-->

Media Sosial Ruang Komunikasi Politik Jelang Pemilu di Indonesia

Media Sosial Ruang Komunikasi Politik Jelang Pemilu di Indonesia
Media Sosial Ruang Komunikasi Politik Jelang Pemilu di Indonesia

Berikut ini pembahasan tentang Media Sosial Ruang Komunikasi Politik Jelang Pemilu di Indonesia.

Media sosial bergerak menjadi elemen utama dalam kehidupan manusia. Setiap harinya manusia pada era digital telah terbiasa untuk membagikan aktivitas keseharian dalam media sosial.

Sosiologi Info – Dengan menggunakan fitur yang sangat menarik sehingga algoritma yang tersusun sesuai dengan minat pengguna.

Tidak heran bahwa media sosial tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder, tetapi hampir tidak ada masyarakat digital yang bisa lepas dari pengaruh media sosial.

Media Sosial Keseimbangan Power

Ilmuwan mengusulkan bahwa media sosial memilki potensi yang cukup tinggi untuk meredistribusikan kembali keseimbangan power.

Hal itu dalam mendukung aktor politik yang sebelumnya kurang beruntung, termasuk perempuan dan kelompok minoritas.

Studi ini sebelumnya banyak dilakukan di negara barat saja serta kurangnya studi yang mengkaji tentang negara dunia selatan.

Selain itu, studi tentang bagaimana perempuan menggunakan media sosial untuk tujuan kampanye di Indonesia masih dalam tahap awal.

Karena karya-karya sebelumnya lebih fokus pada membandingkan penggunaan Web 2.0 oleh partai politik.

Media sosial—juga dikenal sebagai Web 2.0—dikatakan berbeda dari alat tradisional Web 1.0

Misalnya seperti situs web pribadi, email, dan pesan teks karena mereka menggunakan komunikasi online dengan cara yang lebih pribadi dan interaktif.

Media sosial juga menawarkan kesempatan yang luar biasa untuk politik untuk meningkatkan komunikasi politik dengan biaya yang sangat rendah.

Sosial media juga menyediakan kesempatan kepada politisi untuk mengontrol penuh kampanya mereka dan meningkatkan komunikasi dua arah dengan para pemilih.

Media Sosial Ruang Komunikasi Politik Jelang Pemilu di Indonesia

Tentunya, tidak seperti pengalaman dengan media tradisional. Indonesia memiliki 215 juta pengguna internet, yaitu urutan keempat terbesar di dunia menurut google.

Sebanyak 3,5 jam per hari orang-orang menghabiskan waktu menggunakan media sosial, dan dan Indonesia hanya di ungguli oleh Filipina dan Brazil.

Dengan demikian media sosial, tidak di ragukan lagi, telah menjadi sangat populer di Indonesia dan seringkali “Facebook adalah internet di Asia Tenggara”.

Tak kalah signifikan adalah Instagram dengan 53 juta pengguna aktif pada 2018.

Penetrasi ini menjadikan negara tersebut sebagai negara terbesar ketiga di dunia, hanya di ungguli oleh Amerika Serikat dan Brasil.

Di sisi lain, popularitas Twitter di Indonesia, diukur dari jumlah addressable audience advertising Twitter, menempati urutan kesembilan dalam daftar global, dengan 6.425.000 akun aktif.

Meskipun jumlah pengguna media sosial di Indonesia signifikan, studi yang menyelidiki dampak media sosial terhadap politik Indonesia masih sedikit

Media Sosial Ruang Komunikasi Politik

Media sosial telah menjadi salah satu ruang online paling penting dalam komunikasi politik.

Namun, sedikit yang mengetahui bagaimana perempuan menggunakan media sosial selama masa kampanye di dunia selatan.

Melalui fokus kepada instagram dan twitter di Indonesia, studi ini menguji bagaimana representasi perempuan menggunakan platform ini selama pemilu legislatif 2019.

Temuan mengusulkan bahwa politisi perempuan lebih cenderung menggunakan Instagram daripada Twitter karena fitur-fitur di Instagram sangat bergantung pada materi visual.

Selain itu, beberapa politisi tetap skeptis dalam menimbang manfaat kampanye digital.

Karena tampilan penuh aktivitas mereka melalui media sosial dapat membahayakan strategi kemenangan mereka.

Studi ini menawarkan wawasan penting tentang bagaimana perempuan di masyarakat non-Barat menggunakan media sosial dengan menerapkan strategi dan pertimbangan yang unik.

Partai telah menggunakan Internet untuk mendapatkan dukungan politik selama pemilu 2014 dan kandidat dengan sumber daya yang lebih baik.

Selanjutnya akan memiliki anggota tim yang menangani kampanye media online dan offline memanfaatkan data Twitter jelang pemilu 2009.

Partai di Indonesia

Kemudian, di temukan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Gerindra, dan PDI-P paling mungkin mengadopsi strategi interaksi rasional-kritis atau mobilisasi.

Lebih lanjut dia mengamati “kehadiran partai-partai di Twitter yang relatif sederhana, menunjukkan bahwa itu tetap menjadi sumber daya yang belum di manfaatkan untuk interaksi partai-konstituen.

Tetapi partai-partai yang telah berkomitmen untuk menggunakan media tersebut telah menemukan tanggapan.

Menggunakan data Twitter seluruh caleg pemenang pemilu legislatif 2014 menegaskan bahwa meskipun Twitter adalah media populer di Indonesia.

Selanjutnya, relatif sedikit politisi yang mengembangkan strategi media yang jelas untuk platform tersebut.

Penelitiannya tidak menemukan pola yang jelas dalam intensitas pengguna Twitter di seluruh negeri.

Misalnya, Papua Barat memiliki persentase kandidat pemenang dengan akun Twitter publik yang sama dengan Jakarta.

Ia juga berpendapat bahwa PKS merupakan partai politik dengan pangsa caleg terbesar yang aktif di Twitter selama masa pemilu (65%).

Sebaliknya, Golkar hanya memiliki 17,6% kandidat pemenang yang aktif di Twitter. Akhirnya itulah pembahasan tentang Media Sosial Ruang Komunikasi Politik Jelang Pemilu di Indonesia.

Penulis : Indah Sari Rahmaini | Dosen Departemen Sosiologi Universitas Andalas

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !