Contoh Perubahan Sosial Pada Generasi Z di Dunia Kerja
Contoh perubahan sosial pada generasi Z di dalam dunia kerja terjadi pada era modern saat ini. Tentunya akibat dari berkembangan teknologi dan informasi yang pesat.
Lalu bagaimana analisisnya perihal generasi z yang memasuki dunia kerja pada era modern sekarang ?
Selanjutnya untuk memahami ulasan pada artikel kali ini, silahkan baca dengan saksama pembahasannya di bawah ini.
Contoh Perubahan Sosial Pada Generasi Z di Dunia Kerja, Ini Analisisnya
Namun, sebelum memahami pembahasan topik di atas, ada baiknya sobat membaca tentang generasi z di bawah ini, yuk baca.
Mengenal Generasi Z
Generasi Z, yaitu yang lahir pada tahun 1995 hingga 2012 telah melampaui Baby Boomers dalam angkatan kerja.
Sosiologi Info – Lebih lanjut generasi ini memiliki dampak yang lebih besar dalam labor market dan kultur dunia kerja yang tentu berbeda dengan generasi sebelumnya.
Kemudian, Gen Z merupakan satu-satunya generasi yang menunjukkan pertumbuhan pada pasar dunia kerja.
Selanjutnya, Gen Z yang biasa disebut juga sebagai generasi digital telah menambahkan variasi lapangan kerja yang tidak hanya di ikat oleh pekerja institusional.
Misalnya, seperti pegawai negeri, alat negara, hingga karyawan pada perusahaan.
Pekerjaan Gen z telah melebar kepada ranah yang lebih luas seperti industri kreatif media sosial, sociopreneur, investor, pekerjaan jarak jauh, dan lain sebagainya.
Makna Bekerja Generasi Z
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z mulai mendefinisikan makna bekerja tidak lagi seperti sebuah kantor, seragam, serta waktu kerja yang rigid.
Banyak Gen Z yang mengidamkan pekerjaan dari manapun (work form anywhere) dengan pengaturan jam kerja sendiri dan seragam.
Media sosial juga dijadikan sebagai sebuah workspace bagi Gen Z dalam mencari penghasilan. 64% Gen Z telah merencanakan monetisasi konten di media sosial.
Bekerja di dalam media virtual adalah salah satu pekerjaan yang di inginkan oleh Gen Z di karenakan mereka kurang nyaman berinteraksi secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat.
Walaupun demikian, terdapat perbedaan yang signifikan mengenai pekerjaan melalui media sosial.
Sebanyak 87% Gen Z tetap menyetujui untuk mencari pekerjaan yang lebih jelas sebagai pekerjaan penuh waktu.
Serta sosial media sebagai sampingan dikarenakan dorongan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan serta kesadaran bahwa bekerja melalui media sosial penuh dengan ketidakpastian.
Algoritma media sosial juga membuat Gen Z harus berani untuk bertindak out of the box, bahkan mungkin mendobrak nilai-nilai normatif jika ingin mendapat engangement yang tinggi dalam membuat konten.
Generasi Z Profesional Muda
Gen Z merupakan gelombang terbaru para profesional muda yang memasuki dunia kerja. Melebihi jumlah milenial pendahulu mereka, kelompok ini akan mencapai empat puluh persen populasi pekerja dan konsumen pada tahun 2020.
Dua puluh delapan persen manajer milenial memandang Gen Z, meragukan kemampuan mereka untuk merekrut, mempertahankan, dan melatih mereka.
Gen Z adalah pekerja keras – aset bagi pemberi kerja – tetapi dalam hal perekrutan dan mempertahankan, apa yang penting bagi pencari kerja yang masuk ini? Kami telah mengumpulkan hasil dari beberapa survei untuk mencari tahu.
Saat kami mengambil wawasan dari preferensi dan perilaku generasi terbaru kami yang memasuki dunia kerja, kami juga perlu melihat bagaimana “pekerjaan” itu sendiri berubah dan berkembang.
Realitas baru yang di hasilkan oleh kekuatan perubahan ini memberi kita pertanyaan rumit untuk di pertimbangkan, termasuk etika seputar kolaborasi manusia-mesin.
Selanjutnya, bagaimana merencanakan karir 50-60 tahun, dan bagaimana kita melepaskan organisasi melalui rangkaian sumber bakat.
Apa yang Gen Z inginkan adalah melakukan pekerjaan yang bermakna dengan rasa otonomi dan fleksibilitas serta keseimbangan kehidupan kerja dan bekerja dengan orang-orang yang bekerja secara kolaboratif.
Generasi Z Perjuangkan Haknya
Gen Z sebagai tenaga kerja telah memiliki kesadaran untuk memperjuangkan hak-hak di dunia kerja.
Misalnya seperti isu senioritas walau masih banyak stretotipe Gen Z sebagai generasi yang lemah.
Hal ini di sebabkan karena Gen Z telah dibentuk oleh pergolakan politik dan ekonomi yang berkelanjutan.
Secara global misalnya, banyak dari mereka tumbuh setelah serangan terhadap World Trade Center di New York City yang menyebabkan perang di Irak dan Afghanistan.
Kemudian, di ikuti oleh Resesi Hebat, pandemi global, demonstrasi tentang masalah rasial dan pemberontakan pemerintah.
Mempertahankan kepercayaan pada otoritas dan institusi yang di maksudkan untuk mengelola masyarakat, sebagai akibatnya, bisa jadi sulit.
Selain itu, Gen Z memiliki alat digital untuk meneliti perusahaan pada tingkat yang tidak bisa di lakukan oleh generasi sebelumnya.
Alvarado ingat pernah menonton video TikTok tentang wawancara kerja yang menginstruksikannya untuk selalu menyiapkan pertanyaan.
Setelah di pekerjakan, mereka adalah aktivis. Mayoritas dari mereka memandang kapitalisme secara negatif, tetapi mereka secara aktif bekerja untuk memperbaiki sistem.
Gen Z juga memimpin gerakan sosial era digital. Misalnya seperti penggerak serikat pekerja dan membuat TikTok mendidik tentang praktik perburuhan yang tidak adil.
Akhirnya itulah pembahasan tentang Contoh Perubahan Sosial Pada Generasi Z di Dunia Kerja, Ini Analisisnya.
Penulis : Indah Sari Rahmaini | Dosen Departemen Sosiologi Universitas Andalas