-->

Pemikiran Ibnu Khaldun : Tiga Generasi Umur Suatu Negara

Menurut Ibnu Khaldun, Ia mengatakan negara adalah suatu mahluk yang lahir, mekar, dan menjadi tua serta akhirnya akan hancur.
Pemikiran Ibnu Khaldun : Tiga Generasi Umur Suatu Negara, Indonesia Bersiap Menuju Kehancuran ?

Sosiologi Info - Menurut Ibnu Khaldun, Ia mengatakan negara adalah suatu mahluk yang lahir, mekar, dan menjadi tua serta akhirnya akan hancur.

Bagaimana Indonesia saat ini, apakah masyarakatnya bersiap untuk menuju kehancuran suatu negara yaitu pada generasi ketiga ? Yuk baca !

Negara menurut Ibnu Khaldun. Tokoh sosiologi yang satu ini memang lebih awal dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat perihal politik, sejarah, sosiologi, dan berbagai pemikirannya tentang negara.

Mempunyai pengalaman dalam bidang politik saat masih membantu sultan dan duta besar beberapa penjabat penting di Tunisia, Maroko, Aljazair, dan Spanyol. 

Ibnu Khaldun telah menuliskan karya-karyanya dan perspektif pemikiran serta pengalamannya dalam buku Muqaddimah yang menjadi karya fenomenal.

Nah itu sekilas saja, untuk lebih lanjutnya kamu bisa membacanya disini : Tokoh Sosiologi Ibnu Khaldun dan Tiga Tingkatan Masyarakat

Lalu, apa pengertian atau definisi negara menurut Ibnu Khaldun ? Ia mengatakan negara adalah suatu mahluk yang lahir, mekar, dan menjadi tua serta akhirnya akan hancur.

Menurutnya negara memiliki umur yang sama dengan mahluk pada umumnya. Ia berpendapat bahwa umur suatu negara ada tiga generasi. 

Tiga generasi itu sekitar umur 120 tahun, yang mana satu generasi dihitungnya dengan umur 40 tahun. Nah, berikut ini tiga generasi umur negara menurut Ibnu Khaldun yaitu :

Generasi pertama, masyarakat pada saat ini menurut Ibnu Khaldun, negara hidup dalam keadaan primitif yang keras, jauh dari kemewahan, dan jauh dari kehidupan kota.

Pada tahapan pertama ini, masyarakat masih tinggal di pendesaan dan padang pasir yang jauh dari kemajuan, dan belum mengenal adanya teknologi.

Contohnya, pada saat Indonesia belum merdeka, dan masih dijajah oleh penjajahan pada masa itu, sehingga membuat perkembangan negara pada tahap pertama ini hidupnya masih primitif.

Generasi kedua, pada saat ini masyarakat telah berhasil merebut dan meraih kekuasaan, serta telah mendirikan negara. 

Sehingga tahapan ini beralih dari kehidupan primitif yang keras menuju kepada kehidupan kota yang penuh dengan kemewahan.

Contohnya, pada saat awal Indonesia merdeka dan berhasil mengusir penjajahan, serta berhasil mendirikan negara Indonesia. 

Perlahan masyarakat menuju kearah perkembangan peradaban yang maju, mulai adanya percepatan pembangunan serta pemerataan pembangunan untuk masyarakat.

Tahapan generasi pertama dan kedua telah berhasil dilewati Indonesia, dan kini mungkin saja masuk pada generasi ketiga atau terkahir suatu negara ?

Generasi ketiga, pada tahapan akhir inilah, negara mengalami kehancuran. Oleh sebab generasi ini masyarakatnya tenggelam dalam kemewahan, penakut, dan kehilangan makna kehormatan, keperwiraan dan keberanian.

Contohnya, bisa kita lihat ya beberapa kasus fenomena sosial masyarakat yang dimana generasi ketiga inilah, masyarakatnya tenggelam dalam kemewahan, baik jabatan, akan harta, dan kedudukan politik.

Serta mulainya masyarakat yang takut, dan banyak tokoh, politisi, dan penjabat yang sudah kehilangan makna kehormatannya, keberaniannya.

Misalnya korupsi yang merajarela, takut terhadap kekuasaan yang hilang, dan tidak berani menegakan hukum kepada para penguasa, dan malah menindas masyarakatnya sendiri.

Apakah generasi ketiga ini akan membuat awalan kehancuran suatu negara terkhususunya di Indonesia ? Mari kita lihat apakah buah pikiran dari Ibnu Khaldun terbukti.

Sumber referensi :

1. Jurnal Pemikiran Ibnu Khaldun Dalam Perspektif Sosiologi Dan Filsafat Sejarah  oleh Abdurrahman Kasdi Dosen STAIN Kudus

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !