-->

Ada Tiga Alasan Kenapa Kamu Harus Memilih Jurusan Sosiologi, Berani Coba ?

Alasan memilih Jurusan Sosiologi karena. Sosiologi memberi kepekaan rasa, kelembutan karsa, dan ketajaman berpikir.
Ada Tiga Alasan Kenapa Kamu Harus Memilih Jurusan Sosiologi, Berani Coba ?

Sosiologi Info - Banyak pelajar, dan semua orang bertanya, apa alasan kamu memilih Jurusan Sosiologi ? Menurut Agung Kresna Bayu, Ia menceritakan alasannya memilih Jurusan Sosiologi karena.

Ia meyakini bahwa Sosiologi dapat memberikan kita pengetahuan dengan kepekaan rasa, kelembutan karsa, dan ketajaman berpikir. Itulah tiga alasan kenapa harus memilih Jurusan Sosiologi. 

Bagaimana lanjutan ceritanya ? Yuk baca dengan seksama !

"Kondisi kemiskinan dan ketimpangan yang terjadi, bukan disebabkan oleh kesalahan individu, melainkan ada sistem besar yang telah mendesainnya, sehingga program-program bantuan sosial bagi masyarakat rentan selalu ada," cerita Agung Kresna Bayu. 


Ilmu pengetahun memiliki tiga hal penting. Namun, persoalan ekonomi, terus menjadi sahabat bagi kami. Kembali lagi, penulis mengalami dilema, sebab keinginan untuk menimbah ilmu di UGM dan jurusan Sosiologi semakin bergejolak. 

Tetapi pada sisi lain, kondisi ekonomi keluarga tidak mendukung untuk dapat merantau. Pada akhirnya, penulis putuskan untuk merantau dan berkuliah di Sosiologi UGM. 

Kondisi latar belakang keluarga dan sebagian masyarakat di tempat tinggal penulis tersebut menjadi penguat untuk dapat berpendidikan tinggi dan mengubah sedikit demi sedikit keadaan yang ada. 

Penulis meyakini pada waktu, bahwa kondisi kemiskinan dan ketimpangan yang terjadi, bukan disebabkan oleh kesalahan individu, melainkan ada sistem besar yang telah mendesainnya, sehingga program-program bantuan sosial bagi masyarakat rentan selalu ada. 

Rasa itu berubah menjadi tekad dan spirit untuk mempelajari sosiologi dan memposisikannya sebagai ilmu pengetahun yang bernilai. 

Hal ini terjawab saat awal kuliah di UGM, bahwa ilmu pengetahun memiliki 3 hal penting yaitu : Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi. 

Sejak itu penulis berharap dan berimajinasi, saat kita berpedoman pada aksiologi atau nilai ilmu sosiologi, kita dapat menggunakan ilmu ini sebagai cara berpikir dan bertindak untuk mengubah keadaan, karena yang pasti dalam hidup selain kelahiran dan kematian adalah perubahan itu sendiri. 

Bepengetahuan dengan Kepekaan Rasa, Kelembutan Karsa, dan Ketajaman Berpikir

Awalnya penulis mengira bahwa ilmu sosiologi sebatas hafalan perilaku yang baik dan buruk di masyarakat. Namun, pandangan ini berubah pasca bertemu dengan dengan guru bimbel sosiologi tadi. 

Ia memberikan penulis dua buku, pertama Teori Sosiologi karya Ritzer, kedua Hanbook Qualitative Research karya Denzin & Lincoln. Buku ini menjadi teman penulis selama menunggu jadwal SBMPTN dan mempersipakan ilmu lain yang diujikan.

Buku pertama yang penulis baca adalah Teori Sosiologi, buku ini menceritakan awal mula kemunculan ilmu pengetahuan sosiologi dan tokoh-tokoh yang berpengaruh.

Saat tiba di bacaan tentang Marx, penulis terhipnotis sebab konteks di dalamnya serupa dengan kondisi keluarga dan lingkungan sekitar. Hal ini semakin menguatkan tekad untuk dapat lebih mendalaminya.

Terlebih waktu itu, penulis belum memiliki teman diskusi untuk berbagi keresahan akan fenomena yang setiap hari penulis saksikan. 

Berbekal pengetahuan dari dua buku tersebut dan warisan buku LKS saat SMA serta pengelaman merayakan hidup waktu itu menjadi dasar awal penulis untuk memilih jurusan sosiologi. 

Memang saat penulis menjalani kuliah sosiologi selama kurang lebih 3,5 tahun, semakin banyak pengetahuan dan pengalaman untuk dapat mengamalkan dan menerapkannya. 

Terutama soal spirit dan nilai yang ada di dalam ilmu sosiologi. Ilmu ini bukan sebatas pengetahuan yang berhenti pada upaya mengetahui sebuah keadaan. 

Namun didalamnya terdapat spirit yang menjadikannya bukan sebatas ilmu pengetahuan tetapi adalah jalan kehidupan. 

Ada satu hal penting yang penulis dapat saat memilih jurusan ini yaitu hadirnya kepekaan rasa yang ternyata dapat didiskusikan dalam dunia akademik.

Ini jarang penulis temui pada ilmu sosial lainnya, selain itu sosiologi memberikan cara pandang yang mengurai akar persoalan termasuk membaca ulang sejarah, sehingga membentuk kita dengan ketajaman berpikir, namun tidak menanggalkan kepekaan rasa serta kelembutan karsa. 

Artikel Part 02

Penulis : 
Agung Kresna Bayu | Alumnus Departemen Sosiologi, Fisipol, Universitas Gadjah Mada (UGM)

Sumber foto : Dokumentasi Agung Kresna Bayu /Istimewa

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !