-->

Pengertian Ejaan, Sejarah Ejaan di Indonesia, Ruang Lingkup dan Latihan Soal

Pengertian Ejaan, Sejarah Ejaan di Indonesia, Ruang Lingkup dan Latihan Soal
Pengertian Ejaan, Sejarah Ejaan di Indonesia, Ruang Lingkup dan Latihan Soal

Sosiologi Info - Berikut ini adalah pembahasan tentang pengertian ejaan, sejarah ejaan di Indonesia, dan ruang lingkup serta latihan soalnya.Pengertian Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisah dan penggabungannya suatu Bahasa).

Sejarah Ejaan Di Indonesia

Dalam buku yang berjudul Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi yang dikarang oleh Prof. Dr. H. Zaenal Arifin, M. Hum Bersama dengan Drs.  S. Amran Tasai, M. Hum. 

Keduanya memaparkan cukup lengkap mengenai perjalanan perkembangan ejaan yang terdapat di Indonesia, mulai dari ejaan yang pertama, yaitu ejaan van Ophuijsen hingga PUEBI.

> Ejaan van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901 yang merupakan ejaan Bahasa Melayu dengan huruf latin. 

Van Ophuijsen merancang ejaan tersebut dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’mur dan Mohammad Taib Soetan Ibrahim. 

Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut;

1. Hruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti jang, sajang, dan pajah .

2. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti, goeroe, itoe, dan oemoer.

3. Tanda diakritik yaitu koma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti ma’moer, ‘akal, ta’, dinamai’.

> Ejaan Soewandi ditetapkan pada 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen. 

Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut;

1. Huruf oe diganti u seperti pada guru, itu, dan umur.

2. Bunya Hamzah dan bunyi sentak tulis dengan huruf k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, dan rakyat.

3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, seperti pada kata anak2, berjalan2, dan kebarat2-an.

4. Imbuhan yang berawalan di- dengan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Seperti kata depan dirumah, dikebun disamakan dengan imbuhan awal di- pada ditulis, dikarang.

> Ejaan Melindo kependekan dari ejaan Melayu Indonesia merupakan kensep ejaan Bersama antara Indonesia dengan Malaysia. 

Pada akhir tahun 1959, sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail sebagai ketua) menghasilkan konsep ejaan tersebut. 

Perkembangan politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.

> Pedoman EYD (Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, yang pada saat itu dijabat oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972. 

Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57 tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan tersebut. 

Karena penuntun itu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Dengan surat keputusan tanggal 12 Oktober 1972 No. 156/P/1972 (Amran Halim sebagai ketua), Menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi.

Edisi revisi dikuatkan dengan Surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, pada 9 September.

> Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan EYD;

1. Perubahan huruf misalnya, dj: djalan, djauh menjadi j : jalan, jauh. Dan j: pajung, laju menjadi y: payung, kayu.

2. Huruf-huruf sebagai kata pinjaman asing diresmikan pemakaiannya misalnya, f; maaf, fakir. v; valuta, universitas

3. Penulisan kata Di- dan Ke- sebagai awalan dan kata depan dibedakan misalnya, di-(awalan); ditulis, dibakar, dilempar. Di-(kata depan) ; di kampus, di rumah, di jalan.

4. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf tidak boleh dengan angka misalnya, anak2; anak-anak.

Ruang Lingkup Ejaan

1. Pemakaian huruf berbicara tentang masalah yang mendasar dari suatu Bahasa yaitu abjad, vocal, konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri.

2. Penulisan huruf berbicara  tentang jenis huruf yang digunakan, seperti huruf kapital dan huruf miring.

3. Penulisan kata berbicara tentang bagaimana cara penulisan kata bermorfem tunggal dan kata yang bermorfem banyak beserta unsur-unsur kecil dalam Bahasa.  

Latihan Soal

1. Jelaskan pengertian dari ejaan!

Jawabannya : 

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisah dan penggabungannya suatu bahasa).

2. Jelaskan sejarah ejaan di Indonesia!

Jawabannya : 

Di Indonesia terjadi empat kali perubahan ejaan. Yang pertama yaitu ejaan van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901. Yang merupakan ejaan Bahasa Melayu dengan huruf Latin.

Kedua ejaan Soewandi ditetapkan pada 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan sebelumnya. Selanjutnya yaitu ejaan Melindo yang tidak pernah diresmikan dikarenakan perkembangan politik.

Yang terakhir yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, yang pada saat itu dijabat oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972.

3. Mengapa ejaan itu penting di dalam penulisan? 

Jawabannya : Untuk mempertegas atau menyamakan Bahasa yang digunakan. 

Dalam penulisan ejaan juga penting karena memiliki aturan dimana tidak hanya membuat tata Bahasa dan mengatur penggunaan Bahasa dalam berbahasa Indonesia.

Demikian pembahasan tentang pengertian ejaan, sejarah ejaan di Indonesia, dan ruang lingkup serta latihan soalnya. Semoga bermanfaat ya !

Penulis oleh Ach. Homaidi

Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Sosiologi

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !