-->

Bentuk-Bentuk Interaksi Asosiatif dan Contoh Fenomena Sosialnya

Ada berapa bentuk ya interaksi sosial asosiatif, nah untuk mengetahuinya lebih lengkap, yuk baca !
Bentuk-Bentuk Interaksi Asosiatif dan Contoh Fenomena Sosialnya

Sosiologi Info - Ada berapa bentuk ya interaksi sosial asosiatif, nah untuk mengetahuinya lebih lengkap, yuk baca !

Bentuk interaksi sosial asosiatif yaitu bentuk interaksi sosial yang mengarah kepada hal-hal yang dapat mempererat hubungan sosial dan menghasilkan kerjasama antar kedua belah pihak yang bersangkutan.

Pada interaksi sosial asosiatif lebih kepada bersifat positif yang mengarah kepada kesatuan dan kerjasama kedua belah pihak. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, yaitu :

Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial dari Para Tokoh, dan Contoh Fenomena Sosialnya

Cooperation/Kerjasama. Ada beberapa bentuk dalam kerjasama yang bisa kita lihat pada masyarakat yaitu meliput :

1. Koalisi. Pada bentuk interaksi sosial asosiatif koalisi kita bisa melihat bergabungnya dua atau lebih dari organisasi partai politik yang memiliki kepentingan bersama. 

Contohnya : koalisi pada saat pemilihan umum, baik tingkat presiden, gubernur, walikota, dan bupati, masing-masing pendukung pasangan calon akan membentuk partai-partai pendukung dan pengusung yang tergabung dalam koalisi.

2. Tawar-menawar atau disebut juga bargaining. Pada bentuk interaksi sosial asosiatif ini terjadinya perjanjian tukar menukar barang maupun jasa yang dilakukan oleh dua orang/pihak atau lebih. 

Pada tahapan ini juga terjadinya tawar menawar dari barang dan jasa yang ditawarkan, seperti sumber daya alam, jasa tenaga manusia, dan lainnya.

Contohnya : Ini contoh sederhana, tawar menawar borongan rumah, tukang akan menawarkan jasa kepada pemilik rumah yang hendak melakukan pembangunan rumah. Nah disini akan terjadi saling tawar menawar harga yang cocok diantara dua belah pihak. 

Baca Juga : Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Menurut Para Ahli

3. Kooptasi. Pada bentuk interaksi sosial asosiatif ini adalah sebuah proses penerimaan unsur-unsur yang baru dalam suatu sistem organisasi. Ini bertujuan untuk menjaga stabilitas internal organisasi.

Contohnya : Pada organisasi kelembagaan di kampus, kita akan mendapatkan berbagai ide dan gagasan yang membentuk terciptaan unsur baru dalam kepengurusan, seperti inovasi, karya, yang dilaksanakan secara bersama sesuai visi dan misi bersama yang telah disepakati.

4. Joint venture. Pada bentuk interaksi sosial asosiatif ini umunya kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam proyek tertentu. Tujuan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dari kedua belah pihak.

Contohnya : Pada perusahaan Go-Jek yang bekerjasama dengan mitra-mitra terkait atau perusahaan lain untuk dapat sama-sama meningkatkan pendapatan mereka.

Baca Juga : Ada Enam Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya

Akomodasi. Bentuk interaksi sosial asosiatif ini adalah bagian upaya untuk meredakan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat, baik secara individu, kelompok, dan organisasi. 

Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan dan mencegah terjadinya konflik yang dapat membesarnya suatu pertentangan. Ada beberapa bentuk interaksi asosiatif pada akomodasi yaitu sebagai berikut :

1. Koersi. Pada bentuk interaksi sosial ini adalah bentuk akomodasi yang dipaksakan atau proses bentuk interaksi sosial yang terjadi karena ada paksaan.

Contohnya : Ada dua orang yang sedang berkelahi, namun tidak ada pihak yang melerainya, maka disana akan dilakukan pemaksanaan dan tekanan agar tidak terjadi perkelahaian antara mereka berdua. 

2. Kompromi. Pada bentuk interaksi sosial ini yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan. 

Contohnya : Perjanjian batas-batas wilayah baik antar kabupaten, kota, provinsi maupun di desa-desa, serta contoh perjanjian antar negara lainnya, dengan tujuan agar tidak terjadinya konflik batas wilayah. Disinilah adanya kompromi dari kedua belah pihak.

Baca Juga : Ada 10+ Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial dan Beserta Contohnya

3. Arbitrasi. Pada bentuk interaksi sosial ini yaitu proses akomodasi yang mengundang pihak ketiga yang lebih tinggi kedudukannya untuk membantu penyelesain masalah.

Contohnya : Pada kasus UU Cipta Kerja, bisa kita lihat bagaimana antara karyawan/pekerja dengan perusahaan, maka yang bisa mengambil jalan tengah pada kasus ini adalah pemerintah, baik itu pada penetapan gaji, dan lainnya.

4. Mediasi. Pada bentuk interaksi sosial ini yaitu bentuk akomodasi yang menyerupai arbitrasi. Tetapi adanya pihak ketiga yang hanya berperan sebagai pemberi nasihat dan tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.

Contohnya : Pada kasus ini pernah saya alami di lingkungan rumah, yaitu ada yang selingkuh dalam keluarga itu, maka pihak-pihak yang ikut memediasi yaitu ketua penguruh perumahan, tokoh agama, yang bisa menjadi jalan tengahnya. Namun, tidak bisa mengambil wewenang karena kalau mau cerai ya mengurus di pengadilan agama, pada tahap ini pihak ketiga hanya sebagai pemberi nasihat saja.

5. Konsiliasi. Pada bentuk interaksi sosial ini yaitu upaya untuk mempertemukan kepentingan pihak yang berselisih dan mencari penyelesaian bersama antar kedua belah pihak.

Contohnya : Kasus perselisihan antar desa atau antar suku yang terjadi, maka kedua belah pihak bersangkutan lah yang akan meredekan perselisihan yang ada, dengan kesepatan-kesepakatan yang ada.

6. Toleransi.  Pada bentuk interaksi sosial ini merupakan upaya akomodasi secara informal, dimana masing-masing pihak saling bertoleransi demi pemulihan hubungan yang baik.

Contohnya : Pada contoh ini bisa kita lihat pada kerukunan umat beragama dalam memberikan penghormatan dan menghargai persembahyangan misalnya ada pemeluk beragama Hindu, maka umat beragama lain dapat menghargai proses persembahyangan yang ada.

7. Stalemate. Pada bentuk interaksi sosial ini merupakan bentuk upaya akomodasi dengan menyeimbangkan kekuatan pihak yang terlibat. Dengan berimbangnya kekuatan, penyelesaian permasalahan dapat terjadi dengan sendirinya.

Contohnya : Bisa kita lihat pada konflik As dengan China dalam perang dagang, dan konflik batas wilayah dengan negara tetangga di asia yang merebutkan wilayah di Laut China Selatan.

8. Ajudikasi. Pada bentuk interaksi sosial ini yaitu upaya akomodasi melalui pengadilan. 

Contohnya : Pada saat Pilkada maupun Pemilu jika ada kecurangan atau sengketa maka akan diambil jalan tengah melalui pengadilan yang ada untuk menentukan kebenaran kecurangan tersebut.

Asimilasi. Ini merupakan percampuran dua budaya atau lebih yang mana disertai dengan menghasilkan budaya baru. 

Proses asimilasi ini, adanya budaya baru yang terbentuk berbeda dari budaya yang ada sebelumnya. 

Ada beberapa jenis atau macam asimilasi, yaitu sebagai berikut :

1. Asimilasi Budaya, ketika dua budaya atau sekelompok orang mempengaruhi satu sama lainnya. Contohnya tradisi, adat istiadat, dan praktik keagamaan.

2. Asimilasi Agama, ini bisa kita lihat pada asimilasi adat budaya bali dengan agama Hindu khususnya di Indonesia, maka secara adat dan budaya lah yang paling mempengaruhi umat Hindu di Indonesia terkhususnya Bali.

dan beberapa asmilasi yang lainnya bisa kawan-kawan cari sendiri yah hehehe

Akulturasi. Berbeda dengan asimilasi, percampuran kebudayaan pada model ini (akulturasi) tidak ada budaya yang dihilangkan dan tidak ada budaya baru terbentuk.

Percampuran kedua budaya atau lebih ini tetap saling berinteraksi, tetapi budaya masing-masing tetap dipertahankan keunikannya.

Ada beberapa bentuk atau jenis akulturasi, yaitu :

1. Substitusi merupakan suatu penggantian unsur yang lama diganti dengan unsur yang baru dengan menambah nilai lebih untuk pemakainya.

2. Sinkretisme merupakan unsur budaya yang lama secara bersama dengan unsur budaya baru membentuk sebuah sistem baru. Dari perpaduan ini terjadi pada sistem keagamaan.

3. Penambahan (Addition) merupakan unsur budaya lama yang dilakukan penambahan dengan unsur budaya baru menjadikan ada pemberian sebuah nilai tambah.

4. Penggantian (Deculturation) adalah unsur budaya yang lama hilang diganti dengan unsur budaya baru. Misalnya delman, ataupun andong yang diganti dengan angkot atau angkutan motor.

5. Originasi merupakan adanya unsur budaya yang baru yang tentunya tidak dikenal memunculkan perubahan besar pada kehidupan masyarakat, seperti masuknya listrik ke desa.

6. Penolakan (Rejection) yaitu akibat adanya proses perubahan sosial budaya yang begitu cepat, memberikan dampak negatif yang terjadinya penilaian dari beberapa anggota masyarakat yang tidak siap dan tidak setuju pada adanya proses pencampuran tersebut. Contohnya beberapa orang masih percaya kepada dukun.

Sumber referensi : 1 | 2 | 3

Sumber foto : dok.pribadi

Ikuti Sosiologi Info di Google News, klik disini !