya ? Berikut ini penjelasan dan ulasan mengenai topik tersebut, dan contoh kasusnya. 

Penulis : Alumnus Sosiologi Universitas Riau (Unri), Sandewa Jopanda

“Keputusan dalam sidang atau aturan yang keluar darinya belum tentu sebuah kebenaran. Karena putusan sidang diambil dari suara terbesar bukan suara terbenar”. 

Premis itu penulis buat untuk menggambarkan keadaan sederhana dari penjabaran teori Gramsci. Pernahkah pembaca mendengar tentang hegemoni.

Apa Sebenarnya Hegemoni ?

Antonio Gramsci adalah pemikir asal Italia yang lahir tanggal 22 Januari 1891. Gramsci tak banyak menulis buku (Catatan dari Penjara, Prison Notebook)

Tetapi banyak gagasan pemikirannya dimuat media massa seperti The Modern Prince and Other Political Writing, Selection from the Prison Notebooks.

Letters from Prison, Selection from Political Writing, Selection from Cultural Writing, dan lain sebagainya (Siswati, 2017).

Gramsci salah satu penikmat marxisme sehingga tidak heran dia menjadi seorang sosialis juga dikemudian hari. 

Beliau pernah dipenjara akibat tindakannya yang memilih untuk memperjuangkan posisi penting kelas bawah. 

Sikapnya yang lebih sosialis dimulai dari kritik-kritik terhadap terhadap determinisme ekonomis. Kreativitas masyarakat menjadi tumpul hanya dengan mengandalkan keruntuhan kapitalisme. 

Sehingga menurutnya, ketidakberadaan inisiatif aksi politik hanya akan membuat sikap cuek dan menerima apapun kebijakan yang ada (Gramsci : Sikap Pasif). 

Pasif inilah yang gagal membesarkan partai sosialis. Tetapi dia keburu ditahan dan setelahnya divonis oleh Pengadilan Italia selama 20 Tahun.

Gramsci seorang intelektual yang enggan menyia-nyiakan hidupnya tanpa berdampak. Setelah diizinkan menulis di balik jeruji.

Maka akhirnya dia menghasilkan karya yang telah penulis sebutkan diawal. Berikut teori hegemoni Gramsci.

Memahami Teori Hegemoni Antonio Gramsci

Hegemoni Gramsci bermulai dari marxisme itu sendiri. Pandangan Marx dan Engels tentang ekonomi yang merupakan struktur dasar mempengaruhi struktur ekonomi. 

Dari sini dia beranggapan itu pula yang menjadi hambatan dalam lahirnya sosialisme. Dia menyebut pandangan ekonomisme ini merupakan determinisme ekonomis. 

Akibatnya masyarakat menjadi pasif dan hanya menanti-nanti kejatuhan kapitalisme. 

Hal ini terlihat dari pemerintahan Italia. Dia Pun memulai titik teoritisnya dari asumsi kelas sosial dan orang-orang yang ada di dalamnya.

Biasanya mendominasi atau menguasai kelas lain di bawahnya dengan kekerasan atau sikap persuasif. Inilah yang kita kenal dengan hegemoni (menghegemoni).

Tetapi hegemoni juga bukan merupakan hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan 

ideologis (Sugino, 2003). Jadi pada dasarnya hegemoni itu tidak terlihat karena telah di strukturisasi dalam kelembagaan.

Atau instansi atau alat lain yang dimanfaatkan untuk mengolah suatu persepsi sebagaimana mestinya. 

Masyarakat akan menganggap suatu masalah dalam pandangan yang telah ditentukan. Hematnya invisible design.

Penulis pun harus berulang kali mempelajari mengenai Gramsci karena hal ini memang berkaitan.

Dengan banyak sekali sistem/institusi dasar seperti ekonomi, politik, bahkan dalam pendidikan. 

Hegemoni lekat dengan kita tetapi seperti yang diungkap Gramsci, refleksi kehadirannya jarang kita anggap. 

Teori Gramsci ini kemudian tidak hanya dipakai oleh para sosiolog, karena keterkaitannya dengan sistem sosial dasar yang secara global ada dimana-mana.

Jurusan lain seperti Hubungan Internasional, Sastra, Ekonomi, Agama, dan sebagainya juga menggunakan-nya dalam analisa mereka. 

Contoh Fenomena Sosialnya

Berikut ini penjelasan contoh dari pemahaman Teori Hegemoni Antonio Gramsci, yaitu :

Contoh  : 

Penggunaan CCTV (E-Tilang) di jalan raya perkotaan sebenarnya bentuk hegemoni pemerintah atas pengguna jalan raya. 

Dimulai dari sosialisasi yang menggunakan isu polisi yang tidak humanis dalam menilang akan terhindarkan. Padahal nyatanya ada saja alternatif menilang tanpa izin. 

Kemudian mempersuasi masyarakat akan bentuk kota modern yang seolah indikator kota modern adalah dengan CCTV (E-Tilang).

Sementara CCTV pemantau kejahatan, fasilitas publik tidak dianggap sebagai kemajuan. Aturan E-Tilang tersebut kemudian dibumbui serangkaian aturan hukum. 

Ujung-ujungnya ketika negara gagal menertibkan (mengambil pajak dari tilang tersebut) karena ketidakmampuan.

Alat perekam membaca plat nomor, negara kemudian memerintahkan perubahan warna dasar plat menjadi putih, dan warna nomornya menjadi hitam. 

Sumber Referensi:

Siswati, Endah. 2018. “Anatomi Teori Hegemoni Antonio Gramsci”. Translitera: Jurnal Kajian Komunikasi Dan Studi Media, 5(1), Hlm. 11-33

Sugino, Muhadi Sugino. 2003. Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !