-->

Contoh Pengaruh Media Sosial di Era Digital Pada Remaja

Contoh Pengaruh Media Sosial di Era Digital Pada Remaja Kasus Bunuh Diri.
Contoh Pengaruh Media Sosial di Era Digital Pada Remaja

Berbagai contoh pengaruh media sosial di era digital pada ramaja saat ini telah memberikan efek dan dampak.

Mulai dari dampak yang positif hingga negatif, akan terjadi di dalam proses penerimaan nilai-nilai baru dan pengaruh informasi tersebut. 

Sosiologi.info - Beberapa contoh, salah satunya perihal bunuh diri yang terjadi di dunia, hingga di Indonesia.

Kasus Bunuh Diri di Dunia

Bunuh diri telah menjadi hal yang umum bagi banyak remaja dan dewasa muda saat ini; dan trennya menunjukkan bahwa masalah ini terus meningkat setiap tahunnya. 

Berdasarkan WHO Global Health Estimates 2021, jumlah kasus bunuh diri di Indonesia pada tahun 2019 adalah 6.544. 

Age standardized suicide rates pada semua usia (per 100.000 penduduk) adalah 2,6 dan terkesan underreported. 

Terdapat peningkatan global dalam angka bunuh diri di kalangan remaja, dengan laporan di AS pada tahun 2020 menunjukkan peningkatan sebesar 57,4% dari tahun 2007 hingga 2018. 

Di India, data NCRB menunjukkan peningkatan yang konsisten dalam angka bunuh diri tahunan di kalangan remaja, seperti bahwa 10.159 siswa meninggal karena bunuh diri pada tahun 2018. 

Penelitian menunjukkan bahwa ada dua sisi mata uang dan kita perlu memiliki pandangan yang seimbang mengenai dampak internet dan media sosial terhadap kesehatan mental remaja. 

Pew Research mengeksplorasi pendapat remaja tentang penggunaan media sosial dan menemukan bahwa 31% remaja menganggap media sosial sebagai alat yang hebat.

Misalnya untuk berkomunikasi, mengekspresikan seksualitas dan identitas, mengakses informasi, dan mengeksplorasi minat. 

Ini adalah sumber penting untuk menumbuhkan rasa kebersamaan di kalangan remaja, yang sangat relevan di masa sekarang.

Efek Penggunaan Media Sosial

Penting untuk dicatat bahwa efek ini berubah ketika Anda memeriksa bagaimana seorang anak menggunakan media sosial, dan seberapa sering. 

Penyebab paling umum dari tekanan emosional dan masalah kesehatan mental muncul sebagai akibat dari gangguan terhadap rutinitas kehidupan, gangguan tidur, cyberbullying, dan viktimisasi. 

Remaja lebih rentan terhadap dampak terhadap harga diri mereka karena tekanan terus-menerus untuk menyesuaikan konten demi popularitas.

Kemudian, meningkatkan penampilan fisik, dan menampilkan bagian-bagian kehidupan mereka yang dapat diterima secara sosial atau lebih unggul dari orang lain. 

Pengaruh-pengaruh ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis terhadap penampilan, citra tubuh, membandingkan status sosial dan posisi hidup.

Dimana yang pada gilirannya mengarah pada perilaku berisiko tinggi dan impulsif termasuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.

Ciri-ciri kepribadian individu yang dapat meningkatkan risiko termasuk kemampuan buruk dalam menangani penolakan dan kegagalan.

Selanjutnya, kebutuhan akan kepuasan instan, dan keinginan untuk mencapai atau melampaui suatu aktivitas. 

Bahayanya Media Sosial

Paparan digital memberikan kebebasan berekspresi dan anonimitas.

Namun memiliki risiko lingkaran setan yang tidak pernah berakhir yaitu “perlu untuk menyenangkan” dan “perlu diberi informasi”. 

Apa contoh terbaiknya selain COVID yang mengajarkan kita bahwa misinformasi yang tersebar melalui media sosial sama berbahayanya dengan virus itu sendiri. 

Inilah salah satu alasan kita sering mendengar tentang sekelompok kasus bunuh diri pada anak-anak dan remaja.

Hal itu yang disebabkan oleh pemicu yang tampaknya sepele seperti tantangan game online atau komentar negatif di postingan media sosial. 

Hal ini secara langsung melukai harga diri dan rasa memiliki yang mudah dibajak oleh dunia maya tanpa adanya lingkaran sosial yang real time.

Kita perlu mengakui bahwa penggunaan media sosial saja tidak cukup untuk meningkatkan risiko bunuh diri. 

Memang benar bahwa anak-anak yang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dengan gadget juga lebih mungkin mengalami konflik di rumah.

Atau di sekolah, penindasan, terisolasi secara sosial, dan menderita kecemasan atau depresi. 

Anak-anak ini sering menghadapi kesulitan dengan kebutuhan emosional akan keterhubungan yang tidak terpenuhi. 

Persepsi ‘kehampaan’ persahabatan dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari cenderung mendapat kompensasi berlebihan dari dunia ‘virtual’, di mana koneksi dan kontak hanya ada dalam genggaman. 

Faktor protektif terhadap bunuh diri termasuk mendapatkan dukungan dan dorongan dari media sosial; merasa terhubung dengan teman.

Kemudian, keterlibatan sosial atau dorongan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial; dan ekspresi pribadi atau kemampuan berbicara dengan bebas. 

Sering kali, pada orang introvert, media sosial dapat meningkatkan identitas, kepercayaan diri, dan kemampuan dalam lebih dari satu cara.

Demikianlah pembahasan tentang contoh pengaruh media sosial di era digital pada ramaja saat ini telah memberikan efek dan dampak.

Penulis : Indah Sari Rahmaini

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !