Pengertian Paguyuban dan Patembayan Menurut Ferdinand Tonnies Beserta Contoh Fenomena Sosialnya
Sosiologi Info - Apa itu pengertian paguyuban? Apa pula yang disebut dengan pengertian patembayan?
Lalu apa saja contoh-contohnya? Simak penjelasannya berikut ini! Pengertian Paguyuban dan Patembayan Menurut Ferdinand Tonnies Beserta Contoh Fenomena Sosialnya.
Sekilas Tentang Ferdinand Tonnies
Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness (Soekanto, 2017). Manusia kemudian menciptakan kelompok-kelompok untuk dapat bekerja sama.
Kelompok-kelompok ini pun berinteraksi hingga menjadi masyarakat. Disiplin sosiologi menjelaskan berbagai kelompok-kelompok sosial sesuai dengan ciri atau kesamaan fungsi.
Salah satu yang merupakan kelompok sosial adalah kelompok yang diungkap Ferdinand Tonnies (1855-1936).
Sebelum kita membahas paguyuban dan patembayan, ada baiknya kita membaca sedikit biografi Ferdinand Tonnies berikut.
Ferdinand Tonnies bernama lengkap Ferdinand Julius Tonnies yang lahir pada 26 Juli 1855 di Oldenswort, Schleswig, Jerman Timur. Ia meninggal pada 9 April 1936.
Ia merupakan sosiolog asal Jerman yang pertama kali mencetuskan suatu klasifikasi kelompok sosial yang kita kenal dengan Paguyuban dan Patembayan (Gemeinschaft und Gesellschaft).
Tonies meraih gelar doktornya di Universitas Tubingen (1877). Ia kemudian menjadi dosen di Universitas Kiel hampir selama pengabdian akademisnya.
Beberapa karya Ferdinand Tonnies adalah sebagai berikut :
1. Gemeinschaft und Gesellschaft (1887)
2. Introduction to Sociology (diterbitkan seusai dia tiada 1937)
3. Sociological Studies and Criticism (diterbitkan setelah dia tiada. 3 jilid, 1952)
Memahami Pengertian Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Paguyuban dan Patembayan bisa dikatakan merupakan karya Tonnies yang paling dikenal, bermanfaat bagi disiplin sosiologi.
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batiniah dan alamiah.
Dasar hubungan ini ialah rasa cinta dan kesatuan bati, biasanya dipengaruhi perasaan, simpati dan kepentingan bersama.
Bentuknya dapat dijumpai di keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga. Paguyuban mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu; intim, privasi, eksklusif.
Ada tiga bentuk paguyuban menurut Tonnies yakni sebagai berikut :
1. Paguyuban ikatan darah (Gemeinschaft by blood)
Paguyuban ikatan darah adalah paguyuban jenis ini didasarkan ikatan darah yang sama.
Contoh: paguyuban marga Siregar di Jakarta, Grup keluarga keturunan pahlawan, dan lain lainnya.
2. Paguyuban karena tempat (Gemeinschaft by place)
Paguyuban karena tempat adalah didasarkan pada tempat tinggal yang sama atau asal daerah yang sama.
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga, paguyuban mahasiswa Minang di Riau, Ikatan mahasiswa pelajar Papua di Jakarta, dan lain lainnya.
3. Paguyuban karena jiwa-pikiran (Gemmeinschaft by mind)
Paguyuban karena jiwa-pikiran adalah paguyuban ini didasari pikiran dan hati yang terpaut meskipun tidak memiliki ikatan darah maupun asal tempat tinggal yang sama.
Contoh: PPI Indonesia di berbagai negara, mereka menggunakan slogan “salam 24 jam!” Karena berbeda waktu dan tempat.
Tetapi mereka dapat berinteraksi dengan teknologi yang ada, mempunyai visi merepresentasikan Indonesia yang baik dan unggul di mata dunia.
Sementara, patembayan atau gesellschaft merupakan kehidupan bersama yang ikatannya lahir, jangka waktunya pendek.
Bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis.
Hubungan ini hanya berisi kepentingan dan tidak permanen. Ciri patembayan ialah formal, inklusif, publik.
Patembayan ini biasanya berisi kelompok atau organisasi profesi, tempat kerja, dan sebagainya. Misalnya ikatan IDI, Ikatan IBI, ikatan buruh, Koperasi Pabrik, dan lain lainnya.
Catatan Tambahan
Tonnies juga menyebut dua istilah kemauan asadi dalam kehidupan manusia yaitu wesenwille dan kurwille.
Wesenwille adalah bentuk kemauan manusia yang alami. Wesenwille menitikberatkan pada perasaan dan akal. Sedangkan kurwille merupakan kemauan
yang didasari oleh cara berpikir oleh akal. Titik berat kurwille ditunjukkan oleh pikiran rasional mengenai tujuan-tujuan tertentu.
Wesenwille selalu menimbulkan paguyuban, sedangkan sebaliknya kurwille selalu menimbulkan patembayan (Upe, 2010)
Nah, itulah Pengertian Paguyuban dan Patembayan Menurut Ferdinand Tonnies Beserta Contoh Fenomena Sosialnya dan sedikit ulasan mengenai sang teoritisi. Semoga bermanfaat!
Penulis Artikel : Sandewa Jopanda
Referensi Sosiologi.Info :
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Upe, Ambo. 2010. “Tradisi Aliran Dalam Sosiologi”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.