-->

Ada 10+ Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial Serta Contohnya

Menurut ahli Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi/mendasari interaksi sosial, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi.

Ada 10+ Faktor yang  Mempengaruhi Interaksi Sosial Serta Contohnya

Sosiologi Info - Menurut ahli Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi/mendasari interaksi sosial, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, empati, simpati, dan motivasi.

Bagaimana penjelasan awal perihal interaksi sosial menurut para ahli/tokoh bisa dibaca melalui halaman berikut : Pengertian Interaksi Sosial, Memahami Ciri-Ciri dan Contohnya. Yuk baca !

Interaksi Sosial. Sebelumnya kita sudah memahami pengertian interaksi sosial dari beberapa para tokoh/ahli yang menyampaikan pandangannya terhadap interaksi sosial.

Secara sederhana kita mengartikan interaksi sosial adalah hubungan sosial yang terjalin oleh dua orang, atau lebih, baik itu antar individu dan antar kelompok sosial, dan adanya relasi sosial yang menyepakati adanya kerjasama/konflik, serta adanya hubungan timbal balik.

Bisa juga kita artikan interaksi sosial merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan sosialisasi antar individu, maupun antar kelompok masyarakat yang ada, dengan adanya syarat yaitu kontak dan komunikasi sosial.

Interaksi sosial yang dilakukan pasti adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, lalu apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial, berikut penjelasannya. 

Baca Juga : Memahami Tindakan Sosial Max Weber

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial. Kita sudah melewati proses interaksi sosial ini, dan kita melakukannya. Itulah, interaksi yang kita lakukan terjadi secara tidak spontan, melainkan adanya faktor yang mempengaruhi kita.

Menurut ahli Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mendasari atau mempengaruhi adanya interaksi sosial yang kita lakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Imitasi. Tindakan ini adalah menirukan orang lain, seperti meniru sikap, tingkah laku, maupun pada penampilan seseorang tersebut secara fisik. Imitasi ada dua yaitu ada yang positif dan negatif.

Contohnya : Imitasi positif misalnya, pelajar yang menirukan sikap dan tindakan seorang guru yang selalu datang tepat waktu, sikap yang sopan, dan lainnya. 

Sedangkan untuk imitasi negatif, misalnya pelajar yang menirukan gaya rambut, atau penampilan fashion seorang artis yang dandan secara berlebihan, maka lingkungan yang ada disekitarnya akan merespon negatif.

2. Sugesti. Ini adalah memberikan pengaruh atau pandangan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. 

Disinilah proses sugesti atau saling mempengaruhi dan menerima pandangan yang disampaikan tersebut, tanpa berpikir panjang.

Contohnya : Dulu, sosok Soekarno telah berhasil mempengaruhi atau mensugestikan orang banyak terhadap pandangan-pandangannya yang membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia.

Baca Juga : Memahami Dua Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Yuk Baca !

3. Identifikasi. Ini adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain, biasanya kepada orang yang diidamankan atau diidolakannya.

Identifikasi ini merupakan bentuk lanjutan dari proses imitasi dan sugesti yang memiliki pengaruh sangat kuat.

Contohnya : Misalnya penggemar K-Pop Grup BTS, Blackpink, dan sejenisnya, yang sangat mengidolakan artis K-Pop tersebut maka akan merubah penampilan, gaya fashion, rambut, dan hal-hal lainnya.

4. Simpati. Ini merupakan suatu proses dimana seseorang tertarik dengan orang lain, sehingga ia ingin mengertikan pihak lain untuk dapat semakin memahaminya.

Contohnya : Era digital sekarang, seperti di media sosial, kita bisa melihat bagaimana simpati ini muncul dengan hanya menyebarkannya, misalnya ada kasus perampokan atau pembegalan atau pencurian motor, maka seketika kita akan membagikan postingan tersebut di media sosial kita sebagai bentuk simpati kita.

5. Empati. Simpati dan empati bisa dibilang mirip. Tetapi, ada pembedanya, yaitu empati kita benar-benar merasakan hal yang sama dirasakan oleh orang lain tersebut. 

Contohnya : Kejadian tsunami yang pernah terjadi di Indonesia, bahkan tidak hanya masyarakat Indonesia saja yang merasakan kehilangan, kesedihan, duka mendalam, dan lainnya.

Namun, seluruh dunia merasakan hal yang sama karena musibah tsunami terjadi di Indonesia. Bahkan negara lain ikut membantu, seperti sembako, bantuan obat-obatan, bantuan pemulihan infrastruktur, dan lainnya.

6. Motivasi. Ini mirip dengan sugesti yang dapat mempengaruhi, namun lebih kepada pikiran yang rasional.

Pada dasarnya, motivasi yang diberikan mempengaruhi orang lain, namun pada pelaksanaannya diterima oleh yang menerima pesan, dengan tetap menyaring secara kritis, rasional dan dapat dipertanggungjawbabkan.

Contohnya : Misalnya ada seorang dosen atau guru yang memberikan dan menyatakan nilai kita bagus, maka secara langsung kita meresponnya dengan motivasi untuk dapat mempertahankan prestasi itu maupun belajar dengan giat dan semangat lagi.

Sementara, menurut Monks, dkk, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial yaitu :

1. Jenis kelamin. Memang sih ada kecenderungan untuk laki-laki dalam berinteraksi dengan teman sebaya/sejawat yang lebih besar dari pada perempuan. 

Namun, juga tidak menutup kemungkinan ada juga sebagian perempuan yang lebih cenderung dalam melakukan interaksi tersebut. 

2. Kepribadian seseorang. Ada yang mempunya kepribadian yang ekstrovert. Artinya kepribadian ini periang, sering berbicara, lebih terbuka, dan mudah untuk bersosialisasi.

Orang-orang ekstrovert lebih komformitas dari pada introvert.  Komformitas yang artinya suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. (wikipedia.org)

Sementara, introvert memiliki sifat kepribadian pemalu, tidak banyak bicara dan cenderung berpusat pada diri mereka sendiri. (core.ac.uk)

3. Besarnya kelompok. Pengaruh kelompok yang besar menjadi penting dalam melakukan interaksi dengan yang lainnya, secara psikologis memberikan keyakinan dan motivasi untuk memulai adanya interaksi sosial dengan yang lainnya.

4. Keinginan untuk mempunyai status. Nah, ini bisa saja menjadi pengaruh seseorang untuk memulai interaksi sosial. 

Baca Juga : Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya

Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya.

Sehingga ia (individu) akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu pekerjaan.

Menjadi penting untuk dapat menjaga hubungan baik, relasi, dan dapat mempertahankan status ataupun dapat meningkatkan kedudukan seseorang dalam pekerjaannya.

5. Interaksi dalam keluarga (atau orang tua) di rumah. Bisa menjadi pengaruh, suasana rumah yang kondusif, dengan suasana rumah yang tidak kondusif, misalnya keluarga yang sering bertengkar, tidak ada harmonisnya keluarga, dan lainnya.

Nah, hal ini dapat memberikan pengaruh bagaimana seseorang anak akan melakukan interaksi sosial dengan teman-temannya. Bisa saja ia murung, dan merasa takut untuk memulai interaksi tersebut.

Berbeda, ketika kondisi rumah atau keluarga yang harmonis dan menyenangkan, serta kondusif, maka seseorang anak akan lebih tenang dalam melakukan interaksi sosial tersebut dengan teman-temannya.

6. Faktor Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.

Sumber referensi :

Sumber 1

Sumber 2

Sumber 3

Sumber foto : dok.pribadi

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !